part 5

290 22 6
                                    

Sebulan sudah pasca aku mengikuti ujian SNMPTN dan itu artinya hampir dua bulan sudah Ega dan Flier di Jepang. Semua teman-temanku satu persatu mulai pergi untuk menggapai mimpinya masing-masing. Leo harus kuliah di Medan karena omanya yang sering sakit-sakitan ingin menghabiskan sisa waktunya bersama Leo di sana. Echa, saudara kembar Ega juga sudah keterima kuliah di Bandung lewat jalur undangan. Dan satu-satunya harapanku agar aku tidak kesepian adalah aku dan Lia bisa satu kampus. Jadi setidaknya aku masih punya teman main dan teman curhat.

***
Entah sudah berapa kali aku bolak balik masuk kamar mandi. Padahal aku sendiri tidak melakukan aktivitas sama sekali di dalam. Makanan dari pagi hanya sedikit yang ku sentuh. Bermain basket di halaman rumahpun tak mampu menyingkirkan perasaan gugup dan takutku. Hari ini adalah hari pengumuman aku di terima atau tidak di universitas yang aku pilih.

"Fleo, sudahan dong sayang mainnya. Baju kamu sampai basah seperti itu seperti orang main hujan-hujanan" ujar bunda sambil menyilangkan kedua tangannya di dada

"Fleo sedang stress bun" jawabku sambil terus mendribble bola dan memasukkannya kedalam ring basket

"Bunda tahu. Tapi ayo masuk. Kamu mandi dulu, baru makan. Kamu harus banyak makan, agar kamu kuat menerima kenyataan nanti" ujar bunda yang masih sempat memberi lelucon garing padaku

"Bundaaa..." aku melotot kearah bunda tapi bunda malah terlihat menahan tawanya

"Di dunia ini nggak ada ibu yang doain anaknya nggak sukses. Bunda juga mau melihat kamu sukses seperti Flier. Bunda juga nggak menuntut kamu bisa sepintar Flier, tapi bunda juga nggak mau kamu terlalu malas-malasan. Makanya bunda akan selalu marah saat bunda melihat kamu tidur-tiduran sambil membaca komik sementara Flier sedang berusaha mati-matian belajar. Bunda percaya kamu bisa sukses dengan cara kamu sendiri. Jika seandainya kamu tidak lulus masuk perguruan tinggi nanti, kamu masuk universitas swasta juga bunda nggak masalah. Asal Fleo tahu, bunda dan ayah sayang kamu dan juga Flier. Jadi jangan terlalu banyak beban. Sekarang kamu masuk, mandi dan makan yang banyak. Ingat, kamu butuh asupan makanan yang banyak untuk menerima kenyataan yang berat nanti" ujar bunda panjang lebar

Aku menundukkan kepalaku. Aku tersadar, bunda memang tidak pernah memaksakan kehendaknya untuk menjadikan anaknya menjadi seperti apa yang dia inginkan. Saat meminta ikut les bela diri awalnya juga menolak, tapi setelah juara di turnamen waktu kelas 4, bunda tak henti-hentinya menciumiku karena bangganya. Bunda memang terlihat marah sekali kalau aku malas belajar dan terlalu sibuk dengan kesenanganku tanpa mempedulikan nilai sekolahku.

Sebuah air mata jatuh dari pelupuk mataku. Aku terharu mendengar kata-kata bunda tadi.

"Fle, ayo masuk!"ajak bunda yang mulai beranjak meninggalkanku

Kulihat kearah bunda, akupun segera menghampirinya dan langsung memeluknya dari belakang.

"Fleo, kamu kenapa sih?"tanya bunda yang berusaha melepaskan kedua tanganku

"Maafin Fleo ya bun, kalau Fleo selama ini nakal. Fleo juga sering buat bunda marah dan kesel karena Fleo nggak belajar. Fleo janji akan membanggakan ayah dan bunda dengan cara Fleo sendiri" ujarku dengan posisi tetap memeluk bunda erat

"Iya, bunda maafin. Bunda juga minta maaf kalau selama ini bunda sering memarahi kamu. Bunda hanya ingin kamu menjalankan kewajiban kamu sebagai anak dan juga siswa. Bunda sayang sama kamu" ujar bunda sambil mengelus-elus punggung tanganku

"Terima kasih bunda"

"Ayo masuk, sepertinya bunda juga harus mandi karena kena keringat kamu nih"

Aku melepaskan pelukanku karena merasa tak enak pada bunda.

Bunda menoleh kearahku sambil memegang daguku. Ku pandang wajah bundaku tersayang itu.

Aku Cinta ...??Where stories live. Discover now