part 8

187 18 0
                                    

Disinilah aku berada, di depan para mahasiswa baru seangkatanku. Sedang meneriakkan yel-yel dengan sekencang-kencangnya agar prodiku bisa juara.

Hari ini aku juga nggak datang terlambat lagi, walau semalam aku begadang untuk menyelesaikan tugas menulis artikel tentang sejarah kampus dan itu harus tulis tangan. Untungnya bunda mau membantuku menuliskannya sebagian saat aku tinggal untuk makan malam. Ahh the best deh pokoknya punya bunda seperti dia... 😘😘

Hari ini kegiatan ospek kampus lebih di isi pengenalan unit kerja mahasiswa (UKM). Satu persatu perwakilan ukm mulai mempromosikan kegiatannya di lapangan. Baik itu di bidang olahraga, keagamaan, ataupun kegiatan mahasiswa lainnya.

Pertama ku melihat aksi promosi ukm dari permainan futsal. Promosinya ya tentu saja mereka menunjukkan aksi juggling bola atau pun cara menegoper bola yang baik. Tentu saja aku nggak tertarik ikutan futsal. Bisa-bisa bundaku ngomel tujuh turunan nantinya. Ku dengar riuh suara para perempuan berteriak keras saat entah itu kaptennya atau bagaimana menendang ke arah gawang.

Aku memutar bola mataku jengah. Apa gunanya teriak-teriak kalau pada akhirnya tidak mengerti permainan sepak bola. Percuma juga tanya-tanya kaum hawa. Mereka cuma tahunya cowok ganteng dengan roti sobek berkeringat dan terlihat sexy sedang memasukkan bola ke gawang. Hahahaa

Entah sudah beberapa kali kegiatan mahasiswa itu di tampilkan, hingga akhirnya sebuah lemparan bola basket tepat mengenai kepalaku.

"Anjir, sakit tahu"teriakku kesal sambil mengelus kepalaku

Kulihat wajah yang nggak asing saat di kantin kemarin datang menghampiriku.

"Sorry, lo nggak apa-apa?" tanyanya usai mengambil bola basket dari tangan para wanita di belakangku

Dengan kesalnya aku mengambil bola basket di tangannya, lalu melemparkannya ke arah ring basket. Yes, masuk.

Tepuk tanganpun mulai terdengar karena ulahku itu.

"Nah lihatkan, cewek yang nggak bisa bermain basketpun bisa melempar bola basket dari jauh. Karena itu bakat terpendam dia harus asah, kamu harus ikut bermain basket"
ujarnya sambil mengacak-acak rambutku

Aku memutar bola mataku jengah. Aku di kira nggak bisa bermain basket. Gila aja tuh cowok, mantan kapten basket putri yang sering membawa piala ke sekolah, di bilang nggak bisa main basket.

"Aduuhh mimpi apa lo semalem Fle. Bisa di sentuh sama ketua BEM yang kece badai" ujar Chika yang membuyarkan lamunanku.

"Apa? Dia? Dia ketua BEM?"aku sedikit tak percaya dan mengutuki diriku yang kurang peka siapa saja yang ada di sekitar sejak kemarin

"Masak loe nggak tahu sih Fle, dia siapa. Kebanyakan ngelamun loe"

Aku hanya tersenyum kecut, memang apa bagusnya tuh ketua BEM. Masih bagusan Ega, hihihi

"Gue mah nggak mengurusi yang begitu-gitu Chika. Memang bagusnya dia apa sih?"

Sebuah jitakan mendarat di kepalaku

"Sakit tahu, kenapa sih main jitak aja" keluhku sambil mengelus kepalaku yang di jitak oleh Chika tadi

"Ya habisnya pertanyaan lo ada-ada saja. Masak mata loe nggak bisa liat, kak Alex itu cakep, tinggi, putih. Fansnya dimana-mana"

Lagi-lagi aku memutar bola mataku.

"Oh jadi namanya Alex, belum tertarik tuh" jawabku

"Helloww masa loe nggak bisa bedain cowok cakep sama cowok jelek sih Fle? Kak Raino Alexander itu cakepnya kebangetan" tambahnya lagi

"Anjir, halu loe. Masih bagusan cowok gue deh"kataku

"Mana cowok lo, jangan-jangan loe yang halu lagi"

Aku Cinta ...??Where stories live. Discover now