Extra Part 1

305 22 15
                                    

Waktu telah berlalu begitu cepat. Pahit manisnya dunia telah aku alami.

"Fleo" panggil Sandy usai memencet klakson mobilnya

Akupun segera masuk ke dalam mobilnya. Kalian tentu masih ingat dengan Sandy bukan? Yaps, mantan Fliera. Setelah aku sampai di Malang, aku justru bertemu dengannya.

"Sorry, lama ya?" tanyanya

"Banget"

"Ya sudah, sebagai permintaan maaf, gue traktir deh"

"Nah itu baru bener. Cus buruan lapar nih"

Sandy terkekeh melihatku dan langsung menancap gas mobilnya.

"Bagaimana rasanya bekerja di sana?"

"Tottemo sugoi " jawabku sambil mengacungkan kedua jempolku ke arahnya

"Hahaha,, nggak ada masalah dong dengan karyawan lainnyakan?"

"Enggaklah. Awalnya sih canggung. Setelah kerja di Surabaya, tiba-tiba di pindah ke ibukota rasanya aneh"

"Itu biasa, gue dulu juga begitu"

Kini aku bekerja di Japan Foundation sebagai staff di sana. Tugasku hanya di bagian administrasi juga membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan di bagian bahasa. Sebelumnya aku bekerja di Surabaya sembari memberi les bahasa Jepang pada anak SMA dan juga mahasiswa baru. Sedangkan nenek telah meninggal satu tahun yang lalu. Karena itu ayah dan bunda memintaku untuk kembali ke Jakarta. Lalu Fliera, dia bahkan sekarang sudah menyelesaikan S3nya di sana dan menjadi dosen di UI. Lia dan Arga, mereka telah bertunangan dan akan menikah bulan depan. Itu membuatku iri, sumpah. Lalu Chika, dia bekerja di sebuah perusahaan Jepang di Indonesia, di sinilah kemampuan bahasa Jepangnya di uji. Dan Diftha, kita masih sering keluar bareng.

***

Pagi ini aku sangat terlambat menuju acara. Hari ini aku di tunjuk menjadi juru bicara di sebuah pertemuan yang melibatkan kerjasama antara Indonesia dan Jepang. Dan keterlambatanku ini sungguh memalukan bagiku. Akupun berlari menuju tempat pertemuan, sembari merapikan rambutku yang mulai acak-acakan karena aku menaiki gojek.

"osokunatte sumimasen (Maaf saya datang terlambat)" ujarku sambil membungkukkan tubuhku

Saat aku selesai membungkukkan tubuhku, mendadak aku merasa tegang. Halusinasikah? Hantukah? Atau aku masih bermimpi? kulihat seorang di hadapanku dengan wajah yang tak asing lagi. Dia mengenakan jas hitam dengan baju bewarna biru muda beserta dasi biru tua sebagai pelengkapnya. Tak lupa kacamata yang menghiasi wajahnya. Dia terlihat dewasa, dan tetap memukau.

Aku mengucek kedua mataku sembari kemudian aku melihatnya kembali, masih sama. Dan ku pastikan aku tak bermimpi. Akupun menggelengkan kepalaku tak percaya.

"Maaf, Anda tidak apa-apa?" Tanya anggota staff yang lain

"Eh, iya. Sepertinya saya sedikit pusing saja karena harus ngebut di jalan" Jawabku asal

"Ok, sebelumnya saya perkenalkan dulu. Dia pak Ega Pratama dari Indonesia yang bertugas mengawasi seluruh proyek ini"

"E-Ega?"Aku menatapnya tak percaya

"Seperti yang sudah di bahas sebelumnya, dalam proyek pembangunan listrik tenaga Geothermal, pak Ega inilah yang menguasai tentang ilmu bumi yang telah di kuasainya di Jepang. Dan kamu di sini nanti akan menjadi juru bicara dari pak Ega agar pihak Jepang mau menginvestasikan uang mereka untuk pembangunan listrik di Indonesia" Jelasnya kembali

Aku masih menatap Ega, kemudian memutus kontak pandangku padanya.

"Ok, kita mulai masuk ruangan dan semoga kerja sama ini nanti akan berhasil"

Aku Cinta ...??Where stories live. Discover now