005

17.1K 981 9
                                    

SELEPAS sahaja tamat pembelajaran pada hari pertamanya , Ayden Kaiser duduk di rooftop sekolah untuk mengambil angin . Daripada dia duduk di rumah menghadap masalah lebih baik dia duduk di sini untuk tenangkan fikiran . Dia memegang rantai yang terukir nama seorang wanita yang disayanginya , Aishah .

Rasa bersalah kerana lahir ke dunia ini masih bersarang di hatinya . Jika dia tidak lahir , pasti mamanya itu masih hidup sehingga kini . Bukan dia salahkan takdir , namun tragedi sewaktu itu masih segar di ingatan .

Ayden memandang langit manakala mulutnya bernyanyi lagu kegemaran mereka semasa dia berumur 11 tahun .

" You are my sunshine , my only sunshine
You make me happy when skies are gray
You'll never know dear , how much i love you
Please don't take my sunshine away . "

Wajah manis wanita itu terngiang-ngiang di mindanya , dia sangat rindukan senyuman yang membuatkan dia melupakan realiti sebenar keluarga itu . Walaupun keluarga mereka penuh dengan mimpi ngeri setiap hari , wanita itu tetap tampak ceria dan tenang .

" It's lonely here without you . "

Namun kini , tiada lagi senyuman itu . Tiada lagi hari-hari indahnya . Semuanya musnah beberapa tahun yang lepas menjadikan dia Ayden Kaiser yang sekarang .

Ayden memandang langit yang gelap itu , dia tersenyum halus . Sudah waktu dia harus pulang . Dengan itu , beg sekolahnya digalas lalu beredar dari tempat itu . Dia berjalan menunduk , tiba-tiba bahunya dilanggar seseorang .

" Oops , kau okay tak ? " tanya lelaki yang sama tinggi dengannya . Ayden memandangnya sekilas , " Aku okay . " balasnya lalu beredar ke kereta . Masuk sahaja ke dalam kereta , pemandunya menyapa ceria . Namun Ayden sekadar memberi senyuman dan terus diam sepanjang perjalanan .

Sampai sahaja di rumah , dia keluar dari kereta kemudian masuk ke dalam rumahnya . Dia memandang orang gajinya yang bernama Mak Siti . " Datuk Ayd datang . " kata Mak Siti , muka Ayden terus berubah dingin .

" Mana orang tua tu ? " Mak Siti menunjuk ruang perpustakaannya . Dia terus berjalan masuk ke ruang tersebut . Beg sekolahnya diletakkan di atas meja makan sebelum masuk .

" What are you doing here ?! " marah lelaki itu tanpa menyapa . Dia memandang muka bengis lelaki tua tersebut . Kemudian , lelaki tua itu berdiri lalu tersenyum sinis . " How are you , Ayden Kaiser ? " pertanyaan dibalas dengan pertanyaan .

" I'm good Jonas Benjamin and you shouldn't come here ." katanya . Jonas memegang dadanya sendiri , muka bertukar riak sedih yang dibuat-buat . " Ouch ! My heart hurts so much . " adu Jonas kemudian dia ketawa .

" I thought we were a family . " wajah Jonas menjadi dingin dan serius memandang Ayden .

" I'm not your family anymore since my mom died years ago . And that's because of you ! Remember that , Jonas ! " kata Ayden Kaiser geram . Dia tidak mempunyai ibu sejak dia berumur 11 tahun kerana lelaki ini . Datuknya sendiri . Patutkah dia maafkan lelaki itu ? Tidak !

" She deserved it . "

" And I need you as Benjamins , you're talented in our things , Kaiser . Do you forget about Aryan Haider ? " tanya Jonas lalu tersenyum sinis , dia tahu apa kelemahan cucunya itu .

" Shut up ! I'm going to break your jaw if you keep talking . Get the f*ck out of my sight ! " kata Ayden . Semakin lelaki itu marah , semakin Jonas tersenyum sinis .

" If you change your mind , let me know . " kata lelaki tua itu lalu menepuk bahu Ayden . Kemudian dia beredar manakala Ayden terus melempar pasu bunga ke lantai . Kemudian , dia menumbuk cermin yang ada di situ hingga pecah .

Dia menenangkan dirinya sebelum melangkah keluar . Apabila dia baru hendak keluar dari rumah , orang gajinya menegur . " Ayd , Mak Siti ada masakkan spaghetti . "

Tiba-tiba bunyi perut kelaparan kedengaran , Ayden mengalihkan pandangan ke arah anak Mak Siti yang berumur 13 tahun tersebut . " Amir , kau makanlah apa mak kau masak . Mak Siti , maafkan Ayd sebab Ayd tak lapar lagi . " kata Ayden .

" Tak apa , bang . " kata Amir . Ayden ketawa halus , " Kenapa kau takut sangat dengan aku ? Aku bukan macam orang tua tadi . " kata Ayden lalu dia menghampiri Amir . Amir menunduk , aura lelaki itu membuatkan dia ketakutan .

Lelaki itu tersenyum halus sambil membelai rambutnya lalu beredar ke gazebo putih di halaman rumah berdekatan dengan kolam ikan . Sepuntung rokok disedut dan asap dihembus ke udara , bukan selalu dia menghisap rokok . Jika sesuatu memberi tekanan kepadanya barulah dia menghisap rokok seperti kini .

You're talented in our things , Kaiser . Do you forget about Aryan Haider ?

Ayat datuknya tadi terngiang-ngiang di telinga . Tiba-tiba kenangan lama mula berlayar di mindanya .

" Are you okay bro ? " tanya kanak-kanak lelaki berumur 9 tahun . Ayden yang berumur 11 tahun itu memandang adiknya tanpa riak . Mata sepet adiknya itu masih memandangnya risau .

" Leave me alone , Aryan . " balas Ayden kasar . Adiknya itu memegang bahu lelaki itu untuk menenangkannya tetapi Ayden pantas menepis . Aryan melangkah menghampirinya selangkah , dia tahu bahawa abangnya itu marah pada datuk mereka .

" I said leave me alone ! " suara Ayden sudah naik satu oktaf . Aryan Haider terkebil-kebil melihat sisi abangnya yang lain . Air matanya menitis . " I-I just want to ask if you're okay or not . That's all . " kata Aryan dengan sisa air mata . Ayden Kaiser merengus kasar , pistol ditangannya diacukan kepada adiknya itu .

" Shut the fuck up ! " tengking Ayden .

Banggg !

Serentak itu peluru dilepaskan tepat terkena tubuh adiknya . Aryan jatuh rebah ke tanah , Ayden pula terkedu melihat tubuh adiknya yang kaku .

" Aryannnn ! "

" Ugh , A-Aryan !! " panggil Ayden, dia memegang kepalanya yang agak pening sehinggakan dia terduduk . Sakit . " Mak Siti !! " laung lelaki itu . " Ya Allah , Ayd ! " jerit Mak Siti , panik . Serentak itu Ayden pengsan tidak menyedarkan diri .

' Maafkan abang , Aryan . '

KAISER : The Hidden KingWhere stories live. Discover now