016

13.1K 811 4
                                    

TANGAN Encik Yusuf dipegang erat lalu dibawa ke pipinya , lega hatinya apabila doktor memberitahu bahawa bapanya cuma tertekan jadi beliau hanya perlukan sedikit rehat . Mungkin sejak-sejak ini Encik Yusuf asyik memikirkan situasi antara Naufal Zaid dan Naayla Zahra yang lagaknya seperti orang asing .

Tangan lelaki tua itu bergerak sedikit menandakkan beliau sudah terjaga dari lena , Naayla mengangkat wajah memandang bapanya . " Papa dah bangun ? " tanya Naayla , hampir satu jam dia disitu menunggu bapanya sedar .

" Alhamdulillah , abang nak apa-apa tak ? " tanya Puan Hafiza namun Encik Yusuf menggeleng lalu dia menyambut tangan anak bongsunya , pandangan dialihkan pada Naufal yang berdiri di hadapan katil . " Berbaik semula macam dulu , demi papa please . Papa tak ambil hati pun Naufal busy kerja dekat Kuala Lumpur , papa faham so Naayla pun kena faham abang . "

Naufal Zaid memandang adiknya yang sedang menunduk itu . Dia tahu jauh di sudut hati gadis itu pasti mahu mereka kembali seperti dulu . Dia juga rindu untuk mengusik adiknya yang satu itu .

" Tapi Naayla- "

" Naayla , suatu hari nanti Naayla mesti akan faham apa yang abang sibuk sangat pasal kerja . " kata Puan Hafiza , Naayla mengeluh . See ? Setiap kali dia ingin meluahkan sesuatu pasti ibunya menganggap dia tidak faham dengan situasi ' orang dewasa ' . " Bukan Naayla tak faham mama , cuma keluarga lagi penting dari kerja . Apalah sangat tinggal kerja sekejap , pergi jaga papa . "

Naufal menghampiri gadis itu lalu memegang bahu adiknya lembut .

" Abang minta maaf sangat-sangat kalau abang ada buat salah dekat semua orang dekat sini . Naufal tahu semua yang Naayla cakap itu betul . " kata Naufal Zaid , Encik Yusuf tersenyum halus manakala Naayla mendongak memandang abangnya . " Naayla pun minta maaf kalau selama ini Naayla ada terkasar bahasa . " katanya , dia bangun lalu beredar meninggalkan ruang itu .

Taman bunga yang berada di kawasan hospital dituju dengan dua cawan plastik berisi kopi . Kelihatan Ayden Kaiser duduk di sebuah bangku sambil mendengar lagu dari telefon bimbitnya , Naayla sekadar tersenyum halus lalu dia menghampiri lelaki itu .

" Kau dengar lagu apa ? " tanya Naayla lalu menghulur secawan kopi untuk Ayden , dia menoleh padanya sambil menarik keluar earphone kanannya . Huluran disambut , " Nah . " katanya memberi earphone tersebut pada Naayla Zahra . Gadis itu memakai earphone tersebut pada telinga kanannya .

( MEDIA ) Clide - Broken Parts

There was no conversation
We never shared our doubts
Way too much love that we have wasted
Guess we were running out
But I still got your bracelet
I found it on the couch
I was supposed to give it back, but never made it,
cause I know that he's
around

I've tried to play it cool
But damn I'm missing you

What if I had told you baby I am sorry
Would you still be wearing my shirt every morning
Or were the broken parts, waiting in the dark
I guess we'll never know it
I guess we'll never know it
Ooh

We fell in love so easy
But we just messed it up
Now all I do is face the fact that you don't need me
And I'm, not there to wake you up

I've tried to play it cool
But damn I'm missing you

What if I had told you baby I am sorry
Would you still be wearing my shirt every morning
Or were the broken parts, waiting in the dark
I guess we'll never know it
I guess we'll never know
What if I had told you baby I am sorry
Would you still be wearing my shirt every morning
Or were the broken parts, waiting in the dark
I guess we'll never know it
I guess we'll never know it

Ooh
I guess we'll never know it, yeah

What if I had told you baby I am sorry
Would you still be wearing my shirt every morning
Or were the broken parts, waiting in the dark

I guess we'll never know it
I guess we'll never know it

Tidak tahu mengapa kenangan bersama Arian Haider 10 tahun lalu terus berlegar di ingatan . Masih lagi dia ingat yang Arian suka memanggilnya dengan gelaran ' cantik ' . Pertama kali mereka bertemu budak lelaki itu memberi dia sekuntum ros tanpa duri , walaupun Arian muda dua tahun daripadanya dia tetap kelihatan matang . Setiap kali bertemu , Arian sering berbual tentang bunga .

Lelaki suka bunga ? Pada mulanya memang kedengaran janggal namun siapa sahaja yang tahu bahawa Arian Haider memandang bunga-bunga dengan maksudnya tersendiri .

" Arian selalu ada dengan aku . " kata Naayla perlahan .

Ayden Kaiser memandangnya , kalaulah Naayla tahu bahawa dialah punca kematian adiknya itu pasti gadis tersebut menjauhinya serta-merta . Dia memandang bunga-bunga yang elok tertanam di hadapan mereka .

" I miss him so much . "

" Aku selalu tunggu dia datang semula tapi tak ada . " sambungnya lagi membuatkan air matanya jatuh setitis demi setitis . Dia tidak pernah perasan bahawa wajah Arian Haider dan Ayden Kaiser seiras sedikit , kalau tidak pasti sudah lama dia dapat tahu bahawa Arian sudah pergi .

Ayden mengeluh perlahan , " Dia selalu cerita pasal seorang budak perempuan yang dia jumpa dekat taman dulu tapi aku tak ambil kisah sangat . And aku rasa budak itu engkau . Kau bertuah jumpa orang baik macam dia . "

" Aku yakin yang dia tak nak tengok orang yang dia anggap istimewa sedih macamni . " sambungnya lagi membuatkan Naayla menyeka air matanya , " Thank you , Ayden . "

" Personaliti kau dengan Arian sama , aku rasa macam aku berbual dengan dia . " kata Naayla sambil tersenyum halus memandang tepat mata Ayden Kaiser namun Ayden mematikan pandangan itu dengan gelengan .

" You don't know the whole story about me yet , Naayla . "

KAISER : The Hidden KingWhere stories live. Discover now