020

13K 836 22
                                    

PENONTON bersorak mendengar pengumuman tersebut sambil melihat Ayden Kaiser dengan baju hitamnya yang berjalan keluar dari pintu gerbang dikelilingi pengawal untuk masuk ke dalam sangkar . Coach di sebelah menepuk belakang badannya berkali-kali . Sinaran kamera-kamera menghias wajahnya sepanjang perjalanan .

" Stay focus , King . "

King , nama singkatan untuknya dalam bidang ini . Semua orang mengenalinya dengan nama itu kerana maksud namanya sendiri ialah Raja .

Mata Ayden dialihkan pada penyokongnya , masing-masing memegang namanya . Berbagai kata-kata semangat ditunjukkan untuk dia , namun Ayden masih mengekalkan wajah dinginnya .

" Our fighters are ready ! Here we go , Maximum Fighting Championship MFC ! "

Sampai sahaja di hadapan pintu sangkar , pandangan terpaut dengan lawannya yang berada di seberang . Sam Edward , seorang fighter dari UK . Lelaki itu melihat Ayden dengan wajah yang bengis . Memang tidaklah Ayden kecut perut melihat Sam , baginya jika Sam itu mengerikan dia dua kali ganda lebih darinya .

Baju hitamnya dibuka lalu diberi pada coach sebelum dia masuk ke dalam sangkar tersebut , begitu jugalah Sam Edward . Matanya memandang ke arah penonton , di barisan hadapan kelihatan Naayla Zahra memerhatinya dengan wajah risau . Bibir gadis itu bergerak menyatakan sesuatu .

" Goodluck . "

Suasana semakin bising dengan sorakan apabila pengacara masuk ke dalam sangkar untuk memulakan pertandingan . Jantung Naayla tidak berhenti berdegup kencang , dia berharap tiada apa-apa akan terjadi pada Ayden Kaiser .

" Fighting from the blue corner , 5ft 10inch tall , 12 victories and 4 defeats brought from The Dragons , UK . Here is the challenger " The Villain " , Sam Edward !! " serentak itu , para penyokong terus bersorak kuat . Sam mengangkat kedua tangannya ke arah penyokong dengan bangga , kemudian dia menjerit bersemangat sambil memukul badannya sendiri .

" Fighter from the red corner , standing at 6ft 1inch tall , 14 victories and no defeat from All Stars , Malaysia . He is a " King " , Ayden Kaiser !! " tangan kanan diangkat sambil memandang penyokong . Setiap kali perlawanan , dia tidak sangka dia akan berlawan di merata-rata negara seperti ini . Namun sekarang dia sudahpun terkenal dan namanya disebut-sebut sebagai " The Undefeated King " .

Dia dan Sam Edward berdiri berhadapan di tengah dengan pengadil di antara mereka . " Are you ready ? " tanya pengadil , kedua-dua mengangguk . Pengadil terus menepuk tangannya kuat , sekali gus Ayden bersalaman dengan Sam sebagai pembuka perlawanan . Mereka kembali berjauhan ke tempat masing-masing .

" Fight ! "

Pada mulanya Ayden sekadar bertindak sebagai pihak bertahan manakala Sam sudah mengacah-acahnya dengan teknik . Namun lama-kelamaan dia melangkah ke hadapan , kaki ditendang sekilas oleh Sam . Kali ini , Ayden menumbuk pipi lelaki itu manakala Sam membuat percubaan untuk menumbuknya kembali namun tumbukan itu dapat dielak . Sam terus merengus kasar melihat senyuman sinis daripada Ayden itu .

Sam hilang fokus seketika , dengan itu Ayden terus menyerangnya sampaikan dia terjatuh ke lantai medan lawan . Darah di hujung bibir diseka kasar , matanya tepat memandang Ayden tajam . Dia terus bangun memukul Ayden berkali-kali .

Naayla Zahra terus menutup mata setelah melihat Ayden dipukul , tiba-tiba air matanya menitis laju . Dia tak patut lihat Ayden berlawan ! Gadis itu membuka matanya semula , apa yang dilihat ialah wajah Ayden yang berdarah . Tubir matanya dipenuhi air mata yang bertakung , hati tiba-tiba sakit menonton keadaan rakannya itu dari jauh .

" Ayden dah larang kau ikut , Naayla . Kau degil ! " katanya sendirian perlahan . Bagaimana semua penyokong boleh melihat perlawanan ini tanpa rasa bersalah dan bimbang ? Malah mereka terus menjerit memberi semangat . Dunia Ayden betul-betul lain darinya .

Kalau dunianya , jarinya cuma menari-nari di atas not piano di dalam suasana yang sunyi . Semua penonton memerhatinya sambil tersenyum manis , pada akhir persembahannya barulah dia mendengar tepukan yang bergemuruh .

Tetapi Ayden , dari awal hinggalah akhir perlawanan suasana riuh-rendah dengan sorakan dan suara pengacara yang tidak henti-henti memberi pendapat dan mengolah perlawanan . Bagi Naayla , pekerjaan Ayden kejam , bahaya dan boleh membawa maut . Muktamad .

Air matanya tidak henti-henti mengalir . Dia mahu beredar namun semua penonton berdiri dan keadaan semakin sesak . Oleh itu , dia hanya menunduk berharap tiada apa-apa yang terjadi pada lelaki itu . Bunyi loceng membuatkan Naayla menutup telinga dengan kuat . Siapa yang menang dan siapa yang tumbang ?

" Ladies and gentlemen , our winner " King " Ayden Kaiser ! " Naayla masih tidak mengangkat wajahnya walaupun dia mendengar pengumuman pengolah itu bersertakan air mata yang masih mengalir .

Tangan kanan Ayden diangkat sambil dia diumum sebagai pemenang , kemudian dia terus keluar dari sangkar tersebut . Wartawan-wartawan dari pelbagai media terus menyerbunya namun diabaikan . Pandangannya hanya tertumpu pada gadis yang menunduk di barisan hadapan .

Dia melutut di hadapan gadis yang menutup matanya itu tanpa disedari . Ayden tertawa halus melihat air matanya , pelik betul orang bernama Naayla Zahra ini .

" I never watched someone crying while watching the fight . " katanya sambil mencuit hujung hidung Naayla . Wajahnya terus diangkat memandang Ayden . " Kau gila ke ? " tanya Naayla sambil menangis teresak-esak . " Kau lah gila , kau je yang menangis tengok aku lawan dalam tu tahu tak ? " balas Ayden lalu dia bangun . Tangan Naayla beralaskan baju itu ditarik untuk turut bangun . Mereka berdua berjalan melintasi wartawan-wartawan di situ sampailah langkah Ayden terhenti apabila salah seorang dari mereka mengajukan satu pertanyaan .

" So , Naayla Zahra is your girlfriend . Am I right ? "

Ayden tersenyum halus . " No , but she is special to me . " dengan itu , dia meneruskan langkah ke ruang rehatnya . Tangan Naayla dilepaskan . " Kau nak ikut lagi ke lepas ni ? " tanya Ayden mengusik , dia tahu pasti gadis itu tidak mahu menontonnya lagi . Kalau dia ikut pasti matanya itu akan kering kerana banyak air mata sudah disumbangkan melihat dia berlawan . At least , dia tahu gadis itu risau akannya .

Naayla menggeleng . Memang taklah nak tengok lagi ! Baik dia duduk dekat rumah , tidur takpun balik rumah keluarganya untuk makan-makan . Tenang sikit emosi dia .

" Itulah , degil lagi . " , Naayla mencebik .

" Lepasni , kau pula kena tengok persembahan aku . " katanya , Ayden membuat muka . " Setakat tengok kau main piano atas pentas , aku tak akan nangis macam kau tadi lah . "

" Hellooo ? Mata aku pedihlah . "

Ayden ketawa , sudah malu mahu di cover pula . Inilah perangai Naayla , susah nak mengaku . " Mata pedih konon , padahal risau sebab aku kan ? " usiknya sekali lagi .

" Ya lah ! Ya lah ! Aku nangis sebab kau . " akhirnya Naayla mengaku , tidak suka diusik sebegitu seolah-olah dia budak kecil . Tak akan dia nak ketawa lihat Ayden dipukul hingga berdarah kot ? Nanti kena cop psiko pula .

Tiba-tiba rambutnya diusap .

" Esok aku bawa kau jalan-jalan sebelum kita balik Malaysia . " kata Ayden , terus Naayla tersenyum manis . Pandai pula lelaki itu memujuk .

Sekejap .

" Betul ke kau cakap aku special tadi ? " tanya Naayla hairan , bukan dia tak dengar jawapan untuk soalan panas tadi . Waktu nangis bukan bermaksud dia pekak , okay ?

" Yes , you're special to me . "

KAISER : The Hidden KingWhere stories live. Discover now