TEMPAT di mana Ayden Kaiser dan Naayla Zahra selalu meluangkan masa bersama sejak zaman sekolah sejuk ditiup angin malam . Jari yang tersarung cincin ditenung lama tanpa sedar gerak-gerinya diperhatikan oleh Ayden di sebelah , dia mencabut cincin itu dari jarinya lalu dihulurkan pada lelaki itu namun dia hanya memandang huluran tersebut tanpa riak .
" Aku tak nak . " serentak itu Ayden mengambil cincin itu lalu dia sarung semula pada jari Naayla , kemudian dia memandang tepat pada matanya . " No , you're mine to own . " dia tersenyum manis . Naayla menggaru kepalanya yang tidak gatal , aduh dulu Ayden tak macam ini pun .
" Mana boleh cop cop macamtu je , kau ingat aku barang ke . Kenalah bawa aku pergi date ke , barulah aku boleh fikir masak-masak . " balas Naayla geram , dari reunion tadi ayat itu asyik berulang sahaja . " Fine , aku bawa kau pergi date . " kata Ayden pantang dicabar .
" Bila ? "
" Now . "
Lelaki itu terus berjalan pergi manakala Naayla mengejarnya dari belakang , kereta yang diparkir dipandang . " Kau nak pergi mana , Ayd ?! Kereta macammana ? " jeritnya . " Biarkan dekat situ , nak pergi bangunan belakang tu je . " kata Ayden , matanya mengerling ke arah bangunan yang tidak asing baginya itu .
Tempat dimana Naayla selalu meluangkan masa .
Sebuah dewan besar .
Ayden memerhatikan sekeliling mencari pengawal yang menjaga bangunan itu .
Jantung Naayla sudah berdegup kencang kerana takut ditangkap . Memandangkan jam sudah menunjukkan pukul 12 malam , pintunya sudahpun ditutup .
Tingkap belakang dewan dikuak menggunakan besi di situ , Ayden masuk ke dalam dahulu sebelum menyambut gadis itu dari dalam . " Kau gila ke ? Kalau kena tangkap macammana ? " tanya Naayla , berbisik . Dia mengabaikannya malah tangan Naayla ditarik memandangkan gadis itu memakai gaun kembang bersama kasut tumit tinggi . Hampir sahaja gadis itu tergelincir disebabkan bingkai tingkap yang agak licin .
Pentas yang dihias lampu-lampu kecil dan agak malap untuk menerangi sedikit ruang itu dituju bersama . " Kau nak suruh aku main piano tu ke dekat sini ? Nanti orang dengar mesti kita kena tangkap . " rungut Naayla namun lelaki itu hanya tersenyum halus sambil memandang skrin telefon bimbitnya . Tiba-tiba lagu kegemaran mereka iaitu Nocturne Op.9 No.2 dimainkan , tangan kiri Naayla diraih lalu diletakkan di atas bahu manakala tangan kanan dipegang oleh Ayden Kaiser .
" I can be your fairytale , Naayla Zahra . " katanya sebelum kaki mereka mula menari mengikut melodi di atas pentas . Naayla memerhati wajah lelaki itu dari dahi hingga ke dagunya . Tamat sahaja lagu itu , Ayden tersenyum halus memandang cincin di jari Naayla . " I wish we could stay like this forever . "
" Woi ! " kedua-dua tersentak , seorang pengawal berdiri di pintu utama sambil menghalakan lampu suluh . Ayden terus ditarik melarikan diri ke tingkap yang telah dikuak tadi . Namun pengawal itu tetap mengejar langkah mereka , Ayden menariknya ke lorong antara bangunan yang agak gelap . Naayla menutup matanya , apabila pengawal itu melepasi tempat tersebut kedengaran suara tawa Ayden .
" Kau kenapa takut sangat ni ? " katanya dengan sisa tawa melihat Naayla yang sedikit gugup dihadapannya . Gadis itu menjeling , " Kalau kena tangkap , mesti dia beritahu senior aku . Nanti aku yang kena marah bukan kau . " bebelnya .
" Nak date dengan aku lagi tak lepasni ? " tanya Ayden namun Naayla mencebik . Ini yang dinamakan date ? Penuh huru-hara macam ini ? Minta dijauhkan awal-awal , boleh cabut jantung tau ! Naayla menghentak kakinya tanda tidak suka , tiba-tiba dirinya tidak seimbang . Cepat-cepat dia berpegang pada dinding disertakan dengan tawa Ayden di belakang .
Ceh ! Kononnya nak marah , kasut buat hal pula .
Naayla mencabut kasut tumit tingginya lalu dibaling pada Ayden . " Diamlah ! " , pipinya membahang disebabkan malu dengan kejadian itu . Kasut tumit tinggi itu disambut , Naayla dikejar lalu bahunya disentuh perlahan .
" Kau ingat kau Cinderella nak tinggalkan kasut ? " tanya Ayden selamba tanpa kisah tentang gadis itu sedang marah atau tidak . Serentak itu lidah dijelirkan kepadanya , matanya membulat terkejut . Amboi ! Pandai melawan !
Kasut diambil semula lalu disarung ke kaki , disebabkan kasihan gadis itu perlu menunduk dengan gaun kembangnya itu Ayden melutut menyarungkan untuknya .
" I've been thinking about you a lot lately . " katanya perlahan , Naayla menjongketkan keningnya . " Kau cakap apa ? Tak dengarlah . " lelaki itu menggeleng lalu dia berdiri semula berhadapannya .
Naayla membuat muka , " Kau selalu macam itu , cakap sorang-sorang . Apa fungsi aku ada depan mata ? " tanya Naayla .
" Be my Queen , of course . "
Dia yang tercengang ditinggalkan , Ayden melepasinya untuk kembali semula ke kereta . " Your Queen ? Kau nak layan aku macam Princess pun susah apatah lagi Queen . " sindir Naayla dari belakang . Kelihatan Ayden ketawa kecil sebelum menoleh ke arahnya kembali .
" Be mine and I'll treat you like a real Queen . " kata Ayden , si King . Naayla mengecilkan matanya memandang dia geram . " Give me 5 reasons . " cabarnya dengan muka yakin memandang senyuman sinis yang mula terukir di bibir lelaki itu . Dia menghampiri Naayla selangkah .
" One ; We can't be friends anymore . "
Selangkah lagi dia menghampiri .
" Two ; I'm in love . "
Selangkah lagi .
" Three ; Aku tak suka tengok orang lain pandang kau . "
Naayla semakin ke belakang .
" Four ; Sebab kau Naayla Zahra . "
Kali ini , langkah Ayden dihentikan . Matanya tepat memandang mata gadis itu sambil terus tersenyum sinis .
" Five ; Because you're mine . "
Serentak itu , Naayla berdehem malu . Menyesal pula minta alasan , sudah dia pula yang berdebar teruk di hadapannya . Matanya meliar ke sekeliling , tak ada sesiapa nak jerit macam pengawal tadi ke ? Susah betul berduaan bersama lelaki itu .
" Look at me . " kata Ayden . Ragu-ragu dia membalas pandangan itu . " A-apa ? " tanyanya gugup , Ayden menghampirinya sekali lagi . Naayla kebelakang , apa pula lelaki ini nak buat ? Cukuplah buat Naayla terseksa sebegini , she's getting butterflies in her stomach .
" D-dah lewat malamni . " dia cuba menukar topik namun pandangan Ayden masih tidak berubah malah masih tajam merenungnya .
" Kalau aku kata aku nak kahwin , apa perasaan kau ? " Naayla terus terkedu kata . Eh ? Tadi bukan main you're mine lah apa , ini nak kahwin pula . Maksudnya semua itu gurauan lah kan ?
" Mestilah happy ! Aku dah agak dah kau bergurau , kau nak practice untuk cakap dekat bakal isteri kau kan ? " kata Naayla riang . Fuh ! Kalau selalu macam ini boleh jatuh cinta dibuatnya .
Disebabkan Ayden tidak membalas malah masih dengan wajah serius , dia semakin hairan . " Eh sekejap ! Dengan siapa ? Kau girlfriend pun tak ada . " kata Naayla . Ayden menaikkan kedua bahu dan mahu beredar . " Berilah tahu , Ayd . Asyik berahsia je . " rungut Naayla .
Dia menoleh sekali lagi .
" Dengan kau . "
YOU ARE READING
KAISER : The Hidden King
Romance[ COMPLETED ] Ayden Kaiser, kuasa raja. Itulah maksudnya sekali gus membentuk keperibadiannya yang agak dingin dan misteri. Siapa sahaja yang tidak mengenali Benjamins? Keluarga mafia terkuat di US dengan legasi paling mewah. Namun di sebalik keluar...