030

12.6K 749 5
                                    

TEMPAT di mana Ayden Kaiser dan Naayla Zahra selalu meluangkan masa bersama sejak zaman sekolah sejuk ditiup angin malam . Jari yang tersarung cincin ditenung lama tanpa sedar gerak-gerinya diperhatikan oleh Ayden di sebelah , dia mencabut cincin itu dari jarinya lalu dihulurkan pada lelaki itu namun dia hanya memandang huluran tersebut tanpa riak .

" Aku tak nak . " serentak itu Ayden mengambil cincin itu lalu dia sarung semula pada jari Naayla , kemudian dia memandang tepat pada matanya . " No , you're mine to own . " dia tersenyum manis . Naayla menggaru kepalanya yang tidak gatal , aduh dulu Ayden tak macam ini pun .

" Mana boleh cop cop macamtu je , kau ingat aku barang ke . Kenalah bawa aku pergi date ke , barulah aku boleh fikir masak-masak . " balas Naayla geram , dari reunion tadi ayat itu asyik berulang sahaja . " Fine , aku bawa kau pergi date . " kata Ayden pantang dicabar .

" Bila ? "

" Now . "

Lelaki itu terus berjalan pergi manakala Naayla mengejarnya dari belakang , kereta yang diparkir dipandang . " Kau nak pergi mana , Ayd ?! Kereta macammana ? " jeritnya . " Biarkan dekat situ , nak pergi bangunan belakang tu je . " kata Ayden , matanya mengerling ke arah bangunan yang tidak asing baginya itu .

Tempat dimana Naayla selalu meluangkan masa .

Sebuah dewan besar .

Ayden memerhatikan sekeliling mencari pengawal yang menjaga bangunan itu .

Jantung Naayla sudah berdegup kencang kerana takut ditangkap . Memandangkan jam sudah menunjukkan pukul 12 malam , pintunya sudahpun ditutup .

Tingkap belakang dewan dikuak menggunakan besi di situ , Ayden masuk ke dalam dahulu sebelum menyambut gadis itu dari dalam . " Kau gila ke ? Kalau kena tangkap macammana ? " tanya Naayla , berbisik . Dia mengabaikannya malah tangan Naayla ditarik memandangkan gadis itu memakai gaun kembang bersama kasut tumit tinggi . Hampir sahaja gadis itu tergelincir disebabkan bingkai tingkap yang agak licin .

Pentas yang dihias lampu-lampu kecil dan agak malap untuk menerangi sedikit ruang itu dituju bersama . " Kau nak suruh aku main piano tu ke dekat sini ? Nanti orang dengar mesti kita kena tangkap . " rungut Naayla namun lelaki itu hanya tersenyum halus sambil memandang skrin telefon bimbitnya . Tiba-tiba lagu kegemaran mereka iaitu Nocturne Op.9 No.2 dimainkan , tangan kiri Naayla diraih lalu diletakkan di atas bahu manakala tangan kanan dipegang oleh Ayden Kaiser .

" I can be your fairytale , Naayla Zahra . " katanya sebelum kaki mereka mula menari mengikut melodi di atas pentas . Naayla memerhati wajah lelaki itu dari dahi hingga ke dagunya . Tamat sahaja lagu itu , Ayden tersenyum halus memandang cincin di jari Naayla . " I wish we could stay like this forever . "

" Woi ! " kedua-dua tersentak , seorang pengawal berdiri di pintu utama sambil menghalakan lampu suluh . Ayden terus ditarik melarikan diri ke tingkap yang telah dikuak tadi . Namun pengawal itu tetap mengejar langkah mereka , Ayden menariknya ke lorong antara bangunan yang agak gelap . Naayla menutup matanya , apabila pengawal itu melepasi tempat tersebut kedengaran suara tawa Ayden .

" Kau kenapa takut sangat ni ? " katanya dengan sisa tawa melihat Naayla yang sedikit gugup dihadapannya . Gadis itu menjeling , " Kalau kena tangkap , mesti dia beritahu senior aku . Nanti aku yang kena marah bukan kau . " bebelnya .

" Nak date dengan aku lagi tak lepasni ? " tanya Ayden namun Naayla mencebik . Ini yang dinamakan date ? Penuh huru-hara macam ini ? Minta dijauhkan awal-awal , boleh cabut jantung tau ! Naayla menghentak kakinya tanda tidak suka , tiba-tiba dirinya tidak seimbang . Cepat-cepat dia berpegang pada dinding disertakan dengan tawa Ayden di belakang .

Ceh ! Kononnya nak marah , kasut buat hal pula .

Naayla mencabut kasut tumit tingginya lalu dibaling pada Ayden . " Diamlah ! " , pipinya membahang disebabkan malu dengan kejadian itu . Kasut tumit tinggi itu disambut , Naayla dikejar lalu bahunya disentuh perlahan .

" Kau ingat kau Cinderella nak tinggalkan kasut ? " tanya Ayden selamba tanpa kisah tentang gadis itu sedang marah atau tidak . Serentak itu lidah dijelirkan kepadanya , matanya membulat terkejut . Amboi ! Pandai melawan !

Kasut diambil semula lalu disarung ke kaki , disebabkan kasihan gadis itu perlu menunduk dengan gaun kembangnya itu Ayden melutut menyarungkan untuknya .

" I've been thinking about you a lot lately . " katanya perlahan , Naayla menjongketkan keningnya . " Kau cakap apa ? Tak dengarlah . " lelaki itu menggeleng lalu dia berdiri semula berhadapannya .

Naayla membuat muka , " Kau selalu macam itu , cakap sorang-sorang . Apa fungsi aku ada depan mata ? " tanya Naayla .

" Be my Queen , of course . "

Dia yang tercengang ditinggalkan , Ayden melepasinya untuk kembali semula ke kereta . " Your Queen ? Kau nak layan aku macam Princess pun susah apatah lagi Queen . " sindir Naayla dari belakang . Kelihatan Ayden ketawa kecil sebelum menoleh ke arahnya kembali .

" Be mine and I'll treat you like a real Queen . " kata Ayden , si King . Naayla mengecilkan matanya memandang dia geram . " Give me 5 reasons . " cabarnya dengan muka yakin memandang senyuman sinis yang mula terukir di bibir lelaki itu . Dia menghampiri Naayla selangkah .

" One ; We can't be friends anymore . "

Selangkah lagi dia menghampiri .

" Two ; I'm in love . "

Selangkah lagi .

" Three ; Aku tak suka tengok orang lain pandang kau . "

Naayla semakin ke belakang .

" Four ; Sebab kau Naayla Zahra . "

Kali ini , langkah Ayden dihentikan . Matanya tepat memandang mata gadis itu sambil terus tersenyum sinis .

" Five ; Because you're mine . "

Serentak itu , Naayla berdehem malu . Menyesal pula minta alasan , sudah dia pula yang berdebar teruk di hadapannya . Matanya meliar ke sekeliling , tak ada sesiapa nak jerit macam pengawal tadi ke ? Susah betul berduaan bersama lelaki itu .

" Look at me . " kata Ayden . Ragu-ragu dia membalas pandangan itu . " A-apa ? " tanyanya gugup , Ayden menghampirinya sekali lagi . Naayla kebelakang , apa pula lelaki ini nak buat ? Cukuplah buat Naayla terseksa sebegini , she's getting butterflies in her stomach .

" D-dah lewat malamni . " dia cuba menukar topik namun pandangan Ayden masih tidak berubah malah masih tajam merenungnya .

" Kalau aku kata aku nak kahwin , apa perasaan kau ? " Naayla terus terkedu kata . Eh ? Tadi bukan main you're mine lah apa , ini nak kahwin pula . Maksudnya semua itu gurauan lah kan ?

" Mestilah happy ! Aku dah agak dah kau bergurau , kau nak practice untuk cakap dekat bakal isteri kau kan ? " kata Naayla riang . Fuh ! Kalau selalu macam ini boleh jatuh cinta dibuatnya .

Disebabkan Ayden tidak membalas malah masih dengan wajah serius , dia semakin hairan . " Eh sekejap ! Dengan siapa ? Kau girlfriend pun tak ada . " kata Naayla . Ayden menaikkan kedua bahu dan mahu beredar . " Berilah tahu , Ayd . Asyik berahsia je . " rungut Naayla .

Dia menoleh sekali lagi .

" Dengan kau . "

KAISER : The Hidden KingWhere stories live. Discover now