034

11K 656 8
                                    

SAMPAI SAHAJA di perkarangan rumah Naayla , Raiz menoleh ke arahnya . " Naayla . " panggilnya membuatkan tindakan Naayla untuk membuka pintu kereta terbatal , dia terus memandang wajah lelaki itu . Raiz berdehem seketika sebelum menyambung ayatnya .

" I'm sorry . "

Naayla hairan , kenapa Raiz Affan tiba-tiba sahaja meminta maaf ? Setahu dia tiada apa pun yang salah disini . Seketika , dia memegang dahinya . " Oh , kalau pasal ni tak apa . Tak sakit sangat pun . " kata Naayla dengan senyuman halus namun senyumannya itu pudar apabila mendapat gelengan daripada lelaki itu .

" Aku minta maaf pasal dulu . Aku tinggal kau tanpa jawapan bukan sebab aku benci kau . " akhirnya , dia boleh mengatakan maaf kepada gadis itu . Sejak hari itu , rasa bersalah asyik menyelubungi fikirannya . Terasa jahat meninggalkan Naayla sunyi hanya disebabkan Ayden Kaiser .

Naayla menunduk , " Tak apa lagipun kita kan tak matang lagi dulu . So , aku faham kalau kau tak selesa and aku tak simpan apa-apa perasaan pun sejak tu . " serentak itu senyuman terukir di bibir Raiz . " Lega sikit dengar , aku takut kalau aku sakitkan hati kau masa tu just sebab masalah aku dengan Ayden saja . " balas Raiz . Tanpa disedari semua yang dikatakan Naayla itu semuanya dusta .

Dia cuma dapat lupakan perasaannya untuk Raiz sejak dia bertemu lelaki itu bahagia bersama isterinya . Dan ya , itulah keputusan yang paling tepat . Cukuplah meletakkan harapan tinggi untuk seseorang sampai diri sendiri yang terluka .

" Aku harap kita tak kekok lah lepasni sebab kejadian itu . " kata Raiz lagi membuatkan Naayla tersenyum . " Okay , kita kosong-kosong . " katanya , Raiz ketawa halus .

" By the way , kau tak nak berbaik dengan Ayden ? " tanya Naayla namun dibalas dengan gelengan daripada lelaki itu . " Aku tak nak ada kaitan dengan dia . Cukuplah semuanya dah terbongkar , orang yang selama ni aku cari sebenarnya ada depan mata . " Naayla sekadar mengangguk , dia yakin lama-lama pasti akan ada terdetik jauh di sudut hati untuk berbaik dan kembali rapat seperti dahulu .

" Ehem , kau betul ke tak nak pergi klinik ? " Raiz menukar topik perbualan sambil memerhatikan dahi Naayla yang terkena bola keranjang tadi . " Sikit saja ni , esok dah baik . " balasnya . " Jangan masuk rumah nanti nangis pula . " usik Raiz membuatkan Naayla ketawa .

" Aku bukan budak-budak tau , Raiz . "

SEORANG LELAKI berpeluk tubuh sambil memandang dua manusia yang sedang berbual di dalam sebuah kereta berwarna putih , dia menjongketkan kening sebelah apabila memandang senyuman yang terukir di bibir mereka .

Dia semakin panas melihat perbualan yang seakan-akan mesra di sana . Oleh itu , dia terus melangkah mendekati kereta tersebut , pintu di bahagian penumpang bersebelahan pemandu dibuka lalu dia membongkok dan menahan tangannya di kerusi tersebut sambil memandang tajam wajah si pemandu .

" Are you trying to flirt her or what , Raiz Affan ? "

Si pemandu membalas pandangannya tanpa riak . " Is she yours ? " serentak itu lelaki tadi tersenyum sinis . " Yes , she is . " katanya lalu dia menarik tangan gadis itu keluar daripada kereta tersebut . Kelam-kabut gadis itu mengucapkan terima kasih sebelum Raiz memecut laju beredar .

Dia terus menepis tangan lelaki itu sambil memandangnya geram . " Kau kenapa , Ayden ? " bahu dijongketkan dengan muka tidak bersalah . " Kenapa dia yang hantar kau ? Bukan ke kau keluar dengan Aliya dan Farid ? " persoalan demi persoalan muncul dari Ayden Kaiser .

" Tak salahkan kalau ada Raiz sekali ? Dia pun kawan kita . " balas Naayla selamba , wajah Ayden semakin serius . " Okay fine but aku tak suka kau senyum macam tadi dengan dia , faham ? " serentak itu Naayla tersenyum mengusik , jari ditunding kepada wajah lelaki itu . " Eee Ayden jealous . " Baru sahaja dia ingin menarik jari milik gadis itu , jarinya sudahpun disorokkan .

" Jealous ? Me ? Never . "

Naayla masih dengan senyuman sambil dia menoleh ke belakang untuk masuk ke dalam rumahnya , tiba-tiba tangannya diraih membuatkan tubuhnya terdorong menghampiri Ayden Kaiser yang berdiri tegak . " Dahi kau kenapa merah ? " terus gadis itu menutup dahinya . " Kau jatuh ? " teka Ayden .

" Aku terkena bola . " kata Naayla , serentak itu dia ditarik masuk ke dalam rumah milik lelaki itu . Eh ? Dia ingin pulang ke rumahnya ! Masuk sahaja ke dalam rumah tersebut , Mak Siti dipanggil . " Mak Siti , Naayla cedera ! " suara Ayden dikuatkan , serentak itu Mak Siti datang menghampiri mereka berdua dengan wajah bimbang .

" Naayla kenapa ni , sayang ? " pipi Naayla dipegang olehnya sambil dahinya diperhatikan lama . " Ya Allah , Naayla okay lah . Ayden ni ha semua benda dia pandang serius . " rungutnya . Ayden duduk di sebelahnya lalu dagu ditongkatkan sambil mata memandang gadis itu .

" Aku serius sebab risau , sayang . "

Sayang ?!

Depan Mak Siti dia selamba saja panggil Naayla Zahra dengan panggilan itu ?

Dengan pantas tangan Ayden ditepuk Mak Siti , " Jangan mengada-ngada nak panggil anak dara orang sayang bagai eh , Ayd . Miang sangat ni kenapa ? " marah Mak Siti . Ayden ketawa halus melihat orang gajinya itu sudah gelabah , dia sengaja saja memanggil menggunakan nama panggilan itu . Bukannya dia panggil isteri orang pun kan ?

" Tak boleh ke ? " sengaja dia mengajukan soalan itu . Mak Siti memandangnya tajam , " Kahwin dulu baru boleh panggil macam tu , Ayd . " Ayden semakin tersenyum nakal lalu dia mengerling ke arah Naayla kembali .

Naayla seolah-olah boleh agak Ayden mahu bercakap apa terus menekup telinganya rapat . " Jomlah kahwin esok . " nampak sahaja muka gugup gadis itu Ayden sudah ketawa perlahan , suka betul dia melihat wajah takut itu .

" Ya Allah Ayd ni kan , haih . " kata Mak Siti sebelum berlalu ke dapur untuk menghidangkan minuman untuk Naayla . Maka kini hanya tinggal Naayla Zahra dan Ayden Kaiser sahaja di meja makan . " Kau kenapa cakap macam tu depan Mak Siti , buat malu je . " rungut gadis itu .

Ayden berpeluk tubuh sambil bersandar di kerusi , " Maksudnya boleh cakap macamtu kalau tak ada Mak Siti lah kan ? " usiknya lagi . " Ugh ! Malaslah aku layan kau . " kata Naayla lalu dia berjalan menuju ke sofa , matanya menangkap cincin yang terletak kemas di atas meja berhadapan televisyen lalu dia mengambil cincin tersebut .

" Cincin Mak Siti ke ? " tanya Naayla .

Lelaki itu terus menghampirinya lalu mengambil ia masuk ke dalam poket hoodie-nya .

" Yep , Mak Siti punya . "


KAISER : The Hidden KingWhere stories live. Discover now