Tujuh

13.7K 572 0
                                    

"Jangan pernah menuliskan sesuatu dikertas apabila tak bisa dipertanggung jawabkan. Jangan pernah memberi kenangan dan pada akhirnya meninggalkan"

•••

Jangan lupa follow dan subscribe
Instagram: @mydiaanggn__
Youtube: meydia anggun putri

•••

"Eh ka, dede emesh lo datang" senggol ricky yang bersebelahan duduk dimeja kantin pas searah dengan datangnya tasya membawa bekal ke arah arka

Arka hanya mengabaikan ucapan ricky dan ia melanjutkan makannya.

"Kak ar--"

"Dari pada lo bawa bekal buat ricky sama revan tiap hari,mending lo makan sendiri tu bekal" potong arka membuat tasya,revan maupun ricky terdiam. Sungguh tak terduga arka berbicara selantang dan setegas itu tak seperti biasanya.

Ia membuat tasya malu didepan semua orang.

Ia membuat ricky dan revan menjadi patung.

Dengan entengnya arka mengeluarkan uang seratus ribu dan meletakkan diatas meja lalu ia meninggalkan makhluk yang ada di kantin itu.

Tasya sangat kecewa hanya saja ia bisa mengkondisikan.

"Nggak papa kok kak,ni buat kak revan sama kak ricky aja,tasya permisi" jawabnya lembut saat revan ingin membuka suara, dengan senyum yang dipaksa lalu tasya pergi dari area kantin itu.

•••

Arka memasuki rumahnya yang sangat besar itu,ia melempar tas nya kearah kakaknya yang sedang bermain ps sama papanya.

Pria itu memilih duduk ditengah antara raka dan papa. Raka yang melihat atraksi adiknya itu hanya diam saja dan melanjutkan aktivitasnya dengan papa nya.

"Tumben kecebong nyusup ketengah" sindir raka sambil mengalahkan papa nya yang sedang mengomel2 kalah.

"Au ahh"

"Rakaaa! Kok kamu rebut bola papa sii!"

"Papa nya aja yang lalai,nggak nyimak dimana bolanya" ejek raka

"Liat kamu yaa! Nah mampus tu makan 3-2!" Teriakk papa menang sambil mengakhiri pernainan

"Ahhhhhh! Menang lagi si papa" frustasi raka mengusap wajahnya sambil melempar stik ps ke arah bantal.

"Ngapain lo?" Tanya raka menyenggol arka yang sedang memainkan ipad papanya

"Gaada jadwal ngantor pa?" Tanya arka dingin saat setelah membuka ipad papanya

"Nggak lah,adanya jadwal tanding ps sama kakak kamu nih" jawab papa santai sambil mengusap kepala arka

"Lo kenapa sih? Ngedesah aja dr tadi,minta anu lo?"

"Hehh raka!" Kode papa karena raka sudah memikirkan hal lain.

"Lo 8 bulan lagi married kan?" Tanya arka tak masuk akal membuat kedua pria didepanya tercengang

"Heh raka? Sejak kapan kamu mau nikah tanpa izin papa hah? Mau coba coba nikah sirih kamu?sama siapa? Hah?!!!" Syok papa arka memarahi raka yang tak tau apa apa akibat ulah arka

"Ahh! Yakali raka mau nikah, kuliah aja masih jalan smt.5 mau nikah sama siapa raka? Ngaco ni kecebong kalau ngomong" omel raka tak terima

"Kirain kamu mau nikah, soalnya papa khawatir"

"Khawatir kenapa?" Tanya raka heran

"Ya khawatir,kamu mau nikah sama siapa,soalnya ada ya yang mau sama kamu?" Ledek papa nya melihat raka dengan ekspresi dibuat buat menjijikan

"Bodo ah pa! Kek mama suka aja sama papa" balasnya balik lalu raka pergi meninggalkan arka dan papa diruang game.

"Ngambek tuh kecebong besar"

Begitulah tiga beranak ini jika nyonya besar atau mama mereka tak ada dirumah atau tepatnya lagi sibuk dibutik,berantam melulu.

"Arka ke atas dulu pa" ucap arka dan pergi meninggalkan papanya.

Arka tak menuju kamarnya langsung,melainkan menyusup masuk kekamar raka yang tepat di kamar pertama setelah naik tangga.

Arka membuka pintu kamar raka,terlihat raka sedang melakukan videocall sama puja pacarnya.

"Ngapain lo kesini? Ganggu aja" sinis raka malas menerima arka yang menidurkan diri disebelahnya.

"Sayang jangan gitu ah sama adik sendiri" ucap gadis cantik diseberang sana yang melihat raka sedang bercekcok dengan arka.

"Ya habis kamarnya ada yang,malah nebeng ke kamar aku" ambek raka mengadu pada puja dengan ekspresi sok sedih menjijikan.

"Dih najis" sindir arka melihat kakaknya mengadu pada puja.

Setelah raka mengakhiri videocallnya dengan puja,ia langsung menanyai maksud dan tujuan adiknya yang dingin ini tumben tumben main kekamarnya.

"Masalah cewek lagi?" Tanya raka to the point

Arka menaiki kepalanya yang ia tenggelamkan dibantal saat mendengar pertanyaan raka.

"Sekarang ada ga cewek yang suka lo sampai ngejar2?" Jawab arka langsung.

"Ngapai lo nanya itu? Dari dulu semua cewek ngejar ngejar gue" jawab raka dengan nada dan ekspresi sangat kepedean.

"Idih najis" jawab arka datar

"Lo dapet cewek kek gitu ya? Sabar aja itu cobaan hidup" balas raka lagi membuat arka ingin melompat saja dari balkon kamar ke teras atas.

"Serah lo" pasrah arka lalu memilih pura pura tidur.

"Ha! Gue tau cara ladeninya gimana!" Tiba tiba ide yang mencurigaian datang di pikiran raka yang pasti itu ide gesrek semua sama seperti dirinya.

Arka menaiki kepalanya lagi ia melihat raka dengan ekspresi menunggu jawaban.

"Kalau dia memang ngincar perhatian,cinta,dan perasaan lo, coba lo tes aja dia. Lo ajak dia ketemuan di cafe,trus lo gausah datang. Kalau dia datang dan nunggu lo sampe lo datang,atau sampe cafe itu tutup,berarti dia emang tulus sama lo,dan kalau dia nggak mau nunggu lo lama, lalu dia pergi ninggalin cafe itu,berarti lo bisa nilai sendirikan? Dia cuma ngincar harta lo doang,atau ke famousan lo doang? Eh btw sejak kapan lo famous?" Ucap raka lalu ia tertawa kemenangan meninggalkan arka yang sedang berfikir dikamarnya.

"Betul juga ide raka" pikir arka berbicara sendiri

"Trus darimana gue tau kalau dia nungguin gue sampe cafe tutup?" Tanyanya lagi dengan dirinya sendiri.

"Arggghhhhh raka goblok!" Frustasi sendiri lalu arka menidurkan dirinya dikamar raka si gesrek.

Dasar adik goblok terlalu polos akan cinta - ucap raka yang menintip dari luar kamarnya, ia melihat arka frustasi sendiri mencerna ide liciknya itu.

TBC

Dia Arka [END]Where stories live. Discover now