Lima Puluh Tiga

8.8K 336 8
                                    

Selama perjalanan tentunya tasya bertanya siapa tante yang menelfon arka itu, apakah tante nya yang dirumah?

Atau

"Kak? Itu tadi yang telfon tantenya siapa? Tante nya kakak?" Tanya tasya yang memecahkan keheningan antara mereka.

Arka diam saja, ia melirik tasya yang sepertinya minta penjelasan.

"Tantenya gladys" ujar arka sambil mengacak rambut tasya.

"Kenapa?" Tanya gadis itu lagi

"Gue temenin gladys terapy sore ini, nggak papa? Atau lo mau ikut?"

Tasya menghela nafasnya.

Tasya harus terbiasa dengan ini, karena ini demi kesembuhan gladys juga.

"Kak arka aja, tasya ada tugas sekolah" alibinya membuat arka menggangguk mengiyakan ucapan gadis itu.

"Kak arka, kita berenti di floris itu ya dikiri" tunjuknya pada tempat penjual bunga.

Setelah arka menyampingkan mobilnya,tasya langsung turun.

"Kak arka tunggu dulu ya"

"Iya"

Arka melihat kepergian gadis itu yang masuk kedalam toko bunga,dilihatnya tasya tersenyum melihat bunga bunga yang dijual sipenjual itu.

"Cantik.." Puji nya keluar sendiri dari mulut arka.

Arka melihat terus kegiatan gadisnya sedang membeli bunga hingga gadis itu membayarnya.

"Maaf.." Lirih arka saat tasya tersenyum keluar sambil membawa bunga yang ia beli.

Bagaimana mungkin hati tasya seperti seorang malaikat, yang menerima kalau pacarnya dekat lagi sama masalalunya.

Sedangkan waktu itu arka tak bisa menerima apa yang terjadi antara tasya dan bayu.

Ini memang tidak adil bagi tasya.

"Udah kak,ayo jalan." Ujar tasya yang sudah memasang sabuk.

Arka tersadar ke dunianya lagi.

"Buat siapa?" Tanya arka serentak menghidupkan mesin mobilnya.

"Kakak, aku titip ini ya buat gladys. Bilangin aku kangen" ujar tasya seimut mungkin saat ia mengatakan kata kangen.

"Jangan sok cantik ya" ujar arka mengacak rambut tasya.

"Kak arka ledekin tasya? Berarti tasya nggak cantik ya?" Ujar tasya dengan nada ambek yang dibuat buat.

Arka tersenyum hangat tentunya ia selalu mengacak lembut rambut tasya.

"Cantik.." Pujinya lagi.

"Genit ah, ayo jalan" ujar tasya mendorong tubuh arka yang dekat dengannya.

Arka tersenyum menuruti permintaan tasya,lalu mobil melaju dari posisinya.

Setelah sampai diarea rumah tasya,gadis itu ingin turun tetapi tangannya di tahan oleh arka.

"Yakin lo nggak ikut?" Tanya arka lagi

"Kak arka aja. Kan tasya udah bilang mau selesain tugas" bohongnya lagi

"Yaudah, belajar yang rajin ya. Besok gue jemput" ujar arka menenangkan gadis itu agar ia tak berfikir lain nantinya.

"Udah kak sana gih, gladys pasti udah nunggu. Jangan lupa ya titipan tasya untuk gladys"

"Iya" ujar arka lalu pria itu melajukan mobilnya.

Semoga kak arka bahagia dengan cara ini - batinnya lalu berjalan masuk kedalam rumah.

Dia Arka [END]Where stories live. Discover now