Lima Puluh Satu

8.6K 346 8
                                    

Setelah mendapatkan pesan whatsapp dari aurel,tasya langsung memesan taxi dan menuju ke wilayah yang mereka maksud.

Tampak di luar gedung itu berdiri aurel dan luna sedang menunggunya.

"Makasih pak" ujarnya setelah membayar taxi itu lalu gadis itupun turun.

"Ini bukannya apartement nya ricky? Ngapain kalian disini?" Tanya tasya yang baru saja menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Udah selesai lo jenguk arka? Gimana dia?" Tanya luna mengalihkan topik.

"Baik baik aja,sekarang kak arka tidur tadi habis minum obat" jelas tasya diangguki luna.

"Kalian kenapa disini?" Tanya nya lagi

"Sya? Lo selalu tanya kan ke kita kalau gladys itu siapa?" Ujar aurel membuka suara.

"Siapa? Siapa gladys? Kalian tau dia?" Tanya tasya antusias atas nama yang tak asing baginya.

"Yaudah kita masuk" ajak luna kedalam gedung itu.

Setiba didalam gedung pencakar langit itu,tasya mengedarkan pandangannya dan tak ada siapa pun disana.

Aurel memencet tombol 17 di tombol yang ada dilift itu.

"Ngapain kita ke lantai 17?" Tanya tasya heran.

"Udah ikut aja, disana ada ricky dan revan pastinya" jelas luna

"Mereka nggak kerumah kak arka ya? Kan mereka yang bilang ke gue kalau kak arka sakit,tapi mereka malah disini" omel tasya

"Entar mungkin,setelah ini" jawab aurel singkat seraya pintu lift itu sudah sampai ke lantai 17 dan mereka berjalan tak jauh memasuki apartement milik ricky.

"Kayaknya bener si luna sama aurel bawa tasya kesini" ujar ricky yang terkejut melihat layar pengintai siapa yang berada diluar pintu apartemennya sekarang.

"Buka aja lah,jangan bacot lo" sembar revan lalu ricky memencet tombol open sehingga pintu itu terbuka.

"Sya? Ayo duduk" ujar ricky basa basi, tasya terlihat asing dengan gadis yang berada dikursi roda yang berhadapan dengannya saat ini.

"Kenalin dulu ini tasya" ujar revan yang duduk disebelah gladys itu.

Gladys menjulur tangannya ke arah tasya. "Gladys"

Tasya bungkam dan melihat saja juntaian tangan gadis itu, kali ini tasya ingin penjelasan!

"Tasya" ujarnya membalas jabatan tangan gladys.

"Jadi? Kamu gladys?" Tanya tasya yang penasaran selama ini tentang gadis itu.

Gladys mengangguk.

•••

"Jadi gue harap lo nggak usah salah faham lagi, kan semua udah jelas kalau gladys itu masalalu arka" jelas revan yang tampak menyetir.

Tasya masih mematung dan berusaha mengendalikan perasaannya, jadi gadis itu yang arka maksud di ceritanya sore tadi?

Tapi kenapa pria itu mengatakan itu sebagai pengandaian?

Kenapa tidak jujur saja.

"Jadi nggak ada kemungkinan kalau dia bisa jalan lagi?" Tanya tasya kini sedikit tenang.

"Ada,tapi itu mungkin sedikit. Kaki gladys bisa sembuh apa bila dia rutin menjalani terapi dan menghilangkan secara perlahan rasa trauma yang masih ia derita" jelas ricky.

Dia Arka [END]Where stories live. Discover now