Empat belas

8.8K 404 2
                                    

Jangan lupa follow dan subscribe
Instagram: @mydiaanggn__
Youtube: meydia anggun putri

•••

Minggu terakhir untuk yg ke tiga bulan tasya menunggu,tinggal satu hari lagi perjuangan tasya,ah sial! Satu minggu harinya sia sia karena sakit ini.

Uhuk..uhukk..

"Ayo atuh non,dimakan satu suap aja" ucap bibi yang membujuk tasya makan,tasya tidak mau makan dari kemarin semenjak infusnya dilepas.

Tasya tetap menggeleng dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut,sepertinya gadis itu sangat kedinginan.

Tadi pagi aurel,luna,ricky maupun revan sudah datang menjemputnya,tetapi entah kenapa gadis ini tak bersemangat juga.

Masuklah rini mama nya tasya yang terpaksa harus pamit menyusul papa tasya yang menghadapi beberapa kelelahan di brooklyn,papanya sedang mendapat bisnis besar disana,mau tak mau rini harus berangkat kesana untuk mengurusi suaminya.

"Sayang,maafin mama ya sayang, mama harus berangkat bentar lagi, kamu makan ya,mama udah titip kamu ke aunty clara,nanti aunty kamu akan datang sore,dah mama pergi dulu ya sayang,obatnya jangan lupa diminum,muah" pamit rini mengecup anaknya yang terbaring itu.

Sebenarnya rini tak tega meninggalkan tasya yang sedang sakit seperti itu,tapi ia sedang mempertimbangkan keadaan.

Setelah rini pergi,bi inah datang lagi kekamar setelah ia mendapatkan tamu, bi inah disuruh oleh sitamu untuk tetap membujuk tasya agar ia makan.

"Ayo atuh neng, sekali aja kan bibi udah susah bikinin ini demi neng" rengek bi inah memohon.

"Syasya nggak lapar bi,udah taro sana aja" jawab nya lemah

Ia tak menyadari tamu yang diterima bi inah tadi sedang berdiri melihatnya dari pintu kamarnya,hanya saja tasya memunggungi tamu itu.

"Kalau lo nggak makan,sama aja lo ngusir gue" ujar tamu itu sangat dingin dan tatapan datar ke arah tasya.

Tasya yang mendengar suara yang tak asing baginya itu,langsung membuka selimutnya dan menoleh.

Hening..

Diam..

"Udah bi,biar saya yang suapin"

"Yaudah den, bibi ke bawah dulu,ntar kalau ada apa apa tinggal panggil bibi aja" pamit bi inah dan di iyakan oleh tamu itu.

Tasya masih terdiam menatap tamu nya itu yang sedang memegang mangkuk makanannya.

Mata tasya masih sayu menatap tamu itu.

"Kenapa natap gue gitu? Ntar suka" ujar pria itu membuka suara dengan nada dingin sambil mengaduk makanan tasya.

Bibir tasya terukir sedikit.

Ia tak menyangka ini terjadi.

Apakah ini mimpi?

Atau ngigao karena ia sedang sakit?

"Kakak tau alamat aku dari mana?"

Goblok! Pertanyaan konyol.

Dia Arka [END]Where stories live. Discover now