Lima Puluh Dua

6.5K 279 0
                                    

"Kak arka beneran udah sembuh?" Tanya tasya yang khawatir saat ia berusaha masuk kedalam mobil arka.

"Hm" jawab arka langsung memakai sabuknya.

"Kak arka rutin ya minum obatnya, bulan depan kan udah semester,jadi kalau kak arka sakit --"

"Bawel,pake sabuk" potong pria itu membuat tasya bungkam.

"Kebiasaan deh nggak mau dengerin apa yang tasya bilang" ambeknya sambil memakai sabuk.

Arka tersenyum manis melihat ambekan gadis itu lalu melajukan mobilnya.

Perjalanan yang tampak tenang menuju kesekolah,sesekali arka mencuri pandang pada tasya begitupun dengan gadis itu.

"Nanti sore gue jemput lo" ujar pria itu saat mobil sudah terparkir dilapangan sekolah,tasya menghentikan aktifitasnya membuka sabuk sebentar.

"Mau kemana kak?" Tanyanya polos.

"Mau lo?"

"Hih kan tasya yang nanya!" Ketusnya

"Trus?"

"Kak arka ih! Nyebelin!" Cibir tasya.

Arka tertawa kecil melihat tasya yang ngambek pergi meninggalkannya.

Sudah beberapa minggu ini arka tak menggoda gadis itu, dan saat ini lah ia bisa menggoda gadisnya itu.

Sungguh berbeda dari arka sebelum ia bertemu tasya,perasaan kaku yang dingin seketika hancur karena gadis polos yang tak tau diri itu datang dalam kehidupannya.

Sungguh arka mensyukuri itu.

Pria tinggi itu melepas sabuknya lalu keluar dari mobilnya ingin berjalan menyusul tasya,tapi langkahnya dihentikan oleh sosok talia.

"Arka! Gladys balik?" Tanya gadis itu saat mereka menaiki tangga kelas 12.

"Hm" jawab arka santai

"Gue udah ketemu dia semalem. Jadi gladys netap diindonesia dan lakuin terapy diindonesia juga?" Tanya talia lagi

"Iya lia." Jawab arka yang pagi pagi sudah mendapatkan bawelan talia.

"Hm,gue harap dengan adanya gladys, lo bisa jaga perasaan tasya,yaudah gue duluan"

Tepukan itu, tepukan yang diberikan talia di bahu arka,tepukan seperti peringatan dari gadis itu.

Talia sudah menerima tolakan arka, arka merasa talia tidak mau arka menyakiti salah satu dari kedua gadis itu.

Ah sudahlah! Arka ingin kekelas saja.

"Eh? Abang arka kita udah mulai masuk sekolah, udah sembuh ya? Pasti dong! Kan dokter handal ini yang obati,ya nggak van?" Ujar ricky ketika arka duduk dibangkunya.

"Iya" jawab revan membanggakan diri.

"Najis!" Cibir arka.

"Abang arka ganteng! Pinjem tugas fisika dong, dokter revan belum buat n--"

Belum sempat revan melanjutkan ucapannya,secepatnya arka memotong ucapan pria itu.

"Ngga!"

"Lah? Kok makin hari makin dingin aja sih bang arka? Galak lagi, lagi PMS ya bang?" Ujar ricky yang masih berusaha membujuk.

"Najis!" Cibir arka lagi lalu menidurkan kepalanya diatas tasnya.

"Ayo lah abang! Kan abang arka ganteng, balas budi dong kan dokter ricky yang ganteng udah obatin bang arka!" Bujuk ricky terus menggoda

"Satu syarat!" Ujar arka secepatnya menegakkan kepala.

Membuat dua kunyuk itu duduk tegap siap menerima syarat arka.

Dia Arka [END]Where stories live. Discover now