Tujuh Puluh Satu

8.6K 338 9
                                    

"Kak arka ingat nggak? Disini tempat biasanya kak arka bawa tasya makan dulu" ujar gadis itu seraya mereka menduduki tubuh mereka di kursi penjual mi ayam itu.

"Aku selalu bawa kamu kesini?" Tanya arka lagi.

Tasya mengangguk seraya dengan mie ayam itu disajikan mas penjual.

"Makasih ya mas.." Ujar tasya diangguki oleh mas penjual itu.

"Kak arka suka banget loh sama mi ayam ini, dan kak arka pernah bilang kalau ini mi ayam ter enak yang pernah kak arka cobain" jelas tasya lagi.

Arka menatap tasya dengan hangat,ia memberikan senyumannya pada tasya seraya ia mengacak gemas kepala gadis itu.

"Makan dulu, lanjut ceritanya nanti aja" ujar arka mengusap kepala tasya,dan tasya mengangguk.

"Kak arka tau nggak?"

"Enggak" jawab arka singkat.

"Hih,tasya belum selesai bicaranya kak!" Rengek tasya mendorong tangan arka mambuat pria itu terkekeh.

"Iya apa?"

"Tasya senang banget kak arka kembali, tasya nggak tau gimana kedepannya hidup tasya kalau nggak ada kak arka" jelas gadis itu sambil memakan mi ayamnya.

"Jangan lebay, aku masih pemulihan." Ujar arka mengacak gemas pagi kepala tasya.

"Ya tapikan tasya senang,wleee" cibir gadis itu lalu melanjutkan makannya.

Arka hanya terkekeh saja,ia senang melihat gadis itu terawa lagi walaupun dalam kebohongan ini.

"Kak? Setelah habis ini,kita jangan pulang dulu ya, aku mau ajak kak arka kesuatu tempat lagi" pintanya dengan nada lembut.

"Kemana?"

"Liat aja deh nanti. Pokoknya kak arka habisin dulu makanannya ya" ujar tasya dengan nada polosnya seperti remaja dulu.

Tapi kini gadis itu menjadi dewasa yang cantik dan kuat,kuat menanti selama 3,5tahun ini.

"Udah selesai makannya?" Goda arka saat tasya selesai meneguk airnya.

Tasya mengangguk,tampak nya wajah gadis ini senang hari ini.

"Makan itu jangan belepotan, udah besar juga" ujar arka mengambil tissue lalu mengelap lembut sudut bibir tasya.

"Makasih kak..." Jawab tasya tersipu malu, mereka seperti pasangan remaja yang baru jatuh cinta saja.

"Udah ayok" ujar arka menarik tangan tasya lembut,sungguh indah nya senyum yang tasya tunjukkan sekarang.

Arka meleleh,pertahanannya sebentar lagi akan runtuh.

"20rb aja mas arka, udah lama ya mas arka nggak kesini, sekarang mas arka juga udah tampan banget" ujar mas penjual itu memberi kembalian uang arka.

"Makasih pak,saya pamit.." Ujar keduanya lalu mereka meninggalkan tempat itu dan masuk kedalam mobil arka.

"Kita kemana?" Tanya arka lagi sambil memasang sabuk pengamannya.

"Kesekolah kita dulu kak, kita lurus aja nanti aku tunjukkin jalannya.." Jawab tasya yang selesai memasang sabuknya lalu arka mengangguk dan menjalankan mobil itu.

•••

"Kak arka ingat kan sama tempat ini? Ah! Sepertinya enggak,dan sepertinya aku akan jelasin lagi sama kak arka kalau ini tempat apa" ujar tasya seperti anak kecil yang amat polos.

Arka sangat gemas padanya kali ini.

"Kak arka dulu pernah narik aku kesini untuk yang pertama kali, dan kita duduk disini." Jelasnya pada kursi panjang yang ada dibelakang taman sekolah mereka dulu.

Dia Arka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang