Lima Puluh Delapan

6.2K 272 14
                                    

Pria itu berlari manuju bioskop tempat tadi,tetapi tak ada yang menemukan tasya, film pun sudah bertukar judul.

Kemana gadis itu? Apa yang terjadi padanya?

Arka mengelilingi jalan yang banyak berderatan cafe cafe,ia pikir tasya disana.

Tetapi semuanya tidak ada sama sekali.

Nihil!

Beberapa kali menghubungi ponsel tasya,tak ada jawabannya.

Kemana gadis itu?

Arka menemukan gelang jatuh di luar pintu cafe yang tadi dimasukkan tasya.

Gelang itu tak asing baginya.

Itu gelang yang tasya pakai tadi.

Perlahan arka jongkok mengambil gelang berwarna soft pink itu.

"Lo dimana?" Tanya arka miris pada benda mati milik tasya itu.

Sama seperti hati tasya saat ini,maybe.

Tak ingin banyak fikir, arka berlari kebawah dan mengambil mobil yang ia parkirkan sembarang,pria itu menancap gasnya menuju rumah tasya.

Sepanjang jalan arka menciumi gelang itu, wajahnya sangat merah kali ini.

Pendangannya kiri kanan melihat tasya yang tak kunjung terlihat.

Apa yang terjadi? Kemana gadisnya?

Lampu merah awal dari kemacetan,kemacetan itu tepat didepan florist.

Arka keluar sebentar dan membeli bunga yanga ada disana.

Tak lama kemudian lampu sudah hijau,banyak mobil yang mengklakson,lalu arka masuk dan menjalankan mobil itu,ia taruh bunga dan gelang itu dikursi penumpangnya.

"Maaf" lirih arka saat diperjalannan itu.

Pikiran arka sangat kacau saat ini.

•••

"Kak bayu dari kapan ada diindonesia?" Tanya tasya yang duduk didalam mobil bayu.

"Lo nggak penting tau itu,sekarang lo fikir diri lo dulu" jawab bayu tak mau membuat gadis itu banyak pikiran.

Walaupun tasya masih menangis,tapi tangisnya tak deras seperti tadi.

"Lo yakin nggak gue temenin dirumah?" Tanya bayu yang Sudah mengantari tasya sampai gerbang.

"Nggak usah,tasya pingin sendiri. Skali lagi makasih kak," jawab tasya sangat tulus.

"Iya,kalau ada apa apa,hubungi gue" ujar bayu mengacak rambut tasya,tasya mengiyakan lalu turun dari mobil itu.

Lalu bayu menancap gasnya meninggalkan perkarangan rumah itu,seraya dengan datangnya mobil sport hitam yang terparkir didepan gerbang rumah tasya.

Dia arka!

Ting nung...

Perlahan arka memencet bel rumah itu memastikan bahwa tasya yang pulang dengan mobil putih yang sangat asing baginya.

Mood tasya saat ini sangat tidak bagus dengan mata bengkak,malah ada tamu.

"Sebentar" jawab tasya lemah sambil menghapus air matanya.

Dia Arka [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora