02

150K 11.9K 207
                                    

___

Selamat datang di SMA Tabula Rasa!

Gerbang hitam dan tembok biru menjadi ciri khas SMA Tabula Rasa sejak dulu hingga sekarang—aku beberapa kali melewati sekolah ini. Aku berjalan di antara siswi lain dengan penuh waspada. Sesekali aku melihat sekeliling. Aku benar-benar takut jika Kak Sean muncul. Meskipun sekolah ini luas dan banyak siswa-siswi, tetap saja aku harus waspada.

Saat baru saja dari lobi, aku melihat papan pengumuman sekolah dipenuhi orang-orang. Aku segera berlari ke sana dan berhenti jauh di depan papan pengumuman karena sangat banyak yang berkerumun, tetapi anehnya hanya para siswi sementara siswa satu pun tak terlihat.

Aku berjinjit, melompat-lompat, dan pada akhirnya mundur perlahan dengan wajah cemberut. Meskipun jika saja tubuhku tinggi, tak mungkin juga aku bisa melihat apa yang ada di sana karena terlalu jauh.

Pengumuman kelas bisa dilihat di website sekolah dan katanya tidak akan ada di papan pengumuman sekolah, lalu apa yang ada di depan sana?

Siswi-siswi ini bicara. Semuanya tidak terlalu jelas. Game over? Geng rahasia? Target selanjutnya? Mereka menyebut semua itu berulang-ulang. Apa itu sistem terbaru SMA Tabula Rasa? Ah, memusingkan.

Daripada penasaran, aku menepuk bahu seseorang di depanku dengan pelan. Siswi itu berbalik dengan tatapan bingung.

"Di sana pengumuman apa, ya?" tanyaku seramah mungkin.

"Oh, katanya tentang target selanjutnya di Game Over. Aku juga nggak terlalu tahu. Ini baru mau cari tahu juga." Siswi itu tersenyum. "Terobos aja pelan-pelan kalau lo punya kekuatan." Dia tertawa. "Habisnya dari tadi gue mau nerobos, tapi nggak bisa-bisa."

"Oke, makasih, ya!" kataku.

Saatnya beraksi. Aku meluruskan lenganku ke depan, lalu mulai menerobos sambil mengucap permisi berulang kali. Mereka seolah tidak ingin pindah dari posisi mereka berdiri. Aku mengerahkan semua kekuatanku. Aku harus tahu pengumuman apa itu sebelum upacara berlangsung.

"Apaan, sih!" seru seseorang di sampingku. "Yang pendek belakangan aja."

Dia mengejekku? Ugh, menyebalkan! Aku menatapnya dengan tatapan tajam. Dia mengataiku pendek? Memangnya dia tinggi?

"Maaf," kataku tak ikhlas. Aku cemberut. Tiba-tiba suasana hati berubah kesal. Aku menorobos kencang dan tanpa sadar hingga membuat yang lain berteriak.

Tidak apa-apa. Sebagian tidak ada yang tahu aku pelakunya. Aku terkikik sendiri. Akhirnya aku sudah tiba tepat di depan papan pengumuman dan memandang satu-satunya kertas yang ada di sana.

Target geng rahasia selanjutnya ada di kelas X.

Pilih bahagia atau menderita? Kita lihat nanti :)

"Apaan?" Keningku mengerut. Hidungku juga.

"Ini salah satu ekskul? Target geng rahasia apaan? Kok agak membingungkan, sih?" Aku bergumam tidak jelas. Di kepalaku hanya ada tanda tanya besar. Pantas saja banyak siswi angkatan baru masih berkumpul di sini.

"Bukan ekskul. Nanti lo juga bakalan tahu sendiri seiring berjalannya waktu."

Aku menoleh. Seseorang baru saja berbicara. Siswi itu menatap ke papan pengumuman, tapi apa hanya perasaanku saja dia barusan membalas ucapanku?

"Ngomong sama gue?" tanyaku.

Siswi itu tiba-tiba menoleh dan tersenyum. Aku masih memasang raut bingung. "Iya. Gue emang lagi ngomong sama lo, kok."

Cantik. Siswi di sampingku ini cantik dan punya lesung pipi.

"Eh, ada yang mau lewat! Ada cogan yang mau lewat!" teriak siswi-siswi di sekitarku.

Aku bengong, tak tahu harus melakukan apa karena siswi yang barusan mengajakku berbicara juga sepertinya masih ingin mengatakan sesuatu. Aku melihat dari bibirnya yang terbuka lalu tertutup karena mendengar suara-suara lain.

Aku dan siswi ini masih berdiri di sana saat melihat seorang cowok tinggi berjalan di koridor ini. Siswi-siswi mulai berbisik-bisik dan mengatakan bahwa cowok itu ganteng.

Ah! Aku akui dia tidak kalah ganteng dari Kak Sean! Tapi bedanya, cowok ini wajahnya kelihatan sedikit lebih ramah.

Catat: se-di-kit.

"Lo harus hati-hati sama dia," kata siswi di sampingku. Aku belum tahu namanya.

"Hati-hati buat apa? Dia kenapa?" tanyaku bingung.

Aku terkejut saat menyadari cowok tadi berhenti di dekat kami, tetapi tatapannya tertuju ke siswi di sampingku. Aku mulai mendengar suara dari siswi lain yang bertanya-tanya apakah siswi di sampingku adalah pacar dari cowok itu.

Airlangga Pandu Widjaya

Nama cowok itu ada di name tag kemeja sekolahnya.

*


thanks for reading!

love,

sirhayani

Game Over: Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang