03

128K 11.4K 375
                                    


Aku mundur karena tidak nyaman di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mundur karena tidak nyaman di sana. Bisa saja benar kalau siswi tadi adalah pacar cowok itu dan kalimat lo harus hati-hati sama dia adalah sebuah peringatan dari siswi itu agar aku tidak dekat-dekat dengan pacarnya.

Ya, ya, ya. Bisa jadi seperti itu.

"Hai, kenapa pergi? Kita belum kenalan."

Aku berbalik lagi dan menyengir. Siswi itu berlari ke arahku dan mengulurkan tangannya. "Widya. Lo?"

"Panggil aja Vera." Aku tersenyum dan menyambut uluran tangannya.

Widya berbalik dan menatap cowok bernama Airlangga itu. "Kalau ceweknya nggak mau, jangan dipaksa!"

Oh, mereka benar pacaran? Sedang marahan? Tapi kata-kata Widya sedikit ambigu. Aku menatap Airlangga dan ... apa-apaan itu? Dia sedang menatapku? Aku mengalihkan perhatian. Widya berjalan ke Airlangga lagi dan mereka mengobrol.

"Ayo. Kita sekelas, lho. X-6, kan?" Widya kembali ke arahku dan kami mulai melangkah bersama. Aku sempat melihat Airlangga sedang menatapku.

Ah, pasti perasaanku saja. Mungkin dia sedang melihat Widya.

Aku mengangguk. "Tahu dari mana?"

"Gue semalam hafal nama-nama murid di X-6. Dan salah satunya Vera. Lo Vera Harmonita, kan?"

"Iya, bener! Ngomong-ngomong, geng rahasia itu apa? Lo tahu nggak?"

"Lo belum tahu beneran?" Widya menatapku dengan ceria. Aku mengangguk. "Geng rahasia itu isinya cowok-cowok SMA Tabula Rasa! Ganteng, tinggi, keren, pokoknya kriteria yang perfek banget! Tapi sayang nakal dan preman! Walau preman, tapi preman itu nggak sekadar preman yang jago berkelahi tanpa teknik. Mereka itu punya teknik bela diri tertentu. Macam-macam. Ada yang jago di taekwondo, silat, jujutsu, karate, gulat, apalagi ya? Boxing, Muai Thai, judo. Emmm...."

Aku menganga.

Widya tahu semua itu dari mana?

Dan Widya yang aku pikir cool, ternyata bertolak belakang dengan yang aku pikirkan.

"Terus! Terus! Game Over itu apa?" tanyaku penasaran.

"Nah! Game Over itu permainan mereka. 'Taruhan' yang mereka ubah lebih halus jadi 'Game Over'. Anggotanya rata-rata kelas XII dan XI. Kalau ada dari kelas X, mereka itu cowok-cowok terpilih. Biasanya ada lima cowok yang bakalan ngerebut hati satu cewek yang sama. Siapa yang bisa dapat hati si cewek, maka dia yag menang. Tujuan mereka beda-beda. Ada yang serius pengin PDKT. Ada yang cuma main-main. Ada yang terpaksa karena suruhan ketua mereka. Ada yang sudah punya pacar, tapi tetep ikut."

Kalimat terakhir itu terdengar jahat. Permainan macam apa itu? Ah, iya. Seperti kata Widya, Game Over diperhalus dari kata taruhan. Yang namanya taruhan semuanya tidak ada yang baik.

"Game Over dimulai kalau ada pemberitahuan. Ada di mading bahkan pernah ada di tembok samping gerbang dan mereka nulisnya pakai pilox merah. Nakal, kan? Pernah juga ada di papan tulis kelas XI dan nulisnya pakai spidol permanen. Pernah juga pakai tipp-ex di pintu ruang guru."

"Parah! Guru-guru nggak turun tangan?"

"Itu makanya. Mereka itu licik. Punya trik. SMA Tabula Rasa kan punya banyak CCTV dan mereka bisa aja lolos tanpa ketahuan sampai sekarang. Kalau lokasi mereka nulis pengumuman dimulainya Game Over bisa terekam CCTV, siap-siap CCTV itu bakalan rusak sebelum mereka beraksi."

"Wow." Aku tidak tahu harus mengatakan apa.

"Keren, kan? Gue mau banget jadi target kalau ganteng-ganteng dan jago bela diri." Widya tertawa riang. "Yah, tapi sayangnya nggak banyak yang tahu siapa aja yang termasuk Geng Rahasia. Sudah gue bilang, kan? Mereka itu licik dan punya trik. Kalau sampai ketahuan, bisa aja mereka dikeluarin dari sekolah karena kadang ulah mereka sampai ngerusak fasilitas sekolah. Rumornya, ada beberapa kakak pembimbing saat masa pengenalan sekolah yang ditebak termasuk dalam kelompok geng rahasia. Mereka lagi 'mengawasi' siapa yang bisa dijadikan target selanjutnya. Terbukti, sih. Soalnya, hari pertama sekolah sudah ada pengumuman. Targetnya ada di kelas X. Entah di kelas berapa."

Kalau Widya tahu anggota geng rahasia ganteng-ganteng, berarti Widya pernah lihat mereka?

"Lo pernah lihat mereka? Tahu dari mana mereka ganteng-ganteng?" tanyaku.

"Gue lihat beberapa dan rumornya, pernah ada target yang bongkar siapa aja lima anggota Geng Rahasia karena kesel dijadiin permainan."

Ganteng, tinggi, jago bela diri. Aku suka yang seperti itu! Kecuali nakal dan preman, aku tidak suka. Aku senang memikirkan ini bukan berarti aku tertarik untuk jadi target.

Aku meringis. Cewek yang berwajah pas-pasan ini sadar diri, kok.

Lagipula, aku sebenarnya berharap sedikit pada Kak Sean. Aku tersenyum lagi. Sedikit. Bukan berarti sangat ingin menjadi pacar Kak Sean.

"Serius anggotanya ganteng-ganteng?" tanyaku riang. Aku sedang membayangkan semua anggota berkumpul dan menjadi pemandangan menyenangkan.

"IYA!" teriak Widya.

"SERIUS?"

"IYA, SERIUSAN!"

Kami sama-sama teriak di koridor.

***


thanks for reading!

love,

sirhayani

Game Over: Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang