08

101K 10K 393
                                    

"Lo nggak apa-apa? Temen gue emang agak kasar orangnya. Sori kalau ucapannya nyakitin."

Aku mengerjap saat mendengar Kak Airlangga yang mengatakan itu. Aku oleng dan blank. Aku benar-benar takut melihat wajah marah Kak Gama yang sepertinya sudah sampai di ubun-ubunnya.

"Eh, Lang, lo ngebela si tolol ini?" Kak Gama menatapku dengan alis hampir menyatu dan matanya yang tajam. Dia memang memiliki wajah yang terlihat galak sekalipun kemungkinannya dia tidak marah. Kalau dia sudah jadi bapak-bapak, dia pasti akan ditakuti oleh teman anak perempuannya.

Aku melihat Kak Airlangga berbisik kepada Gama. "Dia Vera."

Ah? Kak Airlangga tahu aku? Aku Vera, terus kenapa? Ya ampun, aku kenapa? Aku sebelumnya tidak punya masalah kan dengan Kak Airlangga? Jangan sampai aku mati penasaran, tolong!

Wajah Kak Gama sedikit kaget. Kemudian raut kesalnya perlahan memudar meski aku masih bisa melihat wajah kesalnya yang tak bisa hilang.

"Erlang, ada apa?"

Aku mematung.

Suara Kak Sean? Benar itu suara Kak Sean, kan?

"Ini, ada yang nggak sengaja nabrak Gama dan numpahin makanan ke seragamnya," kata Kak Airlangga.

Aku tidak boleh menoleh ke belakang. Aku segera berlari kencang melewati Kak Gama dan Kak Airlangga tanpa sempat meminta maaf.

"MAU KE MANA LO!" teriak Kak Gama yang membuatku semakin panik hingga mempercepat lari keluar dari kantin itu.

Aku tidak bisa membayangkan semua orang di kantin ini sedang menatapku.

Vera, siswi angkatan baru, sedang berhadapan dengan tiga cogan dari kelas XII. Ini bukan hal baik, tapi buruk. Karena aku sedang ada masalah dengan salah satunya. Atau ... dua di antaranya yaitu Kak Sean dan Kak Gama.

Mimpi apa aku semalam?

Aku mengacak-ngacak rambut. Ninik apa kabar, ya? Dia pasti mencariku. Ah, aku benar-benar pusing. Ada apa sih dengan hari ini?

Tanpa sadar aku berhenti di ... mana ini? Aku menatap ke sekelilingku. Taman? Halaman belakang sekolah? Ada banyak rumput teki dan aku sedang di bawah pohon.

Aku mengipas leher dengan tanganku. "Gerah banget."

Saat aku baru saja ingin duduk di bawah pohon untuk istirahat karena sudah berlari, tak sengaja aku mendongak. Lalu, aku tertegun lama.

"AAA!" Aku berteriak kencang dan menutup mata.

Ada cowok yang sedang gelantungan di ranting pohon seperti kelelawar!

Dan cowok itu tersenyum seperti setan ke arahku!

*


thanks for reading!

love,

sirhayani

Game Over: Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang