43

82.8K 9K 898
                                    


Sudah beberapa hari terlewati setelah perkataan Kak Erlang waktu itu dan sekarang kencan itu berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa hari terlewati setelah perkataan Kak Erlang waktu itu dan sekarang kencan itu berlangsung. Aku tidak tahu bagaimana orang-orang akan menyebut ini kencan. Apa itu kencan? Memikirkannya saja membuatku ingin menangis.

Kenapa juga hari itu aku mengiakan ajakan Kak Erlang?

Untung saja Kak Erlang mau diajak kompromi. Aku melarangnya menjemputku di rumah karena kalau sampai itu terjadi, bagaimana kalau Kak Sean melihatnya?

Aku tidak akan membuat Kak Sean berpikir bahwa aku dan Kak Erlang dekat. Ah, bukankah orang-orang yang melihatku dengan Kak Erlang akan berpikir bahwa kami sedang dekat?

ARGH!

Kami memang berangkat bersama, tetapi Kak Erlang menjemputku di minimarket yang sama dengan minimarket yang pernah dia datangi. Aku menyuruhnya menjemputku di minimarket itu dengan alasan aku sekalian ini membeli minyak kayu putih.

Sudah berapa kali aku menjadikan kebohongan kecil sebagai alasan melarikan diri dari kenyataan?

Kak Erlang menghentikan motornya di depan sebuah kafe. Aku turun dari sana dan segera membuka helm.

Aku bukan anak kafe dan Kak Erlang membawaku ke tempat ini daan yang lebih mengejutkannya lagi adalah 90% pengunjung yang datang ke kafe ini adalah cowok.

Wajar bila laki-laki memenuhi sebuah kafe, entah dari remaja sampai yang berumur lebih dari 30 tahun. Namun, dengan semua laki-laki yang terlihat masih sebaya dengan Kak Erlang atau setara dengan anak SMA dan kuliah, apakah itu masih tidak akan membuatku terkejut?

Kafe ini dipenuhi cowok-cowok yang terlihat asyik mengobrol. Apa jangan-jangan mereka adalah bagian geng rahasia itu?

Aku berjalan di belakang Kak Erlang seperti anak ayam. Kak Erlang terkadang menyapa cowok-cowok yang dilewatinya. Terkadang dia dan cowok-cowok itu melakukan high five.

"Lancar nggak, tuh?" Seseorang sedang bicara dengan Kak Erlang. Kak Erlang menatapku, lalu menarikku mendekat.

"Lihat aja nanti," balas Kak Erlang. Membuatku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.

Kak Erlang berhenti di dekat sebuah kursi dan menoleh ke arahku. Aku melihat Kak Erlang tersenyum miring. "Mikirin apaan?"

Aku menggeleng-geleng. Dia menarik sebuah kursi dan menyuruhku duduk. Kak Erlang duduk berhadapan denganku setelah memesan minuman.

"Pasti geng rahasia?"

Aku melotot. "Kok bisa nebak?"

"Apa lagi?"

"Jadi, apa mereka...." Aku menatap cowok-cowok yang duduk di kafe ini. "Geng rahasia?"

"Sebagian udah lo lihat hari itu, kan?"

"Udah, sih. Tapi nggak terlalu gue perhatiin."

Aku menautkan jemari di atas meja dan menatap Kak Erlang yang kelihatannya biasa-biasa saja saat membahas geng rahasia. Apa aku perlu menyelidiki lebih dalam soal geng rahasia dan permainan ini lebih jauh?

Game Over: Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang