"Membunuh atau terbunuh?"
-ASSASSIN
-
Dia Allea, lebih tepatnya Allea Ariana Lorenzo. Perempuan yang sejak kecil dikucilkan dari keluarga besarnya hanya karena dirinya adalah perempuan yang penyakitan. Yah, Allea mengidap gagal jantung sejak lama. D...
Hai, aku Zahra, aku penulis dari cerita ini. Salam kenal.
Kalian bisa panggil aku TEMAN, dan aku pun akan panggil kalian TEMAN.
Jangan panggil aku Kak, Thor, Author. Cukup panggil aku teman.
Just friends.
Hanya teman, seperti kamu dan dia.
———•>◕<•———
DISCLAIMER
Cerita ini 100% FIKSI dan hasil dari ide aku sendiri.
TOLONG jangan sangkut pautkan hidup asli idol/aktris/aktor yang aku jadikan visual di cerita ini.
Jangan bawa cerita ini ke cerita lain, dan begitu pun sebaliknya, jangan bawa cerita lain ke dalam cerita ini.
Tolong jadi pembaca yang bijak dan bisa menghargai para penulis yaaa.
Jika tidak suka cerita ini tolong segera tinggalkan, dan jika suka silahkan berikan feedback.
Akan ada banyak adegan kekerasan dan kata-kata kasar di cerita ini, jika semisal tidak suka maka lebih baik jangan di baca.
HAPPY READING
———•>◕<•———
"Aku masih disini, seorang diri dalam kesunyian. Aku masih menunggumu kembali. Meskipun aku tahu jika bukan kamu yang akan datang, melainkan kematian yang akan datang menghampiriku. Abang, aku kesakitan..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1. SISWI BARU LENTERA
“Perkenalkan diri kamu.”
Tatapan datar, dingin dan juga angkuh itu menatap 31 orang yang sekarang berada di hadapannya. Sorot mata dinginnya terus memperhatikan satu-persatu wajah yang beberapa bulan ke depan akan menjadi teman sekelasnya sampai ia lulus dari tempat ini.
“Allea Allea.” Perempuan itu berucap dengan nada suara andalannya. Dingin dan terkesan datar, tak lupa dengan wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Dua kata singkat yang keluar dari bibir perempuan bernama Allea, membuat sang guru yang semulanya duduk di kursinya dan tengah memperhatikan buku absen sontak menoleh.
Sang guru yang bernama Rika itu berdiri dari tempat duduknya dengan membawa beberapa dokumen dan satu buah kunci, kemudian menghampiri Allea. “Nak, ini kunci loker kamu. Silakan ambil dulu buku-buku kamu yang ada di loker kemudian kembali kesini lagi ya?”
