BAGIAN 40

3.4K 262 83
                                    

"Tolong lihat aku sebentar saja."
—Shaka—

"—Shaka—

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

40. I'M NOT OKAY

0867xxxxxxxx
|Jangan ikut campur masalah keluarga itu dan cepat bawa nyokap lo pergi.

Lagi dan lagi Shaka mendapatkan pesan dari nomor asing ini. Keningnya mengerut heran, ia kembali memikirkan siapa sebenarnya orang ini. Perlahan Shaka menolehkan kepalanya, matanya memandangi Allea yang tampak sibuk mencatat penjelasan dosen.

Sebenarnya, beberapa kali Shaka berpikir jika sang pengirim pesan ini adalah Allea. Namun tiap Shaka mendapatkan pesan ini, pasti Allea tidak sedang memegang ponselnya, hal itu menandakan jika bukan Allea sang pengirim pesan ini.

Namun jika bukan Allea, lalu siapa?

Bel tiba-tiba berbunyi ketika Shaka masih sibuk memikirkan siapa orang di balik nomor asing ini.

“Kantin yok!” ajak Salsa sambil menyenggol lengan Shaka.

Ting! Ting! Ting!

Hampir seluruh ponsel mahasiswa yang ada di kelas itu berbunyi secara bersamaan, namun sepertinya tidak hanya ponsel mahasiswa di kelas itu, namun seluruh ponsel mahasiswa Derlangga.

Base Twitter Derlangga kembali ramai membicarakan mengenai kematian Alvin yang sampai sekarang belum menemukan titik terang. Belum di ketahui siapa pembunuhnya, namun beberapa orang mulai saling menerka-nerka siapa pembunuh sebenarnya.

Dan hari ini, polisi kembali datang ke Derlangga untuk membawa salah satu tersangka kasus kematian Alvin. Tersangka tersebut adalah Alleo Ariando Lorenzo, sang ketua BEM yang menggegerkan seisi kampus hanya dalam beberapa menit saja.

“Alleo?” Salsa menutup mulutnya setelah membaca grup angkatan yang membahas mengenai laki-laki itu.

Kepala Shaka menoleh kembali ke belakang, namun belum sempat ia melihat bagaimana ekspresi wajah Allea, ternyata perempuan itu lebih dulu berlari keluar kelas.

“Allea!” teriak Shaka.

Keadaan di luar gedung sangat ramai, beberapa orang mulai memotret Alleo yang di giring menuju mobil polisi. Laki-laki itu hanya diam tanpa ekspresi, tidak ada sedikit pun rasa takut di wajahnya. Alleo tampak tenang, sangat berbeda jauh dengan mahasiswa lain yang malah heboh.

“Dih anjir! Beneran Alleo? Gila emang!”

“Bisa-bisanya orang kayak dia di jadiin ketua BEM. Amit-amit deh!”

“Kelihatannya anak baik-baik, eh ternyata...”

“Bentar lagi turun jabatan tuh!”

“Dari dulu emang gak suka sih gue sama tuh orang, sok ganteng sok cool!!”

Hinaan, cercaan, ejekan itu langsung masuk ke dalam telinga Alleo. Namun untuk ke sekian kalinya, Alleo tidak peduli itu semua. Prinsipnya, jika tidak bersalah, lalu kenapa harus takut.

ASSASSINحيث تعيش القصص. اكتشف الآن