"Membunuh atau terbunuh?"
-ASSASSIN
-
Dia Allea, lebih tepatnya Allea Ariana Lorenzo. Perempuan yang sejak kecil dikucilkan dari keluarga besarnya hanya karena dirinya adalah perempuan yang penyakitan. Yah, Allea mengidap gagal jantung sejak lama. D...
"Berada di sampingmu adalah hal terindah yang selama ini aku harapkan."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
45. FIRASAT
Drtt! Drtt!
Allea masih memandangi layar ponselnya yang menampilkan nama Kenzo. Jantungnya berdebar semakin kencang, Kenzo meneleponnya setelah beberapa waktu mereka berdua tidak saling bertukar kabar.
Allea ragu ingin mengangkat teleponnya, namun di satu sisi ia juga merindukan laki-laki itu.
“Alleo, sarapan dulu,” ujar Salsa ketika melihat Alleo berjalan lurus menuju pintu utama.
Allea menoleh. “Alleo, mau ke mana?”
Alleo menghentikan langkahnya, tanpa sedikit pun melirik pada orang-orang yang ada di meja makan, Alleo pun menjawab. “Mau cari angin pagi.” Setelah menjawab, laki-laki itu berjalan keluar dari rumah.
Allea buru-buru langsung berdiri dari tempat duduknya dan ikut keluar dari rumah.
“Allea, kamu belum sarapan!” seru Susi namun Allea tidak mendengarkannya.
“Ada apa lagi dengan dua anak itu?” Bibi Gaura berkacak pinggang dengan ekspresi wajah heran.
“Alleo agak aneh dari semalam,” ujar Salsa lesu, entah kenapa ia merasa jika Alleo seperti sedang menghindarinya. Tadi pagi Salsa menyapa laki-laki itu, namun Alleo bahkan tidak meliriknya sama sekali.
“Alleo emang aneh dari dulu,” balas Shaka dan mendapatkan jeweran di telinganya yang di berikan oleh Susi.
“Heh mulutnya gak boleh gitu,” tegur Susi.
🌻
“Kamu kenapa sih?” Allea masih memandangi Alleo heran. Kembarannya itu sudah berjalan memutari kompleks rumah mereka selama 3 jam seolah tidak memiliki rasa lelah, Allea yang mengikutinya saja sudah lelah.
“Heh, aku lagi ngomong sama kamu ya!” Allea berdecak kesal karena sejak tadi Alleo masih saja membisu.
“Pulang aja kalo udah cape,” balas Alleo, lalu semakin mempercepat larinya.
Allea menghentikan langkahnya, ia sudah tidak sanggup lagi berlari mengejar Alleo yang sudah berada cukup jauh dari jangkauan nya.
“Dia marah sama gue apa gimana sih?” Allea sungguh tidak paham mengapa Alleo menjadi berbeda seperti ini.
