BAGIAN 46

2.8K 207 86
                                    

"Dia mengajariku bagaimana caranya menjadi dewasa. Dia juga mengajariku bagaimana caranya untuk bahagia. Dia juga mengajariku untuk tetap bertahan walaupun sedang berada di keadaan sulit. Bahkan, dia mengajariku untuk mengikhlaskan sesuatu yang tidak menjadi takdirku. Sampai aku tidak sadar, jika dia mengajariku semua itu karena dia sedang mempersiapkan diri untuk kepergiannya. Dan benar saja, sekarang dia sungguh meninggalkanku."

46

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

46. SHAKA, ALLEA, DAN PANTAI

“Ck!”

Suara decakan keluar dari bibir seorang wanita tua ketika ia mengecek isi lemari dapur dan juga kulkas, ia hanya menemukan makanan ringan, mie, soda, es krim, cake, dan makanan manis lainnya.

Wanita tua itu adalah bibi Gaura, saat ini ia membalikkan badannya dan mendapati ketiga anak manusia yang sedang memandanginya.

“Siapa yang beli ini semua?” tanya nya dengan tegas.

Alleo menoleh pada Allea, sedangkan Sean yang juga ada di rumah ini lantas menunjuk Allea yang sedang kebingungan.

“Emang kenapa?” tanya Allea dengan polosnya.

Bibi Gaura memijit pelipisnya sendiri, sepertinya keputusannya ikut ke rumah ini sangat benar. Jika tidak ada dirinya, pasti Allea dan juga Alleo akan terus makan makanan yang tidak sehat.

“Tidak ada makanan sehat di sini, tidak ada sayuran bahkan bumbu masakan saja tidak ada. Hanya ada mie dan makanan instan! Kamu ini harus makan makanan yang sehat!” protes wanita tua itu.

Dan sore itu, Allea baru menyadari kenapa di rumah ayahnya tidak pernah ada camilan, bahkan mie instan pun hanya ada beberapa bungkus saja. Pasti penyebabnya karena wanita tua ini. Bibi Gaura, wanita tua yang begitu mementingkan kesehatan dua anak kembar yang salah satunya begitu bandel.

“Padahal yang instan itu enak,” jawab Allea seenaknya.

“Terus kalo kamu sakit gitu enak gak?” tanya bibi Gaura tak mau kalah membuat Allea langsung menutup bibirnya rapat-rapat.

Allea kalah telak.

Allea langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua karena sepertinya kehadirannya di dapur hanya akan membuat wanita itu semakin kesal padanya.

Allea merebahkan tubuhnya di kasurnya sambil memejamkan matanya, sedangkan di kamar sebelah ada Alleo dan juga Sean. Entah apa yang di lakukan dua laki-laki itu pun Allea tidak tahu dan malas untuk mencari tahu.

Tangan Allea meraba kasurnya untuk mencari ponselnya. Namun bukan ponsel yang ia temukan, melainkan satu lembar foto yang beberapa saat lalu ia temukan di kamar sang kakek.

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang