BAGIAN 52

2.6K 193 69
                                    

"Tolong jangan ucapkan kata usai, karena sebenarnya kalian tidak akan pernah selesai."

52

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

52. CEMBURU

“Pagi cantik,” sapa Shaka sambil memberikan kecupan singkat di pipi Allea.

“Apaan sih! Cium cium segala!” protes Allea, sedangkan Shaka hanya tertawa kecil sambil berjalan menuju koper yang berada di sebelah sofa.

“Lo yang beresin sendiri?” tanya Shaka setelah menyadari barang-barang Allea sudah di kemas.

“Tadi sama Sean tapi dia udah pergi karena ada urusan,” jawabnya. “Alleo gak bisa antar gue pulang apa?”

“Katanya Alleo ada urusan penting gitu.” Shaka melirik Allea sebentar lalu menarik koper yang berisi barang-barang milik Allea.

“Ck! Kenapa semua orang sibuk sih hari ini? Padahal kan ini hari libur!” Perempuan itu mendengus kesal lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Mood Allea turun drastis karena sejak semalam Alleo tidak membalas pesannya bahkan tidak menemuinya. Entah dimana kembarannya saat itu berada, dan entah hal penting apa yang sedang di lakukan sampai Allea di nomor duakan.

‘’Gak usah marah, kan masih ada gue.”

Shaka menarik pinggang Allea dan merapatkan tubuh mereka. Shaka menundukkan kepalanya dan kembali memberikan kecupan di pipi putih Allea.

“Lo kenapa sih modus banget!” kesal Allea, tangannya terulur untuk memukul lengan Shaka yang masih melingkar di pinggangnya.

“Gak tahu deh, setiap sama lo bawaannya gemas banget sampai pengen cium lo terus!” Shaka tertawa senang setelah mengatakan hal itu, sejak semalam pula Shaka tampak begitu senang setelah tahu bahwa Allea setuju untuk menikah dengannya.

“Sinting lo!” ujar Allea lalu melenggang pergi dari ruangan itu.

Shaka berlari kecil untuk mengejar Allea, setelah langkah kaki mereka sejajar, Shaka lantas merangkul pundak perempuan itu.

“Tadi pagi gue udah cerita ke mama kalo lo udah setuju. Mama langsung senang dong, terus mama tanya mau kapan?”

Kepala Allea mendongak karena Shaka lebih tinggi darinya. “Maksudnya?”

“Mau kapan kita nikahnya? Mama tanyain itu ke gue,” jawab Shaka.

Allea terdiam sebentar dengan alis yang tampak hampir menyatu, hal ini menandakan jika perempuan itu tengah berpikir.

“Gue sih terserah lo. Mau kapan pun gue siap, bahkan sekarang pun gue siap!” ujar Shaka tampak begitu semangat.

Allea memutar bola matanya malas.

“Kalo lo mau nya kapan?” tanya Allea pada akhirnya.

“Lebih cepat lebih baik sih. Tapi ya kalo lo setuju, gue mau nya Sabtu depan biar Minggu nya bisa libur terus Senin nya ke kampus. Sebenarnya gue pengen kita ambil libur agak lama buat honeymoon tapi gue tahu kalo lo pasti bakalan tolak. Jadinya rencana honeymoon di tunda dulu deh.”

ASSASSINWhere stories live. Discover now