BAGIAN 42

3.3K 233 61
                                    

"Jika dia bersikap baik padamu, bukan berarti dia juga menyukaimu."

42

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

42. KEDAI MIE AYAM NENEK

“Khawatir ya?”

Setelah pertanyaan itu terlontar sekitar 10 menit lalu, Allea tak kunjung mengeluarkan suaranya sampai sekarang. Keduanya memilih pergi dari alun-alun dan berjalan di pinggir jalan tanpa arah.

Berulang kali Allea mengusap-usap telapak tangannya ketika hawa dingin seperti menusuk-nusuk sampai ke tulangnya. Shaka yang berjalan di sebelahnya tak jauh berbeda dengan Allea, laki-laki itu juga kedinginan.

Sebenarnya mereka hendak pulang ke rumah, namun sejak tadi mereka tak kunjung menemukan taxi apa lagi mengingat jika jarak rumah mereka cukup jauh dari sini. Kalaupun berjalan kaki pasti akan sangat melelahkan.

“Mampir dulu, lapar gue.” Shaka berucap kemudian membelokkan tubuhnya pada kedai mie lesehan yang berada di dekatnya. Allea mau tak mau mengikuti ikut masuk ke dalam kedai itu.

“Mie ayam nya 2, sama teh hangat 2,” ujar Shaka memesan. Dan setelahnya ia langsung menghampiri Allea yang sudah duduk di atas tikar.

“Gue rasanya kayak mau beku,” tutur Allea, ia semakin mengusap-usap tangannya kemudian menempelkannya pada pipinya yang terasa sangat dingin.

“Lebay!” cibir Shaka membuat Allea lantas mendengus kesal.

“Gue kayak gini juga gara-gara lo!” balas Allea.

“Udah tahu hujan terus ngapain lo masih samperin gue? Katanya sibuk!” balas Shaka tidak mau mengalah. Sungguh, ia ingin Allea mengakui alasannya tetap datang ke alun-alun hanya untuk menemuinya.

Allea mendengus kesal kemudian melirik Shaka sinis. “Gak usah ke ge’eran, Alleo yang suruh gue buat cari lo!”

Allea kembali mengusap-usap telapak tangannya ketika merasa jika udara entah kenapa semakin dingin, padahal ia sudah berada di dalam ruangan, namun tetap saja ia merasa seperti di dalam kulkas.

Shaka menghela napasnya sebentar. Ia menarik kedua tangan Allea kemudian ia genggam erat membuat sang pemilik tangan terkejut.

Perlahan Shaka mengusap-usap kedua tangan Allea untuk memberikan kehangatan. Shaka tidak dapat berbohong jika tangan Allea memang terasa sangat dingin. Shaka menjadi merasa bersalah sekaligus tidak tega melihat wajah Allea yang memucat karena kedinginan.

“Sebentar.” Shaka kemudian berdiri dan menghampiri pemilik kedai, tak lama setelahnya ia kembali dengan membawa dua gelas teh hangat dan selimut yang tidak terlalu besar ia sampirkan di pundaknya.

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang