BAGIAN 56

2.5K 177 24
                                    

"Bisakah kita tetap seperti ini walaupun hanya untuk sebentar saja? Bisakah kamu berkata bahwa kamu juga mencintaiku? Tolong katakan itu sekali saja sebelum semesta memelukku erat dan kamu takkan bisa menemukanku lagi."

56

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

56. Mampukah mereka menemukan kebahagiaan itu?

Shaka membuka kedua matanya ketika merasa ada sesuatu yang menindih lengannya sampai membuat lengannya terasa begitu pegal. Namun ketika ia membuka mata, rasa pegal itu seolah-olah musnah dan bibirnya otomatis tersenyum kecil melihat Allea yang masih tertidur pulas dengan kepala yang di letakkan di lengan Shaka.

“Cantik banget istri gue,” gumam Shaka lalu memberikan kecupan lembut di pelipis Allea.

Kecupan lembut itu membuat Allea terbangun, perempuan itu mengerjapkan matanya berulang kali sambil memandang wajah suaminya yang tampak berbeda dari biasanya.

“Pagi, cantik,” sapa Shaka, ia tersenyum hangat.

“Mukanya kenapa?”

“Hah?”

Shaka menatap Allea bingung, lebih tepatnya Shaka bingung harus berkata apa mengenai luka lebam yang ada pada wajahnya.

“Mukanya kenapa?” ulang Allea.

“Gak kenapa-kenapa, gak sakit kok.”

Alis Allea mengerut, tangannya terulur untuk menekan bagian wajah Shaka yang membiru hingga laki-laki yang berada di sebelahnya ini pada akhirnya mengeluarkan suara rintihan nya.

“Sakit?” tanya Allea, matanya memandangi iris mata kecokelatan milik Shaka yang menatapnya bak seperti anak kucing.

Mau tak mau Shaka menganggukkan kepalanya.

“Berantem sama siapa semalam?”

Allea merubah posisi tubuhnya menjadi duduk dan siap menginterogasi Shaka.

“Semalam keluar jam berapa? Kok gak kasih tahu gue?” tanya Allea dengan nada tegas membuat nyali Shaka menciut.

“Maaf,” lirih Shaka.

“Berantem sama siapa?”

“Sama orang,” cicit Shaka, ia menundukkan kepalanya takut.

“Gak mau kasih tahu?”

Shaka semakin menundukkan kepalanya. “Jangan marah,” cicitnya begitu pelan.

“Kenapa kok kepalanya nunduk gitu? Coba tatap gue,” ucap Allea.

“Takut...”

Allea menghela napas pelan. Ia turun dari kasurnya kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tak berselang lama perempuan itu keluar lagi dan menyerahkan handuk kepada Shaka.

“Udah gue siapin air hangat, sana mandi, nanti gue obati luka lo,” suruh Allea dan tanpa banyak bicara Shaka langsung menurut.

Selama menunggu Shaka mandi, Allea pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Tidak perlu yang berbelit-belit, sarapan kali ini hanya dengan telur mata sapi goreng dan sosis asam manis. Selain Allea yang tidak terlalu pintar memasak, mood nya entah kenapa sedikit buruk pagi ini dan membuatnya malas memasak.

ASSASSINWhere stories live. Discover now