BAGIAN 23

4.5K 460 62
                                    

"Ada kalanya sesuatu lebih baik di akhiri dengan cepat, dari pada di pertahankan namun malah menimbulkan luka."

23

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

23. PUTUS DENGAN REVO

Revo memandangi Allea dari bawah sampai atas, bibirnya sejak tadi tidak bisa berhenti tersenyum. Allea mengenakan sweater berwarna biru pastel yang di padukan dengan celana kulot hitam, sedangkan rambutnya di gerai.

“Kenapa lo?” Allea bertanya dengan heran ketika sudah berdiri di depan Revo. Laki-laki di hadapannya ini sepertinya tengah melamun.

“Lo cantik,” kata Revo tanpa pikir panjang.

“Gue emang cantik dari dulu.”

“Iya deh iya cantiknya gue.” Revo tertawa kecil, ia merangkul pundak Allea dan keduanya berjalan menuju motor Revo.

“Mau ke mana?” tanya Revo sembari memasangkan helm di kepala Allea.

“Cari makan, gue belum sarapan,” balas perempuan itu.

Revo diam sebentar, ia tengah berpikir. “Makan bubur ayam di dekat taman mau gak? Gue sering makan di situ bareng Letta,” kata Revo pada akhirnya.

“Okay.”

Motor Revo melaju di jalanan yang lumayan ramai di pagi hari. Jalanan terlihat begitu ramai dan berisik, berbeda dengan sepasang kekasih yang saat ini berada di atas motor, keduanya malah saling diam membisu.

Allea mulai merangkai kata demi kata untuk memutuskan Revo sore nanti, sedangkan Revo saat ini sedang berpikir bagaimana caranya agar dia mampu membuat Allea jatuh cinta padanya. Isi pikiran mereka benar-benar sangat berbeda bukan?

“Rev,” panggil Allea.

“Iya, kenapa?”

“Polisi udah temukan orang yang udah bunuh nyokap lo?”

Revo menghela napasnya dengan kasar kemudian menggeleng. “Pisau yang jadi bukti itu hilang sebelum di cek, jadi sampai sekarang pelakunya juga belum ketemu.”

Allea mengangguk samar meskipun Revo tak dapat melihatnya. Allea yakin jika Letta telah  mencuri pisau itu. Hingga tak lama keduanya sampai di tempat yang di tuju.

Revo melepaskan helm nya begitu pula helm yang di pakai Allea, ia lantas menggenggam tangan Allea dan menggandengnya ke sebuah pedagang bubur ayam.

“Lo duduk aja dulu, biar gue pesan.”

Allea mengangguk, ia duduk di salah satu kursi lalu memperhatikan ke sekitar. Dan tak lama setelahnya Revo datang bersama pedagang yang membawakan dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas teh hangat.

ASSASSINWhere stories live. Discover now