BAGIAN 29

4.2K 386 88
                                    

"Semalam langitnya cerah seolah hari esok juga akan cerah. Namun ternyata semuanya tidak sesuai harapan, karena ternyata matahari mendadak menyembunyikan dirinya di balik awan hitam."

29

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

29. SATU-PERSATU AKAN PERGI

Derap langkah kaki yang tampak tergesa-gesa mulai terdengar. Rumah seharusnya di penuhi oleh sorakan bahagia, dalam sekejap mata langsung berubah duka.

Polisi dan petugas rumah sakit mulai berdatangan, bahkan beberapa wartawan pun ikut hadir untuk mengumpulkan berita karena sepertinya besok kabar ini akan menjadi topik hangat di media sosial.

Allea dan Alleo berlari paling depan agar dapat masuk ke dalam rumah Moreo yang di penuhi oleh polisi. Di belakang mereka ada Kenzo, Shaka, Arya, dan juga Ridho yang ikut cemas.

“Ayah!” Allea berlari menghampiri pria yang berdiri tak jauh darinya.

Namun belum sempat Allea menghampiri pria itu, tatapannya langsung beralih pada seorang wanita yang hendak di bawa oleh petugas rumah sakit menggunakan tandu darurat.

“Ibu...” Mereka berdua hendak menghampiri Dhavia, namun Alex lebih dulu menahannya. Pria itu menahan kedua anaknya yang terus bersikeras menghampiri tubuh Dhavia yang tak bernyawa.

“Ibu!!” Allea menjerit, ia memberontak begitu pula dengan Alleo.

“Ibu jangan tinggalin kita...” Alleo berucap lirih. Dadanya terasa di hantam dengan bongkahan kayu melihat keadaan wanita itu.

“Ibu kalian udah gak ada...” bisik Alex di telinga mereka berdua.

“Enggak!” Allea mendorong tubuh Alex sekuat tenaganya. Di bantu dengar Alleo, pada akhirnya dekapan pria itu terlepas.

Mereka hendak berlari menghampiri ibu mereka, namun dua polisi langsung menahan keduanya. Polisi itu mengucapkan kalimat demi kalimat dan berharap kedua remaja itu menjadi tenang, namun kenyataannya mereka semakin tak dapat di kendalikan.

“Minggir! Gue mau ketemu ibu!” Allea mengamuk, ia mendorong-dorong tubuh polisi yang menghadangnya.

Hingga Alex kembali menarik kedua anaknya ke dalam dekapannya, dan seiring itu tatapan mereka terlihat kosong.

Munculnya seorang wanita lain dari ruangan dimana jasad Dhavia di temukan membuat tubuh keduanya membeku. Lengan wanita itu di borgol dan tatapan nya terlihat kosong seolah di penuhi oleh rasa bersalah.

“Mama!” Napas Shaka rasanya tercekat, ia menghampiri Susi yang di giring polisi dengan bingung. “Mama kena—“

Belum sempat Shaka melanjutkan pertanyaannya, polisi itu langsung membawa ibunya pergi. Perasaan Shaka menjadi kacau, hatinya mulai ketakutan setelah ia menoleh ke belakang dan menemukan tatapan Allea yang kosong mengarah padanya.

ASSASSINOnde histórias criam vida. Descubra agora