BAGIAN 55

2.4K 177 18
                                    

"Lihatlah dia dari sudut pandang lain, maka kalian akan sadar siapa sebenarnya yang paling terluka disini."

55

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

55. Allea juga sayang Shaka

Matahari begitu cerah pagi ini, malam yang semulanya dingin karena hujan kini sudah berganti dengan pagi yang cukup hangat di hari Senin ini. Sinar matahari bersinar begitu terik, seolah-olah menunjukkan jika hari ini akan cerah.

Sinar matahari itu dengan sengaja masuk ke celah-celah jendela kamar sepasang suami istri yang saat ini masih tertidur pulas di atas kasur.

Suara deringan ponsel yang berada di atas nakas terdengar di dalam kamar tersebut. Namun ternyata, itu tidak membangunkan mereka berdua. Keduanya masih sibuk bergulat dengan mimpi mereka.

Lima menit setelahnya, suara deringan ponsel itu berhenti dan barulah salah satu dari mereka membuka matanya. Dia Allea, perempuan yang mengenakan baju tidur bergambar Doraemon itu mulai mengerjapkan matanya berulang kali setelah menyadari bahwa suara deringan tadi berasal dari ponselnya.

Seperti di pagi sebelumnya, pemandangan yang pertama kali Allea lihat ketika ia membuka matanya adalah wajah tampan suaminya. Shaka masih tertidur pulas dengan tangan laki-laki itu yang memeluk erat pinggang Allea.

“Kebiasaan,” gumam Allea ketika melihat Shaka tidur tanpa mengenakan baju.

“Masih pagi dan mata gue udah ternodai.” Allea langsung mengalihkan pandangannya dari perut sixpack milik Shaka.

“Shaka bangun.”

Tangan Allea yang semulanya menepuk-nepuk pipi Shaka untuk membangunkan laki-laki itu otomatis terhenti ketika ia melihat mata Shaka sedikit sembab dan ada bekas air mata di pipi laki-laki itu.

Allea diam sambil memandangi wajah Shaka bingung, hingga tanpa sadar tangannya terulur untuk mengusap pipi Shaka. Seperti ada sengatan listrik dalam tubuhnya, Allea langsung menarik tangannya kembali ketika merasa pipi Shaka terasa panas, namun dengan cepat Shaka menahan tangan Allea. Entah sejak kapan laki-laki ini bangun.

“Mau di elus-elus lagi,” pintanya dengan nada suara berat.

“Badan lo panas,” kata Allea, ia menempelkan punggung tangannya di kening Shaka untuk mengecek suhu tubuh Shaka.

“Pusing.” Shaka merengek pelan sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Allea.

“Dingin banget,” gumam Shaka.

“Kan udah gue bilangin kalo tidur itu pakai baju, ngeyel sih kalo di bilangin,” omel Allea sambil menyelimuti tubuh Shaka yang masih menempel padanya.

ASSASSINWhere stories live. Discover now