BAGIAN 36

4.2K 316 70
                                    

"Aku tahu semuanya, aku tahu bagaimana tulusnya cinta mereka berdua. Rasanya aku ingin marah pada semesta yang tidak pernah berada di pihak mereka. Semesta jahat karena telah memisahkan mereka dan membuat perempuan yang aku cintai bersedih."
—Shaka—

"—Shaka—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

36. YOU NEVER KNOW

Kenzo
|Aku udah sampai
|Lucu banget sekarang pakai aku kamu
|Jaga diri kamu baik-baik ya di sana?
|Tetap bahagia, dan tolong jangan bikin aku khawatir di sini
|Allea, tolong hargai orang-orang yang sayang sama kamu ya?
|Jangan sakiti orang lagi
|Aku mohon
|Aku tahu di sana pasti udah malam, jadi...
|Good night🖤

Allea meletakkan ponselnya asal di atas kasur tanpa membalas pesan dari Kenzo. Matanya sesaat kemudian terpejam dan tanpa sadar air matanya menetes dari ujung matanya.

Tubuh Allea terbaring di atas kasur dan wajahnya menghadap tepat pada langit-langit kamarnya yang berwarna abu-abu.

“Aku gak bisa... Aku gak bisa... Pengen nyerah,” batin Allea lalu semakin memejamkan matanya dan berharap air matanya tidak lagi turun.

“Masih panas.” Suara yang terdengar menenangkan itu masuk di indra pendengaran Allea seiring dengan usapan lembut di keningnya yang mulai ia rasakan.

“Tubuh Allea masih panas?”

Kali ini Allea dapat mendengar suara ayahnya yang tampaknya sedang berbicara dengan Susi.

“Iya, biar aku kompres pakai air hangat dulu,” balas Susi lalu berjalan meninggalkan kamar Allea untuk mengambil air hangat dan handuk.

Kepergian Susi, Alex langsung menghampiri putrinya yang terbaring di atas kasur dengan perasaan khawatir. Pria itu mengambil kedua tangan Allea lalu ia kecup berulang kali dan menggenggamnya erat.

“Jangan membuat ayah khawatir,” gumam Alex, ia semakin mengeratkan genggaman tangannya.

Allea yang mendengar itu hanya diam tak berkutik, ia tidak menjawab atau membuka kedua matanya dan membiarkan ayahnya maupun Susi berpikir jika dirinya sedang tertidur.

“Alex, kembalilah ke ruang kerjamu, aku tahu jika pekerjaanmu banyak yang belum selesai. Biar aku yang jaga Allea di sini,” kata Susi sambil meletakkan handuk basah dan hangat di kening Allea.

“Bagaimana bisa aku fokus bekerja jika putriku sedang sakit seperti ini?” tanya Alex pelan, matanya memandangi wajah Allea lekat.

Sedangkan Susi, tangannya yang semulanya menyelimuti tubuh Allea sontak terhenti. Matanya perlahan melirik suaminya, ada sorot mata kecewa dan kesedihan di mata Alex ketika memandang Allea, Susi menyadari hal itu.

“Berkali-kali aku gagal menjaga Allea,” lanjut Alex kemudian menundukkan wajahnya.

Susi hanya diam tak menjawab, pikirannya menjadi berkelana dan kembali teringat memori bertahun-tahun lalu.

ASSASSINWhere stories live. Discover now