BAGIAN 34

4.3K 377 56
                                    

"Ada kisah di masa lalu yang belum usai hingga berdampak pada kehidupan sekarang."

34

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

34. ADA BANYAK RAHASIA DAN JANJI YANG TERINGKARI

“Janji ya sama aku terus?” Anak laki-laki itu menyelipkan rambut di belakang telinga anak perempuan yang duduk di depannya.

Senyumnya semakin mengembang setelah sang anak perempuan menganggukkan kepalanya seolah menyetujui ucapannya tadi.

“Janji ya di masa depan kamu nikahnya sama aku?”

“Janji.”

Kedua jari kelingking itu saling bertautan. Terpaan angin laut, pantai, dan juga senja menjadi saksi perjanjian dua orang anak yang baru menginjak umur 9 tahun itu.

Mata sang perempuan terpejam sesaat hingga di detik ketika ia membuka matanya lagi, ia tidak mendapati dirinya berada di pantai, mainkan di sebuah kursi pesawat.

“Kenapa bangun, hm?”

Allea sontak menoleh dan mendapati senyum yang sama seperti senyum anak laki-laki yang ia lihat 11 tahun lalu.

Kenzo Athalla adalah sang pemilik senyum itu. Senyum yang membuat hati Allea tenang ketika melihatnya. Jantung Allea kembali berdebar melihat senyum itu. Dan hanya senyum itu saja yang dapat membuat Allea berulang kali jatuh cinta pada Kenzo.

Allea terus memandangi wajah Kenzo tanpa rasa bosan. Dan seiring dengan itu cintanya pada Kenzo semakin mengalir tiap waktu. Rasanya Allea rela mengorbankan apa saja yang ia punya agar laki-laki ini tidak pergi darinya lagi. Entah lah, Allea juga tidak mengerti kenapa dirinya bisa secinta ini pada Kenzo.

“Kenapa? Pusing?” Tangan hangat Kenzo perlahan menempel di kening Allea.

“Gak panas. Lo kenapa deh? Kerasukan setan pesawat?” tanyanya lalu tertawa pelan.

“Ezo,” panggil Allea pelan.

“Hm?”

Kenzo menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Allea, sesekali ia menyelipkan rambut itu di belakang telinga Allea.

“Lo ingat janji kita waktu kita kecil gak?” tanya Allea, ia berdehem pelan untuk menutupi rasa gugupnya.

“Janji yang mana? Kita buat banyak janji sejak kecil.” Kenzo menyenderkan tubuhnya di kepala kursi, lalu keningnya mengerut dan mencoba berpikir.

“Janji yang di pantai itu loh, yang waktu sore-sore!” desak Allea.

“Waktu kita umur?”

“Gue gak ingat.”

“Lo ingat janjinya? Coba kasih tahu gue, biar gue tepati janji itu,” balas Kenzo.

Allea berdecak kesal, pipinya menggembung yang menandakan jika ia sedang kesal. Kedua tangannya bahkan terlipat di depan dadanya dan tatapannya lurus ke depan. Allea jelas malu jika mengatakan janji 11 tahun lalu.

ASSASSINWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu