26. Mendadak Hilang

954 78 1
                                    

Bab 26. Mendadak Hilang

Selesai dengan urusan di toko perhiasan, dua sejoli itu bertolak ke butik pakaian pengantin yang terletak di daerah Thamrin. Si tomboy yang biasanya berjalan beriringan saja tanpa bergelayut manja, mendadak tak ingin berjauhan dengan Fatih satu senti pun. Semenjak dari toko perhiasan, sepanjang perjalanan ke butik di dalam mobil, juga kini di sepanjang langkah dari parkiran hingga memasuki area butik, Freya menempeli Fatih seolah di lem. 

Penuturan Fatih di toko perhiasan tadi membuat rasa cinta dan sayangnya bertumbuh berkali-kali lipat dari kadar awal. Bahkan kini Freya sangat takut kehilangan, dan entah apa penyebabnya ia didera was-was berlebih kala perasaannya untuk pria tinggi dengan senyum menawan itu makin bertumbuh subur. 

"Ayang. Pokoknya mulai sekarang gak boleh banyak senyum, terutama sama perawat-perawat cewek di rumah sakit!" Freya mendadak berdemo, didera rasa cemas tak beralasan takut Fatih berpaling, padahal ia sudah tahu pasti seperti apa perasaan sang kekasih untuknya. 

"Tumben. Memangnya kenapa?" Rasa heran melanda Fatih akan sikap Freya yang tiba-tiba saja menjadi sosok posesif. 

"Pokoknya nggak boleh! Bila perlu kamu pakai masker bedah selama bekerja, jangan dibuka pokoknya! Adit suka ngomporin kalau nggak sengaja ketemu, katanya banyak perawat cewek yang pada naksir sama kamu," sungutnya tak suka. 

Gelak tawa berderai begitu saja. Fatih merasa lucu akan tingkah Freya, tawa lebar yang begitu renyah hingga sudut matanya ikut meruncing. Fatih meremas baju Freya, mengeratkan rangkulan dan menghentikan langkah. 

"Sebanyak apa pun cewek yang deketin dan naksir aku, kamu pasti sudah tahu apa jawabannya bukan? Aku cuma cintanya sama kamu. Seantero rumah sakit juga tahu. Tapi jujur saja aku suka kamu begini, cemburu itu tandanya cinta bukan?" Fatih mencolek dagu Freya menggoda. Kentara sangat senang. 

"Hih, aku serius!" dengus Freya sebal. "Pokoknya dilarang tebar pesona!" serunya mengultimatum. 

Fatih mencubit pipi kekasihnya gemas. "Iya, iya, bawel. Nanti bila perlu aku pakai topeng Iron Man," jawabnya mengekeh demi menenangkan gadisnya yang mendadak rewel, ibarat bocah sekolah dasar yang menginginkan permen di saat sedang sakit gigi. 

Kedatangan mereka disambut para penjaga butik yang membukakan pintu. 

"Selamat datang." 

"Saya sudah ada janji fitting pakaian pengantin. Atas nama pelanggan Fatih dan Freya," ucap Fatih pada penjaga toko yang mengantar mereka memakai seragam batik dengan rambut disanggul rapi itu. 

"Baik, Mari ikut saya."

Fatih dan Freya langsung diantar menuju ruang belakang yang biasa dipakai untuk fitting baju, tempat fitting khusus untuk tamu yang memesan setelan jas juga gaun pernikahan eksklusif. 

"Silakan tunggu sebentar. Setelan jas dan gaun kebayanya akan kami ambilkan, pesanan Anda sudah siap sejak kemarin sore." 

"Terima kasih," jawab Freya yang terlihat tak sabar. 

Freya duduk tak ingin berjauhan dengan Fatih. Mungkin andai Freya menemukan borgol, ia akan memasangkannya di pergelangan tangan Fatih disatukan dengan tangannya sendiri, saking posesifnya Freya hari ini. 

Selagi menunggu pesanan diambilkan, si tomboy dibuat kagum oleh dekorasi sekeliling butik yang didesain mewah juga elegam. Ruang tunggunya pun ditata sedemikian rupa ciamik demi kenyamanan para pelanggan. 

Suara ribut-ribut terdengar dari sisi lain butik. Para pekerja tampaknya dilanda panik, bahkan bunyi bentakan terdengar nyaring. Pemilik butik yang juga merupakan desainernya itu menghampiri Fatih juga Freya dengan langkah cepat. 

"Pak Fatih, Mbak Freya. Kami memohon maaf sebesar-besarnya. Sungguh ini di luar dugaan. Entah bagaimana ceritanya, kebaya akad dan gaun resepsi punya Mbak Freya mendadak ... mendadak ... hilang," jelas si desainer yang terlihat pucat pasi.. 

"Hilang? Kenapa bisa hilang?" Fatih spontan berdiri menjulang dari duduknya karena kaget. Kebaya yang dipesan khusus sejak jauh-jauh hari mendadak hilang begitu saja saat mendekati hari yang dinanti membuatnya terkejut bukan main. 

"Saya pun tidak tahu kemana hilangnya. Padahal semuanya sudah disimpan di kotak khusus. Semua kotak sudah dinamai sesuai nama pemesan. Dan hanya di kotak yang tertera nama Anda juga Mbak Freya, baju untuk mempelai wanita tiba-tiba raib. Sedangkan setelan jas untuk Anda utuh tak kurang suatu apapun. Saya akan menggeledah seluruh butik juga semua pekerja sekarang juga. Karena hanya karyawan butik saja yang bebas keluar masuk ke ruangan khusus penyimpanan. Beri saya waktu." 

"Kenapa bisa sampai begini!" Refleks Fatih berseru lantang. "Coba periksa rekaman CCTV. Hari pernikahan kami sudah sangatlah dekat. Saya tidak mau tahu. Pihak butik harus bertanggung jawab penuh atas masalah ini. Saya bahkan sudah melunasi semua biayanya dimuka, berharap mendapat pelayanan terbaik, tapi kejadian ini sungguh mengecewakan!" 

Intonasi bicara Fatih naik meninggi beberapa oktaf. Kejadian ini membuatnya naik darah. Baju penting untuk calon istrinya mendadak hilang, sukses menyulut sisi lain amarah dari dirinya. Bahkan Freya pun baru kali ini menyaksikan reaksi Fatih meledak marah besar, mampu membuatnya gentar juga agak takut. 

"CCTV ruang penyimpanan kebetulan sedang rusak sejak kemarin, dari pihak jasa servis baru akan datang sore nanti. Saya sungguh memohon maaf atas ketidaknyamanannya. Saya berjanji akan mengganti rugi dengan membuatkan ulang meski harus lembur seminggu penuh sekali pun jika kebaya dan gaunnya tak berhasil ditemukan. Sekali lagi, saya sebagai pemilik butik dan mewakili seluruh karyawan butik memohon maaf sebesar-besarnya kepada Anda berdua," tutur si pemilik butik penuh sesal. 

Freya meremas lengan Fatih yang masih tampak beringas diliputi emosi. Terlihat dari pundak Fatih yang naik turun lebih cepat. Ia berjinjit dan berbisik, mencoba meredam amarah calon suaminya. 

"Ayang, sebaiknya selesaikan dengan kepala dingin, jangan tersulut emosi. Aku yakin mereka pun tak menginginkan hal ini terjadi. Lagi pula pemilik butik sudah menyampaikan maaf, bersedia tanggung jawab juga menunjukkan itikad baik. Yang penting saat waktunya tiba, kebayaku sudah siap dipakai," bujuk Freya lembut.

Freya tak ingin keributan terpicu lebih lanjut. Meski jujur saja hatinya pun penasaran juga sedih, mendapati baju untuk hari pentingnya mendadak hilang. 

Fatih mengatur napasnya yang menderu kasar tak beraturan. Memejamkan mata dalam-dalam berupaya keras mengontrol emosi juga pikirannya agar berpikir jernih. Dia sungguh teramat marah atas insiden hilangnya baju pengantin Freya. Baju yang akan dipakai di momen sakral mereka. 

"Saya tunggu kabarnya secepatnya. Dua hari sebelum hari H, kebaya juga gaunnya harus sudah siap dipakai dan langsung antarkan ke rumah saya!" tegas Fatih dengan rahang mengetat. 

"Baik, kami akan berusaha yang terbaik semaksimal mungkin," sahut si pemilik butik sopan sembari sedikit membungkuk. 

Fatih setengah menyeret lengan kekasihnya untuk keluar dari sana. Freya tetap berpamitan sopan lantaran Fatih tak peduli dengan tata krama kini, efek dari kemarahan yang tengah membara membakar seluruh isi kepalanya. 

Bersambung

Double F (END) New VersionTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon