31. Rencana Licik

1.5K 86 0
                                    

Bab 31. Rencana Licik

Fitting ulang baju pengantin Freya baru saja selesai dilakukan. Kebaya dan gaun pengganti yang dijanjikan sudah rampung dikerjakan. Si pemilik butik sendiri yang mengantarkannya ke rumah Fatih, kemudian Fatih bertolak ke rumah Freya bersama dengan pemilik butik untuk memastikan semuanya sesuai dengan ukuran calon mempelainya. 

"Semuanya sudah pas sempurna, bagus," kata Runi ikut senang pada si pemilik butik. Sementara Freya sejak tadi bergeming menyaksikan pantulannya di cermin dengan tatapan sendu. 

"Kami sungguh mohon maaf atas insiden tak mengenakkan terkait hilangnya kebaya dan gaun resepsi sebelumnya. Semoga baju pengganti yang saya buat ini bisa memenuhi keinginan mempelai serta keluarga, sesuai dengan yang diharapkan." Si pemilik butik menderaikan sesal segenap jiwa. Dia tampak kacau balau dengan lingkaran hitam mengerikan di sekitar mata. Sisa-sisa begadang panjang tercetak jelas di seluruh wajahnya. 

"Ini sudah sangat sesuai. Terima kasih atas kerja kerasnya, kebaya dan bajunya indah." Freya berujar pelan. Menolehkan kepala lantas mengulas senyum. 

Selesai dengan urusan baju, Runi mengantarkan si pemilik butik ke teras rumah dan ikut menemani menunggu jemputan. Sementara itu Fatih masuk ke kamar Freya dengan tetap membiarkan pintu terbuka lebar. 

Pernikahan mereka akan dilangsungkan dua hari lagi. Sudah sekitar empat hari mereka tak bertemu muka lantaran Freya tengah menjalani tradisi pingitan, menganjurkan agar dua sejoli yang hendak mengikat janji suci untuk tidak bertemu dulu sekitar seminggu lamanya hingga hari pernikahan. Dengan tujuan agar kedua calon mempelai mempersiapkan diri dengan beristirahat semaksimal mungkin dan merawat tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki dalam menyambut hari bahagianya. Akan tetapi karena urusan kebaya, Fatih akhirnya meminta bertemu, tak lupa meminta izin terlebih dahulu pada Anwar si calon bapak mertua. 

Kebaya indah broken white dengan model belakang menjuntai panjang ke bawah berhiaskan payet mutiara itu begitu pas membalut tubuh Freya. Tonjolan depan dan belakang daksa Freya tak berlebihan ataupun kurang, semuanya begitu ideal. Si tomboy masih setia memandangi dirinya di depan cermin, hanya saja wajahnya mendung sejak tadi, tak seceria biasanya. 

Melangkah mendekat, Fatih memeluk Freya perlahan. Mata mereka bertemu pandang melalui cermin. 

"Lagi mikirin apa, hmm? Kenapa melamun?" Suara jantan Fatih memecah suasana sendu. 

Embusan napas dalam terdengar halus, Freya menyandarkan punggung di dada bidang sang kekasih yang kini melingkupinya. Hangat, nyaman dan aman. Mengelus lengan Fatih yang memerangkap tubuhnya. 

"Aku ... aku kangen ibuku," lirihnya pelan. Freya tampak emosional, ia memejam menahan rasa berkecamuk yang kini melanda hati dan jiwanya. "Apakah ibuku di sana ... juga bahagia karena aku akan menikah?" 

Suara Freya serak kini. Wajar saja jika dirinya tiba-tiba menjadi sentimental. Menjelang pernikahan, anak perempuan sangat membutuhkan figur ibu untuk membimbing dan memberinya nasehat. Kendati begitu Freya tetap bersyukur masih ada sosok Runi juga Tante Mirna yang tak pernah bosan mengayominya supaya menjadi wanita sejati, tetapi tetap saja rasa rindu menyeruak hebat pada sosok yang melahirkannya. 

Fatih mengecup puncak kepala Freya kemudian mengeratkan rangkulan. "Semua ibu pasti gembira melihat anaknya menyambut hari bahagia, begitu juga dengan ibumu," ujarnya lembut menenangkan. 

"Kenapa aku jadi cengeng begini sih!" Freya mengeluh pada dirinya sendiri, mengusap kasar sudut matanya yang mulai basah menggunakan punggung tangannya sembarang. 

"Itu bukan cengeng, tapi menandakan bahwa kamu masih dikaruniai kelembutan hati, mampu merasakan empati. Baik itu terhadap diri sendiri maupun orang lain. Menangislah jika ingin, bahuku selalu ada kapan pun kamu membutuhkannya. Dari segi kesehatan pun sesekali kita dianjurkan untuk menangis, agar organ mata bersih juga terjaga kelembapannya." Fatih berusaha menghibur gadisnya. Agar senyum indah Freya kembali terbit, senyum yang membuat dunia Fatih selalu bersemi indah. 

Double F (END) New VersionWhere stories live. Discover now