"Dengan persetujuan lo atau engga, gue bakal buat lo jadi milik gue, Capella!" -Karan Elderic Wijaya
"Hai-- mine?" -Karan Elderic Wijaya
•••
Kisah ini menceritakan tentang Tamara yang bertemu dengan remaja lelaki bernama Karan. Sesosok pria yang nya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Saat ini seluruh murid di SMA Atlanta baru saja menyelesaikan pembiasaan setiap pagi senin, yang biasanya akan dilakukan oleh seluruh siswa di Indonesia yakni upacara.
Tetapi seperti biasanya, setelah pembiasaan acara pagi sekolah, SMA ini selalu saja ada pengumuman penghargaan bagi siswa-siswi Mereka yang berprestasi.
Garis bawahi, SETIAP HARI. Sebenarnya wajar saja, karna yang bisa masuk ke SMA Atlanta ini, jika tidak berprestasi maka sudah pasti karna money 💸.
Tamara...
Gadis itu sedang duduk termenung pada barisan paling belakang di barisan kelasnya bersama dengan Nara.
Entah apa yang ada dipikirannya untuk saat ini. Dapat dilihat, gadis itu hanya melamun dengan tatapannya yang kosong.
"Kita ucapkan selamat datang kembali pada Karan Elderic Wijaya di SMA Atlanta ini." Ucap Pak Wendi, yang nerupakan seorang kepala sekolah di SMA Atlanta.
"Untuk itu, silahkan bagi Karan untuk maju dan melakukan penyerahan kembali jabatan sebagai ketua basket untuk tim putra!" Sambung kepala sekolah tersebut dengan mic yang bunyinya cukup keras dan nyaring.
Dulu Karan memang ketua tim basket di SMA ini. Akan tetapi, semenjak Karan pindah, sekolah ini tidak mempunyai ketua basket yang pasti.
Semuanya masih berharap pada Karan untuk kembali ke sekolah ini lagi.
Walau begitu, selama Karan tidak berada di sekolah ini, keunggulan SMA Atlanta dalam bidang basket tidak pernah menurun.
Dan itu semua tentunya berkat teman-teman Karan, serta beberapa anggota geng mereka yang memang berbakat dalam bidang basket.
"Ahhh pangerann Guee!"
"Suami masa depan Guee!"
"Demi apa, Karan makin ganteng oemjii!"
"Alah Dia punya Gue! Ngaku-ngaku Lo pada!"
"Pacar Gueee!"
Begitulah sorak-sorak kagum yang terdengar dari seluruh siswi-siswi yang notabennya adalah penggemar Karan.