59. Break Up

2.2K 155 267
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Karan, kamu bisa jaga jarak sementara ini sama Tamara?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Karan, kamu bisa jaga jarak sementara ini sama Tamara?"

Semua orang yang ada di meja makan sontak saling menatap satu sama lain setelah penuturan sang kepala keluarga tersebut.

Alana, ibunda Karan sontak memandang penuh kekhawatiran kepada putra bungsunya. Akhir-akhir ini Karan lebih sering terdiam dan mengurung dirinya. Ia sendiri bingung apa penyebabnya. Dan sekarang, suaminya justru meminta sang anak menjauh dari kekasihnya. Tentu saja hal itu dapat membuat putranya semakin sedih. Dan Alana tidak mau itu terjadi 

"Kenapa kamu bilang kaya gitu?" tanya Alana yang melihat sang suami kini menghembuskan napasnya pasrah.

"Hamish menghasut semua rekan bisnisku buat batalin semua kerja sama yang ada."

"Dia juga kirim e-mail, ini semua dia lakukan karena Karan nyakitin perasaan putrinya." Wijaya sendiri tidak menyangka jika Hamish sampai mau bermain-main dengan pekerjaan karena masalah pribadi.

"Kamu nyakitin Tamara, Ran?" tanya Alana pelan, namun tersemat rasa kecewa.

"Bukan Tamara, tapi Angel." Wijaya menjawab pertanyaan sang istri di saat melihat Karan terus terdiam dengan wajah yang tampak kacau.

"Kamu ada hubungan sama Angel?" Alana kembali bertanya dan dibalas gelengan pelan oleh Karan.

"Aku udah kenyang," Karan pun bangkit menuju kamarnya. Tidak ada yang melarang pria itu berkat kecanggungan besar yang melanda keluarganya.

Di dalam kamarnya, Karan terus memikirkan ucapan Wijaya. Tidak pernah sang ayah meminta sesuatu seperti ini kepadanya. Andai bukan tentang Tamara, Karan pasti akan menurutinya dengan mudah.

Di saat hari semakin larut, Karan tidak dapat tertidur. Ia justru semakin merasa resah berada di rumahnya sendiri. Tepat saat ia hendak berjalan keliar dan melewati kamar kedua orang tuanya yang terbuka. Samar-samar ia mendengar percakapan yang sukses membuat batinnya semakin tertekan.

"Tapi ga harus mengorbankan perasaan anak kita,"

"Cuman sementara Alana. Kalau Hamish berhasil gagalin proyek utama yang lagi berjalan, ga akan ada anak cabang perusahaan yang bisa aku selamatin. Akan banyak pekerja yang kehilangan tempat mereka bergantung."

"Aku ga sedang memikirkan harta atau kekuasaan. Tapi sebagai pemimpin perusahaan, aku memikirkan nasib karyawanku,"

"Aku janji ini hanya sementara,"

Karan langsung pergi. Ia tidak mau lagi mendengarkan kelanjutan obrolan kedua orang tuanya. Di saat hubungannya dengan Tamara tidak baik-baik saja, masalah besar justru kembali datang. Ia tidak menyangka akan menghadapi hal berat ini secara bersamaan.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now