43. Falling in Love

2.9K 202 3
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••


Setelah balik dari malam dengan cuaca hujan kemarin. Karan, pria itu jatuh sakit tepat pada keesokan paginya. Beruntung hari ini adalah hari sabtu sehingga membuatnya tidak perlu mengurusi surat izin sakit untuk sekolah.

Dan siang ini pula, Tamara sudah tak terhitung lagi beberapa kali menghela napasnya dengan berat. Gadis itu kini berada di rumah Karan. Atau lebih tepatnya, ia berada di kamar pria itu, sembari membujuknya memakan bubur yang telah dibuatkan oleh Alana.

"Ran...makan ya?"

"Ga,"

"Kalo gini terus buburnya bakalan dingin."

"Ga peduli."

"Kasihan mom yang udah buatin susah payah Karan,"

"Ga mau tau,"

"Makan ya Ran?"

"Ga mau! Hambar!" tolak Karan langsung menutupi wajahnya dengan selimut tebal.

"Aku suapin, mau ya?" tawar Tamara yang benar-benar sudah putus asa.

"Tetap engga mauu Capella, sayang!" balas Karan masih dengan menutupi wajahnya.

"Ck, ya udah. Ga mau makan juga terserah. Aku mau pulang aja!" kesal Tamara pada akhirnya dengan meletakkan mangkuk berisikan bubur di tangannya ke atas nakas.

Gadis itu pun bangkit dari duduknya dan bersiap-siap hendak pergi. Namun, belum satu langkah ia bergerak, sebuah tangan yang suhunya terasa cukup panas berhasil menggenggam pergelangan tangannya.

"Jangan pergi. Please, stay here."

"Huftt.." Tamara pun berbalik, menatap ke arah Karan yang memandangnya dengan penuh memelas.

"Syaratnya kamu harus makan!"

"Engg--"

Baru hendak menjawab, Karan langsung mengurungkan niatnya saat melihat Tamara yang mulai memelototkan matanya tajam.

"Iya-iya..." lirih pria itu sedikit tidak ikhlas.

"Iya apa?" tanya Tamara garang.

"Iya, aku mau makan!" jawab Karan yang membuat Tamara langsung melemparkan senyum penuh kemenangan miliknya.

"Nih!" ucap gadis itu seraya mengambil dan menyerahkan mangkuk di atas nakas tadi pada Karan.

"Suapin!" pinta Karan dengan memberikan mangkuk tersebut kepada Tamara kembali.

"Ga mau! Tadi siapa sendiri yang nolak? Gi mii himbir," cibir Tamara dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tadi kan beda. Maaf, suapin ya babe?"

Melihat Karan memelas dengan suara seraknya membuat Tamara mau tidak mau akhirnya mengalah. Gadis itu mengambil kembali mangkuk bubur tersebut dan mulai menyuapi Karan dengan telaten.

Setelah selesai, ia pun menaruh segala peralatan tersebut di atas nampan. Baru hendak berdiri, pergelangan Tamara dicekal oleh Karan. Sehingga membuat pergerakan gadis itu seketika terhenti.

"Jangan pergi,"

Tamara menatap Karan sejenak. Sebelum menarik napasnya pelan, "Ga ada yang mau pergi. Aku cuman mau ngambil buku,"

Setelah Karan melepaskan tangannya. Tamara pun berjalan menuju meja belajar Karan, tempat dimana ia menaruh ranselnya. Gadis itu pun mulai mengotak-ngatik ransel tersebut hingga akhirnya ia menemukan sebuah buku yang berukuran cukup tebal.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now