61. Hancurnya Dunia Tamara

1.4K 126 12
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Aku saranin mutar lagu di mulmed + bacanya pelan" aja ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku saranin mutar lagu di mulmed + bacanya pelan" aja ya. Ga akan kabur kok tulisannya.

Dan aku saranin bacanya ketika malam ya. Karena suasana malam tuh cocok dibawa sedih dan ovt hehe.

Happy reading, All!

•••

Tamara saat ini sedang menyaksikan senja bersama mamanya, Dika, beserta Lova di bibir pantai. Mereka terlihat bahagia. Bahkan cerita ringan selalu mengalir tanpa henti di setiap detiknya.

"Abang ga boleh lagi peluk-peluk Mama. Cuman Tamara yang boleh!" ucap Tamara yang sudah menguasai sang ibunda untuk dirinya sendiri.

"Pelit!"

"Biarin!"

"Yaudah Abang bisa kok peluk Lova aja. Ga kaya kamu jomblo!"

Tamara terdiam. Gadis itu seolah kalah telak. Baru saja bisa melupakan hubungannya dan Karan yang kandas. Namun tanpa sengaja Dika kembali mengingatkannya pada hal tersebut sekarang.

"Biarin jomblo yang penting happy!Lagian Bang Dika ga boleh peluk-peluk Kak Lova! Belum resmi juga!" bela Tamara seraya menepis tangan Dika yang sedang berusaha menggapai Lova di sampingnya.

"Udah-udah jangan berantem. Tamara jangan jahilin Abang kamu terus."

"Kalian harus selalu akur, ya?"

Setelahnya, Amara pun mulai terus menitipkan berbagai pesan kepada tiga remaja tersebut. Awalnya semua berjalan lancar. Namun di pertengahan, napas wanita paruh baya itu mulai memberat dengan dada yang terasa sesak.

"Tamara, Dika ... Mama sayang kalian," ucap Amara yang sedang memeluk Tamara dengan susah payah.

"Ma, ada yang sakit?"

Tepat di saat itu juga kedua mata Amara mulai terpejam sempurna. Tamara yang menyadari jika mamanya telah kehilangan kesadaran langsung panik seketika.

"Bang, Mama ga sadar ...." Tamara mulai menangis sementara Dika langsung membawa tubuh Amara ke dalam gendongannya.

"Kita ke rumah sakit sekarang!"

***

Tamara merasa resah saat menunggu di depan ruangan berpintu dengan kaca bertuliskan UGD. Wajahnya sudah pucat, firasat buruk tidak berhenti mengusik pikirannya. Saat dokter yang menangani sang ibunda keluar, Tamara langsung menghampiri dengan Dika yang sudah menyusul berdiri di sampingnya.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now