41. Love

3.3K 212 4
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Setelah memakan potongan apel miliknya yang dikupaskan oleh Lova. Tamara mulai sedikit termenung. Dengan menatap kosong pemandangan yang ada di depannya.

"Kamu...beneran suka sama Karan?"

Mendengar pertanyaan Lova, membuat Tamara sedikit terkejut. Namun, gadis itu sebisa mungkin tetap menerbitkan seuntai senyuman tipisnya.

"Ga tau juga....bingung..."

"Kalau kakak? Suka sama bang Dika ga?"

"Heumm ga tau juga. Kamu tau sendiri kan, aku bisa sama dia ya karena ini!" lirih Lova seraya melirik perutnya yang tampak sedikit membuncit.

Tamara tersenyum tipis menanggapi. Tangan gadis itu tergerak memegang dengan sedikit mengelus perut Lova yang kini tengah mengandung keponakannya.

"Aku bisa ga ya ketemu sama dia nanti?"

Lova terkekeh pelan mendengar ucapan Tamara. "Ya bisa dong! Kamu bakalan jadi aunty,"

Perlahan, senyuman Tamara memudar.

"Tapi aku ga yakin bisa ketemu baby-nya...."

Alis Lova terangkat sebelah. Tidak mengerti maksud Tamara berkata seperti itu.

"Maksudnya?"

Tamara menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum. "Ga ada. Oh iya sekali lagi aku minta maaf kak, gara-gara bang Dika....kebebasan remaja kakak harus hilang..."

Lova yang mendengar ucapan Tamara lantas langsung menggenggam tangan gadis itu dengan erat.

"Shutt jangan pikirin itu. Kamu ga perlu minta maaf. Fokus sama kesehatan kamu yang terpenting saat ini!"

Suasana di luar yang tadinya hening seketika menjadi ramai saat beberapa perawat dan dokter melewati ruangan Tamara yang pintunya memang sengaja dibiarkan terbuka.

Lova yang penasaran pun lantas pamit keluar pada Tamara untuk memastikan apa yang sedang terjadi di luar.

Setelah beberapa menit Lova keluar, gadis itu kembali lagi ke dalam ruangan yang di tempati oleh Tamara. Tidak lupa ia juga menutup pintu ruangan agar kegaduhan seperti tadi tidak terulang kembali.

"Kenapa kak?"

"Itu ada yang kecelakaan. Parah katanya."

Tamara menganggukkan kepalanya mengerti. "Udah ada keluarganya kak?"

"Belum. Cuman ada pacarnya di sana. Lagi nangis, katanya sih cowoknya kecelakaan karena bawa motor dengan kecepatan tinggi."

"Tau ga sih apa yang sedihnya?"

Belum sempat Tamara menyahuti, Lova kembali bercerita dengan perasaannya yang menggebu.

"Katanya mereka udah jadian setahun. Dan selama ini cowoknya selalu berjuang buat ceweknya. Ya... memang hubungan mereka itu kaya cinta sepihak...cuman cowoknya yang benar-benar serius sama hubungan mereka."

"Sekarang...ceweknya nyesel karena belum sempat nyatain perasaannya yang ternyata juga suka sama si cowok."

"Kasihan banget ya? Semoga aja cowoknya bisa selamat..."

Cerita panjang lebar dari Lova seolah berhasil menampar Tamara. Cerita tersebut...bukankah sedikit mirip dengan kisahnya sendiri? Ya, walau tidak sepenuhnya juga.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now