17. He?

6K 387 1.2K
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

" Setiap malam Aku akan selalu terbaring dengan setumpuk duka dan kesedihan. Tubuhku senantiasa lelah, bahkan mataku turut basah.
Tuhan....
Bolehkah Aku menyerah? "

-Acapella Tamara Hamish

•••

Teng...teng...teng

Bel pulang sekolah telah berbunyi menandakan waktu pulang telah tiba. Setelah guru keluar dari kelasnya, Karan segera bangkit dari bangku yang ia duduki dan dengan segera melangkahkan kakinya untuk menghampiri meja sang kekasih.

Setelah sampai tepat di samping bangku Tamara, Karan langsung saja memegang pergelangan tangan Tamara agar gadis itu dapat berdiri dan mengikutinya. "Capella ayo!" ajak pria tersebut dengan sedikit bersemangat.

"E-em itu, ka-kayanya Aku pulang bareng Nara aja deh Ran." tolak Tamara dengan sedikit kaku lantaran perkataannya tersebut langsung saja mendapatkan tatapan tajam dari Karan.

Karan yang mendapat penolakan dari Tamara pun langsung saja melepaskan gengamannya pada pergelangan tangan Tamara.

Sedetik kemudian, pria itu tersenyum miring dan mulai mendekatkan bibirnya ke arah daun telinga gadisnya.

"Kamu mau liat kehancuran sahabat Kamu?" bisik pria tersebut dengan suara yang sangat pelan namun sarat akan ancaman.

Pria itu pun melirik sekilas ke arah Nara berusaha mengingatkan gadisnya akan setiap konsekuensi jika membantah perkataannya.

Tamara terdiam dan setelahnya gadis itu pun mulai menatap nanar ke arah Nara. "Nara, Gue jadinya pergi sama Karan ya. Lo gapapa kan?" tanya Tamara dengan nada yang terdengar sedikit sendu.

Nara pun menganggukkan kepalanya cepat, "Iya gapapa kok, santai aja! Lagian kan Lo yan--- emm.." ucapan Nara terpotong seketika akibat mulutnya yang secara tiba-tiba disekap oleh Tamara.

Mata Tamara sedikit melotot ketika Nara hampir saja membuka kartu As-nya, 'Hah! Nara ceroboh banget! Bisa mati Gue kalo dia sempat keceplosan dengan bilang Gue yang ngebet minta pulang bareng sama Dia karna ngehindar dari Karan!'

Tamara mulai melirik Karan secara sekilas dari ekor matanya, setelah dirasa situasi mulai aman, gadis itu pun langsung saja melepaskan bekapan tangannya pada mulut Nara.

Setelahnya, Tamara mulai mengisyaratkan kepada Nara agar tidak membongkar mengenai dirinya yang memang sengaja menghindar dari Karan saat ini.

Melihat Nara yang menangkap isyaratnya membuat Tamara dapat menghela nafas lega.

Setelah itu, dengan segera ia genggam tangan Karan dan menarik pria itu untuk berjalan keluar dari kelas.

"Bye Nara!" pamit Tamara yang sudah mulai melangkahkan kakinya menjauh.

"Iya, hati-hati ya!" balas Nara dengan sedikit berteriak karna posisi Tamara sudah sampai di depan pintu kelas saat itu.

"Kenapa ga jadi pulang sama sahabat Kamu itu?" tanya Karan dengan nada yang sarkas. Bahkan mata pria itu sedikit menyipit berusaha untuk berlagak sinis.

"Gimana mau pulang sama Nara kalo ada yang ngancam-ngancam!" sindir Tamara dengan merotasikan kedua bola matanya malas. "Ck, Kamu tuh ya bisanya cuman ngancam doang!"

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now