32. Basecamp

3.5K 218 6
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

[ Jangan lupa vote dulu 💋. Boleh spam nextnya ga nihh??? Mari ramaikan part kali ini ❤🤍 ]

Karan saat ini tengah fokus mengendarai mobilnya, hendak mengantarkan pulang gadis yang ada di sebelahnya. Sesekali, ekor matanya melirik pada Tamara yang tampak murung sedari tadi. Bahkan gadis itu tidak banyak bicara sedari awal masuk jam sekolah.

Aneh memang. Ingin bertanya, namun ia tahu bahwa saat ini Tamara pasti butuh waktu untuk memikirkan masalahnya sendiri.

Cukup lama berkendara, Karan tiba-tiba merasakan ada yang aneh dengan beberapa rombongan pengendara motor di belakang mobilnya.

Netranya pun mengarah pada kaca spion mobil untuk memastikan dugaannya.

"Sial!"

Karan berdesis pelan saat mengetahui ada Nathan dan beberapa anak Black Tiger yang sedang mengincar mobilnya. Mau tak mau secara perlahan ia mulai menaikkan kecepatan mobil yang tengah dikendarainya.

"Ran, kayanya ada yang ngejar kita deh,"

Karan hanya menatap Tamara sekilas, tak ingin kehilangan fokusnya. Ia pun memilih mengangguk untuk menanggapi perkataan gadisnya.

"Kita ke basecamp dulu kamu gapapa kan?" tanya Karan.

"Iya gapapa," jawab Tamara pelan.

Karan pun semakin menambah kecepatan mobilnya. Ia membelah jalanan yang kebetulan sepi dari para pengendara dengan kecepatan di atas rata-rata.

Sebenarnya Karan mau saja beradu jotos dengan orang yang mengejarnya. Namun, mengingat kini ia tengah bersama gadisnya, ia memilih untuk mengurungkan niatnya.

"Kamu punya musuh, Ran?"

Karan hanya terdiam seakan enggan untuk menjawab pertanyaan Tamara. Namun tangan kirinya dengan sengaja ia gerakkan untuk membawa telapak tangan Tamara ke dalam genggamannya untuk mengalihkan pertanyaan yang terlontar dari gadisnya tadi.

Sebut saja ia sedang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Sementara Tamara, kini mulai menatap panik ke arah Karan yang kelihatan sangat santai menyetir hanya dengan sebelah tangan. "Ran, fokus aja nyetirnya. Jangan main-main."

Tamara pun menggerakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Karan. Namun yang namanya Karan merupakan sosok yang keras kepala. Ia malah semakin mengggenggam erat tangan Tamara agar tautan tangan mereka tidak terlepas.

Hal itu sangat sukses membuat mata Tamara langsung melotot garang kepada Karan.

Sementara yang dipelototi hanya terkekeh pelan sembari menaikkan kecepatan mobilnya semakin tinggi.

Cup

Mata Tamara semakin melotot horor ketika Karan mencium tangannya yang berada dalam genggaman pria itu.

"Gapapa. Kamu sekarang lagi sama pembalap handal. Jadi tenang aja, Capella!"

Dengan tampang tak berdosa dan nada terkesan sangat santai yang keluar dari bibir Karan, berhasil meningkatkan keinginan Tamara untuk mencubit lengan pria itu jika saja tidak mengingat bahwa saat ini mereka sedang dalam suasana genting. "Yang namanya mati ga liat pembalab handal atau bukan Ran."

Karan's Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang