64. Sadness

1.2K 102 17
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Ran!"

"Ran!"

"Karan!"

Suara dan tepukan Dika di pundaknya berhasil membuat Karan terbangun. Napas lelaki itu terengah dengan keringat yang tampak membasahi pelipisnya.

"Capella ... Dika--"

"Adek gue baru aja dipindahin ke ruang inap. Lo kenapa? Mimpi buruk?"

"Capella ... baik-baik aja kan? Masa kritis--"

"Kondisinya udah lepas dari masa kritis. Ini makanya gue bangunin lo biar pindah tempat."

Karan tersadar jika ini sudah hari keempat ia berada di ICU. Ketika mengingat beberapa saat lalu ia sempat tertidur saat menjaga Tamara lantas membuat Karan menghela napas lega. Itu artinya kepergian Tamara hanyalah mimpi buruknya. Sungguh, Karan tidak akan sanggup jika hal tersebut terjadi.

"Tapi ...."

"Tapi kenapa?"

Rasanya baru Karan merasa lega. Namun perkataan Dika sukses memancing kekhawatirannya kembali.

"Kemungkinan Tamara kehilangan penglihatannya. Kakinya juga ... lumpuh sementara," lirihnya yang terselip kesenduan besar.

Tubuh Karan seketika menegang setelah mendengarnya. Karan yakin jika Tamara terbangun nanti, pasti gadis itu akan merasa sangat sedih.

"Kapan Capella bisa sadar?"

"Masih belum tau. Kita cuman bisa berharap secepatnya dia sadar dari koma. Oh ya, Lo mau pulang sekarang? Udah malam soalnya."

"Gue mau jagain Capella sampai dia sadar."

Dika sempat terdiam sebelum mengangguk pelan. "Kalo gitu gue titip adek gue sementara. Gue mau balik ngambil baju dan perlengkapan lain."

"Capella aman sama gue."

Setelah Dika mengantar Karan menuju ruangan dimana Tamara dirawat. Lelaki itu langsung pulang sesuai perkataannya.

Karan pun menempatkan dirinya di samping Tamara. Kesenduan bersemayam di balik retina sebiru samudera tersebut. Apalagi saat melihat berbagai alat penunjang kehidupan yang melekat pada tubuh gadis itu.

"Capella, kamu ga mau bangun?"

"Jangan lama-lama tidurnya. Aku akan selalu nunggu kamu di sini."

Karan frustasi saat tidak ada yang bisa ia lakukan sedikit pun untuk kesembuhan Tamara. Ia yang biasanya jauh dari Tuhan bahkan secara mendadak langsung sering mengunjungi tempat ibadah guna memanjatkan doa untuk kelancaran operasi Tamara.

Ya, pengaruh Tamara sangat besar untuk seorang Karan. Tamara sudah menjadi dunia lelaki itu. Dan ... Karan tidak akan sanggup jika harus hidup tanpa dunianya.

***

"Haus ...."

Dika yang sedang menjaga Tamara langsung terkesiap saat mendengar sang saudari berbicara pelan. Akhirnya, gadis itu tersadar setelah enam hari lamanya.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now