47. Tamara vs Karan

3.3K 206 19
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Woy, pelukan aja terus

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Woy, pelukan aja terus. Ga kenal tempat. Memang ya kebiasaan para bucin, bumi serasa milik berdua."

Perkataan Alex yang menguar besar sukses membuat Tamara mengurai pelukan Karan terhadapnya. Gadis itu turut membuang mukanya lantaran rasa malu yang mulai melanda.

"Herman gue, kalo gini terus 'kan jiwa jomblo gue jadi pengen beli tiket buat ngungsi ke mars!" lanjut Alex dengan meletakkan ranselnya di samping ransel Karan.

"Heran goblok! Lagian percuma, tiket ke mars udah penuh. Mending ke pluto aja lo. Biar sekalian hilang dari radar kehidupan!" balas Rangga yang sudah memegangi perutnya dan tertawa dengan puas.

Alex berdecak kesal. Lelaki itu pun memiting Rangga dengan tangannya sehingga membuat remaja lelaki itu seketika terbatuk-batuk.

"Coba bilang sekali lagi!"

"Ck, dasar bule abal-abal!" ujar Rangga setelah berhasil melepaskan lengan Alex dari lehernya.

"Lo jangan ikut-ikut Pak Agus!" sinis Alex saat mendengar panggilan khusus untuknya dari guru tua legend tersebut.

"Udah-udah, kita ke sini buat main basket. Bukan mau berbebat." lerai Raka yang berhasil membungkam kedua lelaki itu.

"Kenapa lama?" Karan bertanya seraya melirik ke arah Tamara sekilas.

"Noh si Alex, pake acara bocorin ban motor Bu Rina segala." cibir Raka dengan mata menyipit sinis.

"Biarin. Siapa suruh jadi guru ngeselin!" balas Alex yang memang sedang terlihat kesal.

"Iya kalau yang satu itu gue setuju juga sih sama Alex." timpal Rangga saat mengingat bagaimana sikap guru wanita tersebut yang memang sangat mengesalkan menurutnya. Tidak, bukan hanya menurutnya, melainkan juga menurut seluruh siswa di SMA Atlanta.

"Dimas dimana?" tanya Karan yang langsung membuat ketiga temannya terdiam sejenak.

"Biasa, sedang memperjuangkan cinta." jawab Rangga sambil terkekeh pelan.

Namun, suasana di tempat itu seketika menjadi hening saat ketiga remaja tersebut telah menyadari suasana canggung yang tercipta di antara Karan dan Tamara.

Mereka sendiri tahu, bahwa hubungan Karan dan Tamara sedang tidak baik-baik saja. Bahkan mereka ada di tempat kejadian, dan melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bagaimana keadaan saat Tamara sedang bertengkar dengan keluarganya termasuk dengan Karan.

"Gimana kalau kita ngadain taruhan?" usul Alex yang memecah suasana.

Tamara yang baru saja menggapai ranselnya lantas langsung terhenti di kala Alex membawa-bawa namanya sebagai objek pembicaraan.

Karan's Girlfriend Où les histoires vivent. Découvrez maintenant