"Dengan persetujuan lo atau engga, gue bakal buat lo jadi milik gue, Capella!" -Karan Elderic Wijaya
"Hai-- mine?" -Karan Elderic Wijaya
•••
Kisah ini menceritakan tentang Tamara yang bertemu dengan remaja lelaki bernama Karan. Sesosok pria yang nya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kasihan banget ga sih Angel? Udah bokapnya ternyata selingkuh. Eh malah punya anak juga."
"Iya. Mana anak haramnya Tamara lagi."
"Ga nyangka gue. Padahal selama ini gue pikir Tamara dari keluarga baik-baik. Eh, tapi emang identitas dia tertutup sih."
"Gue juga baru sadar nama belakang dia ada Hamishnya kan?"
"Iya. Sama kaya Angel."
Tamara berusaha keras untuk mengabaikan bisikan-bisikan yang terus menyapa pendengarannya. Gadis itu terus menerobos satu persatu siswa-siswi yang sedang berkumpul di depan mading sekolah.
"Siapa yang ngelakuin ini?" gumam pelan Tamara saat merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya kini.
Tangannya bahkan turut erkepal erat. Seakan tidak dapat lagi mengontrol semua emosi yang perlahan memuncak.
Padahal ia baru saja keluar dari ruangan bimbingan olimpiade untuk mengajari adik kelasnya. Namun saat istirahat bukannya melepas penat. Gadis itu malah disuguhkan dengan berita miring tentang dirinya.
"Jauh-jauh yuk. Dia kan pernah sakit jiwa. Mana tau kambuh lagi karna ini!"
"Shutt, ada orangnya. Tapi, pantesan sih dia ga malu sering keluar masuk BK, taunya karna sakit jiwa. Jadi ga ada malu kali ya?"
Mendengar tawa pelan yang berada di dekatnya membuat mata Tamara mulai memanas. Ia pun mulai berbalik dan menatap penuh pertentangan ke arah tiga gadis yang masih sibuk membicarakan dirinya secara terang-terangan.
"Gue, ga, gila!" tepis Tamara dengan merobek beberapa kertas yang tertempel di mading. Lalu meremukkan semua kertas-kertas tersebut menjadi tiga gumpalan dan langsung melemparkannya ke arah gerombolan gadis yang ia lihat tadi.
"Apaan sih lo? Memang ya sekalinya gila tetap gila!"
"Udah nanti gilanya kambuh lagi, hahaha."
"Ga berasa lemparan lo, crazy! Gue jadi kasihan sama Angel. Kehadiran lo ngerusak kebahagiaan keluarga dia aja."
"Miris banget hidup lo! Udah anak haram, eh--pernah gila juga lagi hahaha."
Semua yang ada di sana tertawa. Membuat Tamara semakin merasa tersudutkan. Rasanya berat ketika ia harus melihat dan mendengar berita yang tidak-tidak tentang dirinya.
"Kalian kalau ga tau diam. Dan gue juga ga gila." bantah Tamara dengan geraman yang tertahan.
"Mana ada orang gila mau ngaku!" tuding salah seorang perempuan dengan mendorong pelan bahu Tamara.
