37. Egoistisch

3K 223 38
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Jangan lupa vote terlebih dahulu. Jangan sampai ada siders di antara kita

.....

Tamara termenung di tengah keberisikan yang dibuat oleh tetesan air hujan. Gadis itu terus kepikiran dengan cerita Nara tadi pagi yang mengatakan selama pertandingan, Karan terlihat selalu kehilangan fokusnya.

"Untung dia masih bisa ngehandle semuanya. Jadi sekolah kita menang yeayyy...."

"By the way, lo tau Ta? Penyebab Karan kaya gitu?"

Begitulah untaian nada yang terus berputar di benak Tamara. Ia terus melamun sampai sebuah petir besar datang, dan memecah semua lamunannya.

Jederr...jederr

Suara petir terdengar semakin menggelegar seolah sedang bersahutan dan bersaing menjadi siapa yang paling kuat. Ditambah lagi, tetesan hujan seolah menambah kecepatan tempo jatuhnya sehingga membuat siswa-siswi yang menunggu redanya hujan serentak mendesah kecewa.

Nara melirik hujan yang semakin deras seakan tidak menunjukkan tanda ingin berhenti.

"Yah hujannya makin lebat Ta!" gumam gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah gerbang sekolah berharap jemputannya segera datang.

Tidak mendapat sahutan dari sang sahabat membuat Nara menolehkan kepalanya ke samping. Berusaha memastikan kondisi Tamara. "Eh Ta, kok lo makin pucat! Lo serius gapapa?"

"Iya gue sehat kok, karna dingin kali!" kilah Tamara berusaha tersenyum. Padahal sebenarnya kepala gadis itu terasa sedikit pusing dengan perut yang juga terasa perih.

"Ugh nanti lo sekalian nginep di rumah gue aja deh Ta! Biar Bunda bisa ngobatin lo."

"Kalau lo di rumah sendiri, siapa coba yang mau ngurusin nanti!" ujar Nara dengan meletakkan tangannya di kening Tamara yang terasa hangat.

"Gausah Nar, lo anterin gue pulang aja udah berarti banget. Lagian kan ada Bi Santi!" ucap Tamara berusaha menenangkan Nara yang tampak cemas.

"Tapi lo udah dari tadi pucat Ta! Masa iya gara-gara dingin!" ucap Nara lebih teliti lagi dalam melihat wajah Tamara yang memang kian memucat.

"Udah...gue baik-baik aja, paling cuman kecapean gara begadang!" ucap Tamara berusaha menenangkan Nara yang mulai mengomel.

"Huft... besok lo ga boleh begadang lagi pokok---"

Ucapan Nara terhenti saat melihat kehadiran Karan yang kini berada di belakang Tamara.

"Ikut aku!" lirih pria itu dengan menggenggam tangan gadisnya perlahan.

"Ka-Karan."

Tamara tentu terkejut. Pria yang sedari tadi ada di pikirannya kini berada nyata di sebelahnya. Dan lagi...apakah Karan sudah tidak marah kepadanya?

"Biar gue yang anterin!" ucap Karan kepada Nara.

Tanpa menunggu jawaban dari Nara, Karan segera menarik Tamara untuk berjalan menuju mobilnya yang berada di parkiran sekolah. Setelah sampai, Karan pun membukakan pintu mobilnya untuk Tamara.

"Masuk!" ucapnya ketika Tamara tidak kunjung masuk.

Tamara melirik Karan sekilas sebelum masuk ke dalam. Melihat gadisnya yang sudah masuk, Karan pun menutup pintu mobilnya kembali dan segera menyusul Tamara untuk masuk.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now