12. +2 day in hospital

6.2K 449 538
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"𝚂𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊𝚒 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚙𝚞𝚑𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊. 𝙰𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒, 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚖𝚎𝚠𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚌𝚊𝚛𝚊 𝙼𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚜𝚎𝚛𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚒𝚗𝚢𝚊."

-𝙰𝚌𝚊𝚙𝚎𝚕𝚕𝚊 𝚃𝚊𝚖𝚊𝚛𝚊 𝙷𝚊𝚖𝚒𝚜𝚑

•••

Tamara POV

20:00 WIB

Kesadaranku perlahan mulai kembali saat sayup-sayup suara obrolan masuk terdengar ke indra pendengaranku.

"Gimana keadaan Capella--, maksud Gue Tamara?"

"Mulai membaik, cuman kata dokter Dia harus dirawat beberapa hari buat liat perkembangannya!"

"Huft syukurlah, makasih udah jagain adek Gue,"

"Ga perlu makasih, Tamara udah Gue anggap kaya sahabat plus adek Gue sendiri kok!"

Aku dapat mendengar samar-samar percakapan antara Nara dan-- kurasa itu suara abangku. Aku membuka mataku perlahan,

Kabur

Aku kembali mengerjapkan sekaligus mengusap mataku beberapa kali sehingga pandanganku dapat kembali jernih dan normal.

"Oh iya, pelakunya udah di tanganin atau belum?"

"Udah aman sama Ka--"

Aku menatap abangku yang sedang berbincang bersama dengan Nara tersebut. "Abang? Kok Abang baru datang sih?!" tanyaku seraya merentangkan kedua tanganku ingin dipeluk olehnya.

Puk

Bang Dika memelukku erat sembari mengelus punggungku dengan pelan. "Maaf abang gabisa jagain Kamu dek, abang merasa sangat kecolongan entah untuk yang keberapa kalinya..."

"Maaf..."

"Karna Abang udah sangat-sangat ga becus dalam jagain Kamu," dapat Kurasakan dekapan Bang Dika semakin mengerat.

"Udah, abang ga salah kok. Jadi abang gaperlu minta maaf!"

Bang Dika pun melepaskan pelukannya teehadapku, "Ga! Abang udah salah pokoknya!" kekeuh Bang Dika yang kemudian beralih memegang pundakku dan menatapku dengan intens.

"Padahal Kamu jelek + dekil gini, kok malah ada yang naksir sih? Sampai terobsesi lagi, gila ga tuh orang?!" ucapan Bang Dika tersebut mampu menyulut sedikit rasa emosiku.

'Meremehkan nih bujang lapuk!'

Bugh

Satu pukulan pelan aku layangkan pada wajah jeleknya tersebut. "Heh! Adek Lo cantik gini masa dibilang jelek!" balasku dengan sedikit mengerucutkan bibirku kesal.

"Pelan amat mukulnya? Biasanya juga udah kaya hulk hahaha..." ledekan dari Bang Dika yang diakhiri dengan dirinya yang terkekeh pelan.

Ya, Bang Dika memang tertawa, tapi Aku tau itu merupakan sebuah pengalihan dari rasa sedihnya. Mulut bisa berbohong, tetapi raut wajah dan tingkah lakunya tidak akan pernah bisa membohongiku.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now