29. Fakta Tak Terduga

4.3K 262 19
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Dan....perut lo? H-hamil?"

...

Wanita di hadapan Tamara masih terdiam membeku.

Tak kunjung mendapat jawaban, membuat Tamara lantas mengambil ancang-ancang hendak masuk ke dalam melewati wanita yang tidak diketahui namanya itu.

"Bang! Bang Dika!" teriak Tamara ketika telah berhasil masuk ke dalam.

"Bang! Lo dimana?" sentaknya tak sabaran.

"Dika lagi tidur di kamarnya," sahut suara seorang wanita dari belakang Tamara.

Tamara membalikkan badannya. Perlahan ia memicingkan kedua matanya tajam, seakan melayangkan tatapan permusuhan miliknya. Tanpa mau membalas ucapan wanita tersebut, Tamara lebih memilih berjalan dengan cepat menuju kamar Abangnya.

Ceklek

"Bang! Bangun!" sentaknya saat telah sampai di samping ranjang tempat Dika tertidur.

Tak mendapat balasan membuat Tamara menarik selimut yang menutupi tubuh sang Kakak dan menariknya dengan kasar.

"BANGUN LO!" bentak gadis itu dengan netra yang meredup menggambarkan sejuta rasa kekecewaan. Bentakannya terdengar bergetar akibat berusaha menahan kekecewaan yang telah membuncah.

Dika terkesiap. Pria itu terbangun dengan mata yang membola sempurna. Dadanya berdegup kencang melihat raut amarah milik sang Adik yang tercetak dengan jelas.

Tamara menunjuk gadis di sebelahnya penuh tuntutan. "Jelasin siapa dia!" ucapnya dengan suara sedikit serak.

'Sial! Gue lupa Tamara di sini,' batin Dika dengan mengusap wajahnya wajahnya frustasi.

"JELASIN BR*NGS*EK!" bentakan Tamara tak lagi dapat terelakkan. Bahkan air matanya telah keluar dan jatuh bebas membasahi kedua pipinya.

"Tamara, ucapan kamu!" peringat Dika dengan mata yang memicing tajam.

Gadis itu mengabaikan peringatan dari Dika. Ia pun mengusap kedua pipinya yang telah dirembesi oleh air mata, "Kenapa?! Abang pikir aku bisa berpikir jernih kalau keadaannya kaya gini heh? Sekarang cepat jelasin!"

"Dia!" ucap Tamara dengan menunjuk perempuan di sebelahnya.

"Ga hamil anak Abang kan?" lanjutnya bertanya.

Dika terdiam sejenak. "Dia memang hamil anak gue," lirihnya dengan menunduk lantaran tak sanggup  melihat sorot penuh kecewa milik sang Adik.

Tamara menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, "Abang ga bohongkan? I-ini bukan hari ulang tahun aku. Bukan bulan April juga. Abang bohong, iyakan?"

Tamara berucap seakan tak terima dengan fakta yang baru saja ia ketahui. Air matanya semakin mengalir deras saat mendapati Dika yang hanya terdiam tanpa ada gelagat hendak menjawab semua perkataannya.

Karan's Girlfriend Où les histoires vivent. Découvrez maintenant