60. Menegakkan Keadilan

1.9K 156 184
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Kenapa Anda ke sini? Pergi!" Tamara merasa emosional ketika melihat kehadiran sang ayah di ruangan mamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa Anda ke sini? Pergi!" Tamara merasa emosional ketika melihat kehadiran sang ayah di ruangan mamanya. Gadis itu pun tergerak menyusul masuk dan menghampiri kedua orang tuanya.

"Kehadiran Anda tidak diharapkan di sini," ucap Tamara dengan menunjuk pintu keluar. "Tolong pergi dari sini,"

"Sebentar, izinkan Ayah bicara sebentar dengan Mama kamu."

Tamara yang awalnya hendak protes tidak terima langsung terdiam ketika melihat kode dari Amara.

"Baik. Lima menit, ga lebih." Tamara mengalihkan pandangannya dari Hamish. Ia seolah tidak mau menetap lebih lama lagi pada retina hitam yang sangat mirip dengan miliknya tersebut.

Tamara keluar. Seolah memberikan ruang kepada kedua orang tuanya untuk saling berbicara. Satu jam lamanya Tamara menunggu, sang ayah akhirnya keluar dan berjalan menghampirinya.

"Kenapa?"

"Ayah mau minta sesuatu sama kamu,"

Tamara menaikkan sebelah alisnya. Seolah membiarkan Hamish mengutarakan keinginannya.

"Tolong kamu jauhi Karan, dia ga baik untuk kamu."

Tamara terdiam. Netranya dapat menangkap keraguan di retina hitam legam tersebut. "Kenapa? Kenapa setelah sekian lama Anda ga peduli sama Mama dan saya ...."

"Sekarang Anda datang lagi cuman demi nyakitin Mama dan menyampaikan hal ini?" sarkas Tamara dengan menahan rasa sesak di dalam dadanya.

"Ayah peduli sama kamu Capella. Ayah sayang sama kamu."

"Kalau Anda sayang sama saya. Seumur hidup saya berada di dunia ini, ga akan mungkin saya merasa semenderita ini Tuan Hamish!"

Hamish mengusap wajahnya frustasi. Sungguh pria paruh baya itu tidak tahu lagi bagaimana caranya menyatukan keluarga kecilnya yang sudah hancur di tangannya sendiri.

Namun teringat akan permintaan Angel kepadanya, membuat pria itu kembali menatap Tamara dengan pandangan ragu. "Kamu boleh benci dengan Ayah. Tapi, Ayah mohon sekali ini saja turuti permintaan Ayah. Karan ga baik buat kamu,"

"Angel suka dengan Karan. Ayah ga mau kalian sampai bermasalah lagi hanya karena memperebutkan satu pria yang sama."

Tamara tertawa sinis ketika menangkap maksud dari ayahnya. Ternyata sampai saat ini, lelaki paruh baya itu tidak pernah sedikit pun berada di pihaknya.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now