30. Bad Day

4.1K 242 8
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

-Pukul 05:40-

Seorang gadis telah siap dengan seragam dan tas yang tersandang di bahunya. Ia melirik penampilannya sendiri di cermin yang berada tak jauh dari ranjang.

"Not bad," ucap gadis tersebut saat telah berhasil menutupi mata sembabnya.

"Kamu mau pergi sekolah?" suara seorang perempuan yang baru saja terbangun dari tidurnya itu berhasil mengalihkan perhatian dari sang gadis.

Tamara menaruh atensi pada ranjang dimana tempat Lova berada. Ia pun menganggukkan kepalanya cepat untuk menjawab pertanyaan dari Lova.

Jujur, Tamara merasa kasihan dengan Lova. Disaat seusianya akan pergi sekolah dan bersenang-senang, gadis itu malah harus homeschooling dan terkurung dari dunia luar.

"Aku boleh minta sesuatu?" tanya Lova dengan menatap ke arahnya penuh binar. Wanita itu bahkan menyibak selimutnya dan mulai berjalan turun dari ranjang untuk menghampirinya.

Kini Lova telah berada tepat di hadapan Tamara yang sedang menautkan kedua alis, seolah bertanya apa keinginannya.

"B-boleh ga, aku ikat dua rambut kamu?" tanya Lova dengan menunjuk rambut panjang Tamara yang tergerai.

Tamara yang mendengarnya tentu merasa sedikit asing. Ada apa dengan Lova? Apakah ini salah satu dampak hormon kehamilannya?

Tapi...melihat tatapan penuh harap milik Lova membuat Tamara jadi tidak tega ketika melihatnya. Akhirnya gadis itu memilih mengangguk pelan pertanda mengizinkan, "Iya boleh."

Mendapat persetujuan dari Tamara membuat Lova langsung tersenyum senang. Ia membuka laci meja rias dan mengambil dua buah karet rambut berwarna hitam dari dalam sana.

"Sini," pinta Lova sembari memegang sandaran kursi di depan meja rias agar Tamara duduk di sana.

Saat Tamara telah terduduk, Lova mulai menyisir perlahan rambut gadis itu dan mulai mengikatnya menjadi dua bagian. Satu di kanan dan satu lagi di kiri.

Setelah siap. Tamara hanya dapat menghela napas saat melihat penampilannya sendiri di cermin. Sungguh ia terlihat seperti gadis childish jika seperti ini.

"Ini boleh aku lepas?" tanya Tamara lantaran terlalu merasa aneh dengan penampilannya sendiri.

Belum mendapat jawaban. Ia malah disuguhkan dengan wajah Lova yang tampak memelas dan bersedih.

"O-oke, ga jadi lepas." putus Tamara yang disebabkan rasa tidak teganya lebih besar daripada rasa keanehannya.

Mendengarnya seketika membuat wajah Lova yang bersedih langsung terganti dengan raut bahagia disertai dengan senyuman manisnya yang mebgembang.

"Kamu lucu," puji Lova dengan tatapan penuh binarnya.

Tamara hanya bisa menghela napasnya pasrah. Ternyata....susah juga menolak keinginan seorang wanita yang tengah hamil.

"Aku pergi sekolah dulu. Jangan bangunin Bang Dika. Nanti pas pulang aku bakal balik lagi buat siapin barang-barang pindahan,"

Lova mengangguk untuk menanggapi, "Aman, yang penting kuncirnya jangan dilepas ya."

"Iya,"

Setelah berucap demikian. Tamara langsung beranjak pergi keluar dan menemui ojek pesanannya.

Di dalam hati, ia terus dilanda kegalauan mengenai penampilannya. Jika begini, image badgirl dan bar-bar yang melekat padanya pasti akan ternodai.

Karan's Girlfriend Where stories live. Discover now