49. Rangkulan Asa Tanpa Jeda

2.4K 231 290
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Ramaikan part kali ini dengan vote atau pun komenan kalian 🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ramaikan part kali ini dengan vote atau pun komenan kalian 🔥

Putar lagu galau kalian. Malming ini mari kita mengsad bersama  🥀

***

Tamara memejamkan mata, di saat semilir angin menerpa halus wajahnya. Sebenarnya gadis itu resah, namun ia sendiri pun tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Tidak terasa, kini Tamara telah sampai di depan gerbang rumahnya dengan Karan yang mengantarkan. Tamara pun bangkit, lalu turun dengan bertumpu pada pundak Karan.

"Sekali lagi, aku minta maaf, Capella. Besok pagi aku jemput lagi ya?"

"Hm," Tamara mengangguk sembari melepaskan pengait helm yang ia kenakan. Setelah selesai, tangan gadis itu segera terulur untuk memberikan helmnya kepada Karan.

"Ini, hati-hati di jalan!"

Karan mulai mengukir sebuah senyuman tipis. Setelah kejadian di lapangan basket sore tadi, setidaknya Tamara sudah mau untuk berbicara dengannya kembali.

"Aku pulang," Karan menyempatkan tangannya untuk mengelus surai hitam milik Tamara secara perlahan.

Lagi dan lagi, senyuman pria itu kembali mengembang dikala Tamara tidak menolak dirinya seperti beberapa hari yang lalu.

Tamara sempat melirik ke arah pria itu sekilas sebelum akhirnya ia mulai memasuki gerbang rumahnya setelah kepergian pria itu.

"Dek, ayo bicara!"

Langkah Tamara seketika terhenti, di saat tubuh Dika berdiri dan menghadang pergerakannya tepat empat langkah setelah ia memasuki pintu utama rumahnya.

"Ga ada yang mau dibicarakan!"

Tamara jengah, gadis itu pun menggeser tubuhnya ke kanan, berusaha menerobos jalan dengan menabrak bahu abangnya tersebut. Namun sayang, pergelangan tangannya telah di cekal terlebih dahulu oleh Dika.

"Jangan keras kepala, Tamara."

"Lepasin!" Dika terus mencengkram pergelangan tangan Tamara dengan kuat.

Waktu terus berlalu. Tamara yang lelah memberontak pun mulai berhenti. Netra gadis itu menyoroti Dika tajam, seakan masih menyimpan beribu kekesalan.

"Minggir,"

"KAMU BISA GA SIH DENGERIN ABANG? Tolong, abang lelah ngehadapi tingkah kamu yang kaya gini! Jangan keras kepala, Tamara!"

Tamara seketika tersentak. Kelopak mata gadis itu langsung memejam dikala suara bentakan Dika menggema tepat di depan wajahnya.

Karan's Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang