9

41.5K 5.2K 254
                                    

Lino menatap tempat balapan yang akan dilakukan oleh Geng Bloody Night, tetapi sebelumnya mereka mengenakan masker juga topi untuk menutup identitas. Ia hanya berdiri di barisan penonton dengan tenang tanpa minat saat melihat motor-motor yang mengegas starter mereka hingga menimbulkan suara ribut. Satu kata yang dapat ia katakan adalah alay karena seumur hidupnya saat di dunianya akan langsung mulai alias tidak caper!

"Mereka caper ya, bun!" seru Lino dengan tertawa kecil.

"Iya, Bun! Ngebut-ngebutan nanti malah ketabrak lalu isdet ya, Bun!" sahut Adya dengan bersedekap dada.

Lino tertegun dengan menatap Adya seketika teringat kejadian saat dirinya mengalami kecelakaan. Ia meringis ngeri ketika memikirkan bagaimana nasib tubuhnya, apakah masih utuh atau tersebar.

"Kenapa diam lagi, No?" tanya Adya dengan mengangkat alisnya.

"Nggak papa, lihat mereka bukan gue!" seru Lino dengan mendengus kesal entah kenapa saat membahas kecelakaan dirinya langsung tidak mood.

Saat mengalihkan atensinya ke tempat balapan motor ia melotot tajam karena yang menjadi penantang balapan itu ternyata Geng Black Wolf. Ia melihat Arsen yang menggunakan pakaian serba hitam juga masker hitam. Ia tetap mengenali arsen karena memiliki pesona protagonis pria yang tidak akan bisa dimiliki oleh orang lain. Lalu dari gaya rambut juga tatapan matanya pun dia akan segera mengenalnya walaupun sekarang tatapan mata itu sangat tajam juga beringas.

Di sisi lain Geng Black Wolf tampak bersiap-siap untuk balapan terutama Arsen yang akan menjadi pemain utama kali ini. Arsen tampak memeriksa motornya untuk menghindari yang namanya sabotase. Arsen sibuk memeriksa motornya bahkan rambutnya kini bertebangan karena tiupan angin malam.

"Ketua Black Wolf apakah lo siapa mengalami kekalahan?"

"Jangan mimpi! Lo sering kalah aja belagu!" sembur Ravy dengan mencengkeram kaos lawan mereka.

Arsen menarik tubuh Ravy dari tatapan matanya mengisyaratkan untuk bersikap tenang dan jangan gegabah dalam bertindak. Ia menatap datar orang yang selalu mencari masalah dengan geng mereka.

"Kita lihat aja nanti," ucap Arsen dengan tenang.

Arsen duduk di atas motornya lalu mengendarainya hingga berada di star tempat balapan. Ia menatap lurus untuk fokus ke jalan bukan untuk kalah atau menang. Menurutnya agar menjadi pemenang sesungguhnya yang harus dilakukan adalah dengan menikmatinya jika menang melawan musuh itu adalah bonus.

"3! 2! 1! Go!"

Arsen mengendarai dengan kecepatan sedang juga melewati tikungan dengan mudah rasanya cukup menikmati. Saat melihat garis finish dia menyeringai tapi dibelakangnya ada motor yang mengejarnya dengan kecepatan tinggi, tidak ingin kalah ia segera menancap gas dengan kecepatan tinggi.

Saat hampir sampai di garis finish musuhnya menendang motornya sehingga membuat motornya oleng. ia segera melompat dari motornya naas nasibnya sedikit sial hingga tangannya mengenai pembatas jalan.

***

Lino yang melihat kejadian secara langsung seketika menjadi emosi karena melihat Arsen terluka. Ia tidak mengerti pikiran dan hatinya terus memberontak, pikirannya melarangnya untuk jangan ikut campur tapi hatinya berkata untuk menolong mereka juga memukul orang yang sudah mencelakai Arsen.

"Woy! Apa-apaan Lo?!" murka Ravy dengan mendorong tubuh musuhnya.

"Nanti dulu marahnya sekarang bantu Arsen jalan," tegur Ziel dengan menarik tubuh Ravy agar berhenti.

"Nggak perlu kaki gue masih normal," ketus Arsen dengan muka dingin.

"Hahaha! Gimana rasanya kalah?"

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now